Situs Magalitik Tutari di Doyo Jayapura Ikuti Tatanan Kenormalan Baru

Konten Media Partner
14 Juni 2020 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situs Magalitik Tutari di Doyo, Kabupaten Jayapura kembali dibuka untuk umum dengan mematuhi tatanan kenormalan baru. (Dok: Hari Suroto)
zoom-in-whitePerbesar
Situs Magalitik Tutari di Doyo, Kabupaten Jayapura kembali dibuka untuk umum dengan mematuhi tatanan kenormalan baru. (Dok: Hari Suroto)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Kenormalan baru atau tatanan hidup baru di masa pandemi COVID-19 akan diterapkan di Papua, termasuk pada sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
Salah satu destinasi wisata yang populer di Kabupaten Jayapura yaitu Situs Megalitik Tutari yang terletak di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.
Situs Tutari ikut terdampak saat pandemi corona, sehingga wisata alam ini ditutup, guna menghindari orang berkerumun.
Namun dengan kenormalan baru, Situs Megalitik Tutari bisa kembali dibuka untuk pengunjung dengan menerapkan pedoman kenormalan baru yang ditetapkan oleh pemerintah.
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebutkan sebelum Situs Megalitik Tutari dibuka untuk pengunjung, perlu dilakukan simulasi untuk melihat kesiapan situs dalam menyambut kenormalan baru.
Situs Magalitik Tutari di Doyo, Kabupaten Jayapura kembali dibuka untuk umum dengan mematuhi tatanan kenormalan baru. (Dok: Hari Suroto)
Beberapa ketentutan yang harus dijalankan jika situs ini dibuka yakni wajib pakai masker, pengunjung situs wajib cuci tangan di pintu masuk. Pengunjung yang boleh masuk dalam area situs hanya yang memiliki suhu tubuh di bawah 37, 3 derajat celcius. Pengelola situs wajib menyediakan tempat cuci tangan, sabun dan hand sanitizer di pintu masuk situs.
ADVERTISEMENT
Pengunjung Situs Megalitik Tutari dipastikan tidak akan berkerumun dalam satu tempat karena situs ini sangat luas, obyek batu berlukis tersebar luas di 6 sektor. 
Situs Magalitik Tutari di Doyo, Kabupaten Jayapura kembali dibuka untuk umum dengan mematuhi tatanan kenormalan baru. (Dok: Hari Suroto)
"Walaupun begitu jumlah pengunjung harus dibatasi maksimal 30 persen dari jumlah pengunjung pada saat kondisi normal. Masing-masing pengunjung juga harus saling menjaga jarak sekitar 1,5 meter," kata Hari, Minggu (14/6).
Penjaga situs harus mengawasi pergerakan pengunjung dan memandu pengunjung guna mencegah terjadinya kerumunan.
Situs Megalitik Tutari mulai ramai dikunjungi pengunjung sejak Balai Arkeologi Papua beberapa kali menggelar kegiatan Rumah Peradaban di situs tersebut.
Kegiatan Rumah Peradaban di situs ini, terakhir berlangsung tahun lalu dengan tema Rumah Peradaban Situs Megalitik Tutari untuk Generasi Milenial.