Konten Media Partner

Temuan Artefak Prasejarah di Danau Sentani Dukung Obyek Wisata Papua

23 Oktober 2019 17:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi Situs Yope, yang merupakan Teluk Yope, bekas hunian jaman prasejarah di Danau Sentani, Papua. (Foto dok Peneliti Balai Arkeolog Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi Situs Yope, yang merupakan Teluk Yope, bekas hunian jaman prasejarah di Danau Sentani, Papua. (Foto dok Peneliti Balai Arkeolog Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura Elvis Kabey mengatakan, dari hasil penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Papua di kawasan Danau Sentani sebulan terakhir, banyak ditemukan benda purbakala yang akan mendukung obyek wisata Papua, termasuk Festival Danau Sentani nantinya.
ADVERTISEMENT
Menurut Elvis, pihaknya akan terus bekerjasama dengan Balai Arkeologi Papua untuk melakukan penelitian dan pengembangan situs-situs arkeologi di Danau Sentani. "Situs-situs arkeologi yang ditemukan dan sudah diteliti dapat dijadikan sebagai obyek wisata untuk mendukung Festival Danau Sentani," jelasnya, Rabu (23/10).
Pecahan gerabah prasejarah motif buaya dan bandul jala terbuat dari tanah liat yang dibakar. Artefak ini ditemukan di dalam air Danau Sentani di Situs Yope. (Foto dok Balai Peneliti Arkeologi Papua)
Elvis mengakui, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura akan mengadakan sosialisasi Undang Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Hal ini bertujuan agar masyarakat di kawasan Danau Sentani bisa menjaga dan melestarikan situs-situs arkeologi prasejarah itu,
“Selain itu juga, jika masyarakat menemukan tinggalan arkeologi dapat segera melaporkannya ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura atau pada Balai Arkeologi Papua," ungkap Elvis.
Kapak Perunggu berbentuk corong ditemukan di Situs Bobu Uriyeng, Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. (Foto dok: Peneliti Balai Arkeologi Papua)
Kepala Balai Arkeologi Papua, Gusti Made Sudarmika mengakui, tahun 2019 ini penelitian di Danau Sentani fokus pada menemukan situs-situs awal hunian prasejarah. Situs-situs yang ditemukan Balai Arkeologi Papua, berada di permukaan tanah tepi Danau Sentani dan juga situs yang berada dalam air Danau Sentani.
ADVERTISEMENT
"Balai Arkeologi Papua melakukan ekskavasi di Situs Yomokho, tepi Danau Sentani. Sedangkan untuk situs-situs yang berada di dalam air, akan dilakukan penelitian pada tahun-tahun ke depan. Sebab perlu didukung sumberdaya peneliti bawah air, serta perlengkapan menyelam dan peralatan penelitian bawah air,” ungkap Sudarmika.
Pecahan gerabah dan gigi babi yang ditemukan peneliti Papua di Situs Yomokho. (Foto dok Peneliti Balai Arkeologi Papua)
Menurut Sudarmika, pihaknya merencanakan bekerjasama dengan balai arkeologi yang memiliki peneliti bawah air atau bekerja sama dengan pihak universitas yang memiliki akademisi arkeologi bawah air.
Sedangkan peneliti dari Arkeologi Papua, Hari Suroto mengakui, Danau Sentani memiliki potensi tinggalan prasejarah, mulai dari masa neolitik, megalitik hingga jaman logam. Sebagian artefak dari Danau Sentani menjadi koleksi di beberapa museum Eropa.
Bongkahan batu besar yang berfungsi sebagai lumpang atau batu yang berfungsi menumbuk biji-bijian pada masa prasejarah. Bongkahan batu ini ditemukan di Distrik Waibum, Kabupaten Jayapura. (Foto dok Peneliti Balai Arkeologi Papua)
“Hingga saat ini berdasarkan informasi dari masyarakat, masih ada saja orang Eropa yang mencari artefak di dalam Danau Sentani. Mereka menyelam secara individu, hal ini merupakan tindakan yang ilegal karena tak ijin. Para pencari artefak dalam air ini, biasanya memanfaatkan visa wisatawan," jelas Hari. (Fitus Arung)
ADVERTISEMENT