Sasi, Tradisi Warga Misool Raja Ampat Lindungi Biota Laut

Konten Media Partner
14 Juni 2021 13:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan jinak yang mudah ditemui di perairan Raja Ampat yang dapat langsug dilihat dengan mata telanjang. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan jinak yang mudah ditemui di perairan Raja Ampat yang dapat langsug dilihat dengan mata telanjang. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Masyarakat Misool, Raja Ampat di Provinsi Papua Barat memiliki tradisi sasi atau sistem asli untuk menjaga laut.
ADVERTISEMENT
Tradisi sasi diwariskan secara turun temurun dan menjadi kearifan lokal bagi masyarakat setempat.
Tradisi sasi berupa larangan mengambil biota laut, yang ditetapkan secara musyawarah oleh tokoh masyarakat, adat dan agama.
Sasi ibaratnya tabungan untuk ketahanan pangan, jeda mengambil, lantas mengambil pada suatu waktu yang ditentukan.
Sasi sebagai upaya memberi kesempatan pada biota laut tertentu untuk berkembang di kawasan perairan dan kurun waktu tertentu.
Pembukaan dan penutupan sasi disepakati secara musyawarah bersama.
Wilayah yang disasi berarti berlaku larangan mengambil biota laut seperti lola (Trochus niloticus), lobster (Panulirus sp), batu laga (Turbo marmoratus), dan teripang.
"Tetapi masyarakat masih bisa memancing ikan. Ikan diperbolehkan dipancing, karena ikan mampu bergerak lintas wilayah, sehingga tidak disasi. Biasanya, jenis biota laut yang disasi memiliki nilai ekonomi yang tinggi," kata Hari Suroto, peneliti Balai Arkeologi Papua, Senin (14/6).
ADVERTISEMENT
Sasi diterapkan agar warga tak sembarangan mengambil biota laut, untuk mencegah kepunahan.

Ritual Adat

Perahu tradisional masyarakat digunakan untuk memancing. Foto: Aditya Nugroho
Upacara adat, seperti sajian sirih pinang atau samson, mengawali prosesi sasi, yang biasanya berjangka enam bulan dengan mempertimbangkan musim angin selatan dan musim angin barat.
Selama musim angin selatan yang bermula pada Mei sampai Oktober, sasi ditutup. Dan selama ini pula, nelayan tidak bisa mencari biota laut karena angin dan ombak sehingga sasi ditutup.
Sebaliknya, saat musim barat, sasi kembali dibuka karena laut kembali teduh. Nelayan bisa mengambil biota laut yang disasi mulai November hingga April.
"Tradisi sasi membuat masyarakat Misool memiliki koneksi dengan laut. Masyarakat Misool secara turun temurun menjaga kelestarian alam untuk generasi penerus," katanya.
ADVERTISEMENT
Tradisi sasi juga membuka kesempatan bagi kegiatan pariwisata yang melindungi laut.