Pulau Kapotar, Surganya Lumbung Pangan Warga Kampung Mambor Nabire

Konten Media Partner
19 Juni 2021 12:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ucapan selamat datang di Kampung Mambor Nabire yang dikelilingi oleh pantai yang sangat indah. (Dok Hari Suroto)
zoom-in-whitePerbesar
Ucapan selamat datang di Kampung Mambor Nabire yang dikelilingi oleh pantai yang sangat indah. (Dok Hari Suroto)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Pulau Kapotar berpasir putih, perairannya kaya biota laut berbagai jenis, daratannya ditumbuhi pohon kelapa, pisang, sukun, sagu, pinang, melinjo, nanas, matoa, langsat, durian dan tanaman umbi-umbian.
ADVERTISEMENT
Pulau Kapotar merupakan wilayah Kampung Mambor, Distrik Kepulauan Moora, Kabupaten Nabire, Papua.
Pulau Kapotar oleh warga Mambor dijadikan sebagai pulau lumbung pangan. Perairannya tempat mencari hasil laut, sementara daratannya sebagai tempat berkebun, berburu tikus tanah dan burung maleo dan mengambil hasil hutan lainnya.
Warga Mambor sendiri tinggal di Pulau Mambor di sebelah selatan Pulau Kapotar.
Ada ungkapan di Pulau Mambor, "Ikan belum mati satu jam sudah dimakan." Begitulah, karena ikan yang dimaksud masih segar. Hasil tangkapan warga pun selektif, hanya ikan berukuran besar atau ukuran konsumsi (hasil memancing atau balobe -menangkap ikan pada malam hari saat air surut). Sedangkan ikan kecil dilepas, dibiarkan dan tidak diambil.
Hasil tangkapan saat itu juga dibersihkan di pantai. Lalu, ikan dibawa pulang ke rumah dan langsung dimasak dengan cara digoreng, dibakar atau dimasak kuah kuning.
ADVERTISEMENT

Racikan Bumbu Sederhana

Racikan sederhana masakan di Kampung Mambor Nabire. (Dok Hari Suroto)
Warag Mambor biasa memasak ikan dengan racikan bumbu yang sederhana, yaitu dengan perasan jeruk dan garam.
Sedangkan ikan kuah kuning, ditambah kunyit sebagai penyedap dan pewarna, disajikan bersama papeda. Papeda dibuat dari pati sagu, ditambah perasan jeruk nipis secukupnya, kemudian disiram dengan air panas.
Berbeda dengan masakan ikan di kota. Ikan dipastikan sudah mati berhari-hari dan disimpan dalam kulkas, pastinya tidak segar lagi dan tentu rasanya sudah beda.
Kuliner di Pulau Mambor sangat khas, berasal dari kebun di sekitar dan sangat segar. Hasil kebun hanya dipanen saat akan dimasak, diambil secukupnya saja, dipetik untuk dimasak.
Tanaman di Pulau Pulau Kapotar dibiarkan begitu saja, tapi tumbuh subur. Termasuk sayur, buah-buahan dan umbi-umbian juga masih segar, dimasak menggunakan kayu bakar.
ADVERTISEMENT

Kuliner Kampung Mambor

Gurita yang dimasak dengan bumbu sederhana. (Dok Hari Suroto)
Ada berbagai cara unik dalam memasak biota laut khas Kampung Mambor. Misalnya saat memasak gurita atau cumi-cumi. Sewaktu dibersihkan, dipukul-pukul di pasir pantai menggunakan pelepah pisang. Dijamin saat dimasak, gurita atau cumi-cumi tidak alot.
Gurita atau cumi-cumi dimasak dalam bambu. Bambu kemudian dipanaskan di bara api.
Kuliner khas dari Pulau Mambor yaitu pisang dan keladi masak santan.
Cara memasak pisang dan keladi yaitu pisang tanduk dan keladi direbus menggunakan santan kelapa dengan bumbu garam, direbus sampai air santan habis. Rasanya sangat gurih.
Menu ini disajikan dengan tumisan daun pepaya. Walaupun berbahan daun pepaya, namun dijamin tidak pahit.
Pantai yang bersih di Kampung Mambor Nabire. (Dok Hari Suroto)
Cara memasak daun pepaya supaya tidak pahit resep khas mama-mama di Kampung Mambor yaitu sewaktu menumis, bawang putih dan bawang merah dimasukan dalam minyak kelapa yang sudah panas. Kemudian sayur daun pepaya dimasukan, tanpa ditambah garam.
ADVERTISEMENT
Minyak kelapa sudah menjadi bumbu tumisan dengan aroma yang harum dan berasa gurih, walaupun tanpa garam. Ternyata garamlah yang membuat sayur pepaya jadi pahit.
Resep lainnya agar daun pepaya tidak pahit, daun pepaya ditumis bersama daun melinjo, daun gedi, pucuk tanaman labu, daun katuk dan jamur sagu, dimasak tanpa garam, hanya memakai minyak kelapa saja. Menumisnya menggunakan minyak kelapa buatan sendiri.
Gurita yang dimasak dengan bumbu sederhana. Sebelum dimasak, gurita dipukul-pukul di pasir, agar saat dimasak dagingnya tak alot. (Dok Hari Suroto)
Kuliner lainnya adalah kerang laut yang direbus. Olahan kerang lainnya yaitu dimasak dalam bambu. Kerang dipecah, diambil dagingnya, kemudian daging kerang dimasukan dalam bambu, dan dipanaskan dalam bara api.
Bahkan ada kerang instan, yaitu sejenis kerang yang hanya didapatkan di telaga air asin di tengah Pulau Kapotar, kerang disiram air panas, dibiarkan sebentar, langsung dimakan, rasanya sangat manis, tidak amis. Bagi warga Mambor, kerang instan dijadikan sebagai makanan selingan sambil menunggu ikan yang digoreng masak.
ADVERTISEMENT
Kuliner unik lainnya yaitu pisang tongkat langit yang dibakar, dimakan dengan kelapa tua mentah, tanpa diparut, kelapa tua langsung dimakan. Rasanya pisang yang manis dan gurihnya kelapa tua. Keladi bakar juga dimakan langsung dengan kelapa tua.
Pantai yang bersih di Kampung Mambor Nabire. (Dok Hari Suroto)
Kuliner lainnya yaitu tepung sagu kering dicampur dengan ulat sagu, dibungkus daun sagu kemudian dipanaskan di bara api. Lemak ulat sagu akan meresap dalam tepung sagu, menjadikan rasa khas yang gurih, walaupun tanpa bumbu apa-apa.
Resep alami ini, membuat orang Mambor berumur panjang, pada usia 60 tahun, mereka masih kuat berkebun dan melaut. Manusia tertua di Kampung Mambor berumur 93 tahun bernama Endemina Singgamui yang masih mampu membaca Alkitab tanpa kacamata.