Konten Media Partner

Rumah Rayap Musamus, Keajaiban Alam di Merauke

31 Desember 2020 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah rayap tanah di Merauke atau dalam bahasa setempat biasa disebut Musamus. (Dok Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah rayap tanah di Merauke atau dalam bahasa setempat biasa disebut Musamus. (Dok Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Rumah rayap di Merauke dikenal dalam bahasa setempat dengan sebutan Musamus.
ADVERTISEMENT
Rayap tanah di Merauke memiliki nama lainnya Nasutitermes Triodiae adalah sejenis rayap tanah yang buta. Pada dataran Papua atau Papua Nugini, rayap jenis ini hanya ditemui di Merauke.
Walau rayap ini buta, tetapi memiliki keahlian membangun sarang dengan sistem ventilasi yang baik, serta memiliki ruangan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Rumah rayap yang dibangun sepintas mirip Candi Prambanan, berada di permukaan tanah, tinggi rumah rayap dapat mencapai 5 meter dan mampu bertahan hingga puluhan tahun.
Rumah rayap berdiri kokoh, berbentuk mengerucut pada bagian atasnya dan membesar pada bagian bawahnya, dengan bagian bawah membulat dan ditopang oleh tiang-tiang penyangga yang menyerupai lembaran atau bentuk sisi luar dari buah belimbing yang melekat kuat pada bangunan utama.
ADVERTISEMENT
Material rumah rayap yaitu pasir kuarsa, tanah liat, dan lumpur. Sebagai perekat yaitu kotoran dan air liur rayap.
Rumah rayap ini hanya ditemukan di daerah vegetasi Eucalyptus dan hutan dataran rendah Merauke.
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebutkan rumah rayap tanah dalam bahasa Suku Marind Anim disebut dengan Bomi, namun di Merauke lebih populer disebut Musamus, sehingga dijadikan sebagai logo Universitas Musamus.

Rayap Tanah Merauke

Rumah rayap tanah di Merauke atau dalam bahasa setempat biasa disebut Musamus. (Dok Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
Rayap tanah jenis ini hanya ditemukan di Merauke dan Australia bagian utara. Hal ini sebagai salah satu bukti bahwa Papua dan Australia pada masa Pleistosen pernah menjadi satu daratan.
Kabupaten Merauke berada di perbatasan paling timur Indonesia, sekaligus berbatasan dengan Australia.
Rayap jenis ini berukuran 5 mm, hidup berkelompok dipimpin oleh seekor ratu rayap, memakan tumbuhan. Rayap mengandalkan bakteri simbiosis dari protozoa untuk membantu rayap dalam mencerna selulosa tumbuhan yang menjadi makanannya.
ADVERTISEMENT
Rayap ini memiliki kebiasaan yang unik, selalu memberikan makanan bercampur mikro organisme ke rayap lainnya, hal ini dikenal sebagai proses proctodeal trophallaxis.
"Dalam prosesnya, rayap mengeluarkan kotoran bercampur mikroba lewat anusnya dan rayap di belakangnya akan memakan kotoran tersebut," ujarnya.
Merauke adalah dataran rendah yang sangat sulit untuk mendapatkan batu, sehingga oleh Suku Marind Anim, bongkahan rumah rayap, dijadikan sebagai media dalam tradisi memasak bakar batu.
Caranya bongkahan rumah rayap (bomi) dibakar dengan kayu, setelah merah membara, bongkahan bomi disusun di permukaan tanah.
Biasanya, semua jenis makanan, baik itu tepung sagu, daging kangguru, daging rusa yang telah dibungkus dengan daun pisang, ditaruh di atas bakaran bomi.
Cara memasaknya, seluruh bahan makanan yang akan diolah ditaruh dia atas bomi panas dan ditutup rapat dengan kulit kayu bus, hingga tidak boleh ada celah atau asap keluar. Setelah 30 hingga 45 menit, kemudian dibuka atau dibongkar, makanan siap dinikmati bersama.
ADVERTISEMENT