Suku Bauzi dan Buaya Sungai Mamberamo Raya Papua

Konten Media Partner
6 Februari 2021 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suku Bauzi di Mamberamo Raya, Papua. (Dok Hari Suroto/balai Arkeologi Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Bauzi di Mamberamo Raya, Papua. (Dok Hari Suroto/balai Arkeologi Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Suku Bauzi dan buaya tak bis terpisahkan. Suku Bauzi yang bermukim di tepian Sungan Mamberamo raya dikenal dengan pemburu buaya ulung.
ADVERTISEMENT
Sungai Mamberamo merupakan sungai terpanjang dan terlebar di Papua. Jika terlihat dari atas jendela pesawat, sungai ini nampak berkelok-kelok, meliuk layaknya seekor ular.
Pemukiman Suku Bauzi di pesisir Sungai Mamberamo Raya. (Dok Hari Suroto/balai Arkeologi Papua)
Sungai ini menjadi sarana transportasi dan sumber kehidupan bagi suku Bauzi,. Sungai Mamberamo juga dikenal dengan habitat alami buaya.
Suku Bauzi di Mamberamo Raya terkenal sebagai pemburu buaya dan ular. Bagi mereka, daging buaya dan ular adalah makanan terbaik di dunia. Rasanya sangat lezat, lembut dan gurih. Daging buaya dan ular ini biasanya dimasak dengan cara dipanggang di atas perapian, dimakan bersama sagu, pisang bakar atau sukun.

Berburu Buaya

Foto: Flickr/Chien Lee
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan secara tradisional, dalam berburu buaya, pria Bauzi akan memilin dan menjalin tali berbahan serat pohon melinjo. Tali ini dibuat dengan simpul seperti tali laso. Setelah tali siap, mereka berperahu ke bagian Sungai Mamberamo yang diperkirakan menjadi sarang buaya.
ADVERTISEMENT
"Pria Bauzi biasa melakukan perburuan buaya pada siang hari, tepat matahari berada di atas kepala. Pria Bauzi akan berenang di permukaan sungai, sambil membawa beberapa utas tali dan akan mencari bayangan seekor buaya di dasar sungai," kata Hari, Sabtu (6/2).
Jika terlihat seekor buaya, maka dengan hati-hati, ia menyelam dan mendekati buaya dari belakang. Kemudian ia akan berenang ke arah kepala buaya untuk memastikan apakah matanya terbuka atau tertutup.
Jika mata buaya terbuka maka ia akan mundur secepatnya, berarti itu berbahaya. Namun jika mata buaya tertutup, dengan secepat mungkin, ia akan melingkarkan seutas tali di moncong buaya dan tali lainnya di kedua kaki depan buaya.
Kemudian ia berenang cepat ke tepi sungai, ujung-ujung tali diserahkan ke pemburu lainnya yang sudah menunggu. Beramai-ramai mereka akan menarik buaya itu ke darat dan membunuhnya.
ADVERTISEMENT
"Suku Bauzi memanfaatkan seluruh bagian buaya hasil buruan. Dagingnya dimakan, kulitnya dijual, tengkorak dan giginya dipakai sebagai hiasan," Hari menambahkan.