Konten Media Partner

Warga Asei Temukan Benda Purbakala di Kedalaman 3 Meter Danau Sentani

18 September 2020 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dayung perahu perempuan berukir khas Sentani yang dibuat dari kayu besi. (Dok foto Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Dayung perahu perempuan berukir khas Sentani yang dibuat dari kayu besi. (Dok foto Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Warga di Pulau Asei, Kabupaten Jayapura, Papua menemukan 3 buah benda purbakala. Temuan itu didapat pada kedalaman air 3 meter di perairan Pulau Asei, yang terletak di tengah Danau Sentani.
ADVERTISEMENT
Seorang warga Pulau Asei, Yohanis Pouw menyebutkan saat ini kondisi air di perairan Pulau Asei sedang surut dan warga yang menyelam mengaku melihat banyak benda di permukaan air itu.
“Kami banyak melihat pecahan gerabah atau dalam bahasa keseharian disebut sempe. Warga tak pernah mengambil benda-benda yang ada di dalam air itu. Hanya saja, tiang rumah yang kami temukan kelihatan besar dan bentuknya bagus, maka kami angkat ke darat,” jelasnya, Jumat (18/9).
Yohanis memastikan sejumlah benda purbakala yang ditemukan dari Pulau Asei tak pernah dijual ke pihak lain, walaupun banyak tawaran dengan harga yang menggiurkan.
"Masyarakat Asei tak menyetujui menjual peninggalan-peninggalan ini. Bahkan tokoh adat dan tetua di kampung tak memperbolehkannya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pulau Asei dikenal dengan kerajinan lukisan kulit kayu. Warga setempat dikenal tekun dan kreatif dalam membuat lukisan di atas kulit kayu. Pulau Asei kecil berada di tengah Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto yang sedang melakukan penelitian di Pulau Asei menyebutkan ke-3 benda purbakala yang ditemukan oleh warga adalah tiang rumah berukir, piring tradisional Sentani atau Ohote dan dayung perahu.
Piring tradisional Sentani atau Ohote yang biasa untuk menyajikan masakan ikan. (Dok foto Hari Suroto/Balai Arkeologi Papua)
"Ke-3 benda ini didapat warga saat sedang menyelam sambil menombak ikan atau dalam bahasa setempat disebut molo," katanya.
Hari menyebutkan ke-3 benda purbakala yakni tiang kayu berukir yang pada masa lalu merupakan tiang rumah adat Asei. Tiang ini dibuat dari kayu pohon Soang yang terkenal keras dan mampu bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Pohon soang banyak tumbuh di pegunungan Cycloop. Motif yang terdapat pada tiang rumah masih dapat dijumpai pada motif lukisan kulit kayu.
"Hal ini menunjukkan bahwa motif hias masa lalu masih berlanjut hingga sekarang. Pengetahuan atau ingatan tentang motif masa lalu rupanya masih dipertahankan atau dilestarikan oleh penduduk di Asei, bahkan terus dilestarikan dan diajarkan oleh orangtua ke generasi muda,” ujarnya.
Hari yakin pemahaman masyarakat Asei akan peninggalan masa lalu sudah tinggi, sehingga benda purbakala yang ditemukan di lingkungan disimpan dengan baik.
Tiang rumah berukir yang ditemukan di dasar permukaan perairan Pulau Asei saat ini disimpan oleh masyarakat di ruang publik dekat lapangan bola voli.
Temuan kedua adalah piring tradisional Sentani atau disebut juga Ohote yang bentuknya seperti daun. Satu sisi dibentuk cekung sedangkan sisi lainnya dibuat ukiran khas Asei.
ADVERTISEMENT
Pada masa lalu, Ohote berfungsi untuk menyajikan lauk ikan. Ohote dibuat dari kayu pohon lingua yang banyak tumbuh di hutan sekitar Danau Emfote atau Danau Love, sebelah selatan Danau Sentani.
Temuan lainnya adalah dayung perahu perempuan berukir khas Sentani yang dibuat dari kayu besi.