Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Uang Tak Layak Edar di Papua Meningkat
5 Juni 2018 18:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Pemusnahan uang rusak meningkat (Foto: Antara/Oky Lukmansyah)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Jumlah uang tidak layak edar di Papua meningkat 40,31 persen yakni 513,64 miliar dari triwulan pertama tahun sebelumnya Rp 366,07 miliar. Uang tak layak edar langsung dimusnahkan, sesuai dengan kebijakan clean money policy yakni upaya Bank Indonesia untuk menjaga kualitas uang yang beredar di tengah masyarakat.
Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua mencatat meningkatnya uang tak layak edar pada triwulan pertama, salah satunya dikarenakan banyak masyarakat yang menukarkan uang jelang lebaran.
“Masyarakat ingin memiliki uang pecahan baru saat perayaan hari raya. Mungkin juga uang-uang baru itu yang akan dibagikan kepada keluarga, saudara atau rekannya yang datang berkunjung ke rumah,” kata Deputi Bank Indonesia Perwakilan Papua, Fauzan, Senin (5/6/2018).
ADVERTISEMENT
Untuk lebaran tahun ini, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua menyiapkan Rp3,5 triliun untuk pemenuhan peredaran saat menghadapi lebaran.
Guna memudahkan masyarakat menukarkan uangnya, mobil kas keliling selalu melayani warga Kota Jayapura dan sekitarnya setiap seminggu dua kali, pada setiap hari Senin dan Kamis yang biasa berada di pusat keramaian atau pusat perbelanjaan.
Sementara untuk pelayanan penukaran uang di Kantor Bank Indonesia Provinsi Papua dilakukan setiap hari Senin-Jumat, khusus untuk penukaran uang rusak dan uang yang telah dicabut dari peredaran.
“Uang tak layak edar banyak ditemukan di wilayah Pegunungan Tengah Papua. Kami telah bekerjasama dengan perbankan di daerah itu untuk perpanjangan tangan BI guna tempat menukarkan uang," kata Fauzan. (Katharina)
ADVERTISEMENT