Konten dari Pengguna

Dua Sisi Dunia Gen Z: Keberanian & Tantangan

Bunga Aminah Salsabila
Mahasiswi jurusan Sastra Inggris Universitas UIN Syariff Hidayatullah Jakarta yang menyukai membaca seperti membaca buku dan berita
1 Desember 2024 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bunga Aminah Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Cottonbro Studio dari Pexels Photo by https://www.pexels.com/photo/a-girl-in-red-sweater-holding-her-phone-while-talking-to-her-friend-6214560/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Cottonbro Studio dari Pexels Photo by https://www.pexels.com/photo/a-girl-in-red-sweater-holding-her-phone-while-talking-to-her-friend-6214560/
ADVERTISEMENT
Generasi Z, atau yang sering disebut sebagai digital natives, generasi yang tumbuh diiringi pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Generasi yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010 ini biasanya dianggap memiliki karakteristik unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Dengan akses informasi yang nyaris tanpa batas melalui internet dan media sosial, Gen Z dikenal sebagai generasi yang berpikiran terbuka, kritis, dan lebih berani dalam berpendapat. Berbagai isu sosial, politik, hingga lingkungan banyak dibahas, mereka tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga lebih terbuka dan progresif. Tumbuh beriringan bersama perkembangan teknologi, membuat Gen Z tidak ragu untuk menyuarakan pendapatnya, baik di media sosial maupun dunia nyata, meski seringnya dianggap "berbeda" dan keberanian ini sering disalahpahami sebagai bentuk pembangkangan, alih-alih dilihat sebagai upaya cara berdiskusi yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Gen Z mengolah informasi dan membentuk opini mereka dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan X untuk menyuarakan gagasan dan hasil pemikiran tentang isu-isu seperti keadilan sosial, hak asasi manusia, hingga kesehatan mental. Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya peduli pada diri sendiri, tetapi juga pada masalah-masalah global yang mempengaruhi masa depan mereka. Namun, keberanian untuk bersuara ini sering kali tidak selaras dengan nilai-nilai tradisional yang dipegang oleh generasi sebelumnya. Bagi beberapa orang keberanian Gen Z dianggap sebagai bentuk ketidaksopanan atau kurangnya rasa hormat. Padahal, jika dilihat dari perspektif yang lebih luas, keberanian ini adalah cerminan dari rasa tanggung jawab mereka terhadap perubahan. Mereka tidak ingin lagi menjadi generasi penerus yang pasif menerima keadaan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, keberanian Gen Z juga membawa tantangan tersendiri. Tidak semua kritik dan gagasan yang mereka sampaikan diterima dengan baik oleh masyarakat, pemikiran yang terbuka dan kritis seringkali memicu kontroversi. Tidak jarang, pandangan mereka dianggap terlalu idealis atau kurang realistis. Padahal, pendekatan yang kritis justru menunjukkan tingkat kesadaran sosial yang tinggi, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Meski begitu, kontribusi Gen Z tidak bisa diremehkan, mereka telah membuktikan bahwa suara anak muda dapat membawa perubahan nyata. Beberapa orang mendukung hal ini pada sosial media dengan respon sebagai berikut
@gtk_kemdikbud: “Generasi Z dikenal sebagai karakter yang lebih tidak fokus dari milenial, tapi serba bisa; lebih individual, lebih global, berpikiran terbuka, lebih cepat terjun ke dunia kerja, lebih wirausahawan, dan tentu saja lebih ramah teknologi.”
ADVERTISEMENT
@ubermenschethos: “Gen Z adalah generasi yang mengoreksi. Generasi paling tajam yang pernah ada. Lebih banyak ekstremisme (ke segala arah) dari sebelumnya. Lebih banyak outlier dari sebelumnya, lebih banyak pemikiran 1% dari sebelumnya.”
@putraerlangga95: “Generasi milenial, gen Z sekarang cerdas dan kritis ” 👍
Kini, tantangan terbesar adalah bagaimana generasi terdahulu dapat memahami dan mendukung semangat perubahan yang dibawa oleh Gen Z tanpa merasa terancam. Jika konflik antar generasi terus dibiarkan, ini hanya akan menciptakan konflik lintas generasi yang semakin lebar dan menghambat kemajuan bersama. Cara berpikir yang lebih kritis, terbuka, dan maju oleh Gen Z bukanlah ancaman bagi tatanan sosial, melainkan peluang untuk memperbaiki cara pandang dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada saat ini. Dengan dukungan yang tepat, keberanian mereka untuk bersuara dan berpikir kritis dapat menjadi alat penggerak perubahan yang membawa manfaat besar bagi masa depan.
ADVERTISEMENT