Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
Situs Triton di Pulau Roon Jadi Penanda Musim Panen Buah
23 November 2019 15:48 WIB
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Peneliti Balai Arkeologi Papua bersama Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Teluk Wondama berhasil menemukan Situs Triton di Pulau Roon.
ADVERTISEMENT
Peneliti Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebutkan situs ini terletak di tepi pantai, berada pada lereng bagian bawah bukit Kampung Menarbu, Distrik Roon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Kata Hari, untuk menuju situs ini harus menggunakan perahu dengan jarak tempuh sekitar 15 menit dari Kampung Menarbu.
"Kampung Menarbu juga dikenal sebagai kampung warna warni, karena rumah-rumah panggung di atas permukaan air, dinding papannya dicat beraneka warna,” jelas Hari, Sabtu (23/11).
Setelah tiba di tepi pantai, perjalanan dilanjutkan mendaki kaki bukit, hingga di lereng bukit bagian barat daya yang merupakan tempat Situs Triton.
"Situs ini sangat disakralkan oleh masyarakat Menarbu. Tinggalan arkeologi di situs ini berupa dua cangkang moluska laut triton atau charonia tritonis. Dua cangkang triton ini terletak di permukaan tanah dengan mulut triton menghadap ke atas," ujar Hari.
ADVERTISEMENT
Dalam budaya masyarakat Teluk Wondama, cangkang triton dimanfaatkan sebagai alat musik tiup, semacam terompet. Oleh masyarakat Menarbu, dua cangkang triton di Situs Triton ini berfungsi sebagai penanda datangnya musim panen buah-buahan.
"Jika kedua triton ini berbunyi khas pada sore hari menjelang malam, maka pohon buah-buahan di kebun atau di hutan akan segera berbuah," ujarnya.
Lanjut Hari, pohon yang banyak tumbuh di sekitar Menarbu yaitu langsat, matoa, nangka, sukun, durian, jambu, dan mangga.
Karena disakralkan oleh warga, untuk berkunjung ke situs ini harus melapor ke pemerintah Kampung Menarbu, untuk selanjutnya akan ditunjuk pemandu dari warga pemilik tanah ulayat situs. *** (Fitus Arung)