Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Wamen PUPR Trabas Hutan Cek Longsor dan Jembatan Putus di Jalan Trans Papua
15 Januari 2021 13:12 WIB
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Wamen PUPR, John Wempi Wetipo trabas hutan untuk mendekat ke titik longsor di Jalan Trans Papua yang menghubungkan Wamena-Jayapura.
ADVERTISEMENT
Longsor yang terjadi di Jalan Trans Papua mengakibatkan jembatan terputus, tepatnya di Kali Edan kilometer 392, Kabupaten Yalimo.
Dalam perjalanan dari Wamena, Wamen PUPR mengendarai mobil sendiri selama 10 jam perjalanan hingga tiba di titik longsor pertama.
Pada lokasi titik longsor pertama, kendaraan roda 4 tertahan oleh material longsor, sehingga mobil tak bisa melewati jalur tersebut.
Wamen PUPR tak terhenti sampai di lokasi itu. ia pun melanjutkan perjalanan ke lokasi longsor kedua dengan motor trail yang didampingi sang istri tercinta. Perjalanan yang ditempuh dari lokasi longsor pertama ke lokasi longsor kedua, jaraknya 2 kilometer
Setibanya di lokasi longsor kedua, Wetipo melanjutkan dengan berjalan kaki melewati lumpur dan melalui Kali Edan satu untuk melihat lebih dekat kondisi jembatan yang terputus akibat longsor.
ADVERTISEMENT
“Inilah tugas negara yang dipercayakan kepada saya sebagai Wakil Menteri PUPR. Jika kita melayani dengan hati untuk masyarakat, apapun tantangan pasti kita bisa lewati,” katanya, usai melihat jembatan putus di kilo 392 Jalan Trans Papua Wamena – Jayapura, Kamis (14/1).
Penanganan Jalur Darurat
Setelah melihat dari dekat lokasi longsor, ia menilai dengan kondisi tanah yang labil dan curah hujan yang cukup tinggi, longsoran terjadi hingga mengakibatkan jembatan putus.
Untuk mengatasi kondisi ini, dirinya minta Balai Jalan dan Jembatan di Papua untuk mempercepat dua hal, yakni penanganan jalur darurat dan permanen.
”Untuk penanganan jalur darurat targetnya 50 hari akan selesai yang dilakukan mulai Rabu (12/1) hingga 50 hari kedepan. Secepatnya harus bisa dilalui dengan kendaraan, meskipun menggunakan jembatan darurat,”katanya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk jembatan permanen, targetnya akan selesai di bulan November 2021. Jembatan permanen menjadi tanggung jawab Balai Jayapura, meskipun ruas jalan masih menjadi tanggung jawab Balai Wamena, sehingga nantinya akan bahas pada rapat pimpinan untuk memperjelas status pengerjaanya.
Ia berharap dengan melakukan penanganan darurat mulai dari sekarang bisah menjawab apa harapan dari masyarakat untuk secepatnya akses jalan Trans Papua bisa kembali dibuka.
“Apalagi akses jalan Trans Papua Jayapura-Wamena ini dibuat sejak zaman orde baru dan baru kali ini bisa dilalui dan orang sudah mulai rame-rame jalan untuk mengangkut segala jenis kebutuhan pokok, terlebih untuk warga di pegunungan tengah Papua," katanya.
Permudah Distribusi Sembako
Wempi menyebutkan akses jalan Trans Papua dibuka untuk mempermudah akses distribusi kebutuhan pokok masyarakat, terlebih di daerah pegunungan tengah Papua.
ADVERTISEMENT
Wempi yakin jika jalan Trans Papua terputus akibat longsor dan jembatan putus, bisa menyurutkan semangat masyarakat, yang sebelumnya dengan semangat yang tinggi, berbondong-bondong mengangkut perekonomiannya melalui jalan darat, kali ini jalan tak bisa digunakan.
"Tidak semua masyarakat bisa mengangkut perekonomiannya melalui pesawat. Syukur untuk mereka yang memiliki uang, bisa mengangkut kebutuhan pokoknya melalui maskapai penerbangan. Namun, untuk yang tidak punya uang, maka bergantung pada jalan ini. Ini solusi terbaik oleh negara yang dikerjakan melalui Kementerian PUPR dan perlu ditangani serius jika terjadi hal seperti ini,” urainya.
Sebelumnya, pada 11 Januari lalu, Wempi bersama rombongan memulai perjalanan menyusuri jalan Trans Papua lewat Jayapura. Namun terhenti sampai di kilometer 320 yang merupakan titik perbatasan antara Balai Jayapura dan Balai Wamena.
ADVERTISEMENT
“Kenapa kita tidak melanjutkan perjalanan, karena menurut informasi dari balai, jika melanjutkan perjalanan nantinya kita tidak bisa menyeberang akibat longsor, sehingga kami putuskan kembali ke Jayapura,” jelasnya.
Karena rasa penasarannya, ia pun kembali melanjutkan perjalanan lewat dari Wamena. "Dan saya berada di titik longsor 392 kilo meter dari Jalan Trans Jayapura –Wamena, yang mana totalnya keseluruhan 548 kilometer. Dengan perhatian serius oleh Presiden yang dikerjakan PUPR, penanganan jalan Trans Papua bisa menjawab kerinduan masyarakat, khususnya di pegunungan tengah Papua untuk menekan harga kebutuhan pokok," Wempi menambahkan.