Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Minuman keras (miras) di Papua sumbang angka kriminalitas tinggi di Bumi Cenderawasih. Itu sebabnya, Peraturan Presiden (Perpres) 10 tahun 2021, tentang Investasi Miras ditolak di Papua.
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah anda, kapan miras mulai ada di Papua?
Peter Bellwood dari Australian National University dalam buku Man Conquest of the Pacific: The Prehistory of South East Asia and Oceania (1978) menyebut orang berbahasa Austronesia dari Asia yang datang di pesisir Papua sekitar 3000 tahun yang lalu, merekalah yang mengenalkan minuman beralkohol dan pengetahuan membuat minuman beralkohol hasil sadapan pohon aren, nipah atau kelapa.
Arkeolog dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebutkan secara tradisional, suku Mey Brat di Ayamaru, Papua Barat memiliki kebiasaan minum arak atau dalam bahasa setempat disebut dengan ara dju.
Arak diminum suku Mey Brat pada pesta atau pertemuan atau dengan tamu. Cairan ini disadap dari pohon aren. Di daerah utara Danau Ayamaru, arak disebut djy atau tuwoq, berasal dari istilah Melayu tuwak.
ADVERTISEMENT
Ada juga Suku Tehit di Teminabuan, Sorong yang menyebut miras lokal dengan Sagero sebagai minuman persaudaraan. Oleh Suku Tehit, Sagero disadap dari pohon aren.
Sementara Suku Sentani di Waena, Jayapura, minuman tuak atau Sagero disadap dari pohon kelapa.
“Lain halnya di Nabire, miras lokal dibuat dari nira nipah, minuman ini dikenal dengan bobo,” kata Hari, Rabu 3 Maret 2021.
Miras dari nira aren, kelapa atau nipah ini di Papua dikenal sebagai milo atau miras lokal. Sedangkan oplosannya disebut boplas atau minuman botol plastik.
Dalam sejarahnya, minuman keras modern di Papua diperkenalkan oleh pasukan Amerika, Belanda dan Australia pada Perang Pasifik pada 1944. Jayapura atau Hollandia saat itu oleh Amerika dijadikan sebagai Basis G, markas militer komando untuk wilayah Pasifik Barat Daya yang dilengkapi dengan sembilan galangan kapal, fasilitas militer, rumah sakit, gudang, toko dan tentu saja tempat hiburan.
ADVERTISEMENT