Menanggapi Strategi Kampanye Politik Terhadap Isu Lingkungan

Bunga Dwi Cahya Kaelani
Undergraduate Political Student at Brawijaya University
Konten dari Pengguna
5 Mei 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bunga Dwi Cahya Kaelani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh Rick Brown ( Sumber : Pixabay )
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Rick Brown ( Sumber : Pixabay )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun 2024 menjadi titik balik yang krusial bagi masa depan lingkungan dan hutan Indonesia. Dalam konteks politik, isu-isu seperti perubahan iklim, deforestasi, dan perlindungan masyarakat adat menjadi sorotan utama. Namun, disayangkan bahwa sering kali isu lingkungan ini diabaikan selama periode kampanye politik. Ini disebabkan oleh keterkaitannya dengan kepentingan bisnis ekstraksi sumber daya alam yang sering menjadi sumber dana bagi para kandidat dan partai politik.
ADVERTISEMENT
Pegiat lingkungan mengingatkan bahwa isu lingkungan sering kali diabaikan selama kampanye politik karena terkait dengan kepentingan bisnis ekstraksi sumber daya alam yang mendanai para kandidat dan partai politik. Sementara para kandidat mungkin berbicara pro-lingkungan sebelum pemilu, namun setelah terpilih, mereka bisa saja berubah sikap untuk mengamankan posisi politik mereka.
Sebagai contoh, izin-izin untuk membuka hutan di wilayah-wilayah seperti lembah Grime, Jayapura, menjadi perdebatan serius. Masyarakat di sana berharap akan terpilihnya pemimpin yang peduli pada lingkungan, karena mereka sudah mulai merasakan dampak langsung dari deforestasi tersebut.
Namun, perhatian terhadap lingkungan juga harus diimbangi dengan kebijakan energi terbarukan. Program pemerintah untuk menggunakan biomassa sebagai campuran bahan bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dianggap sebagai solusi, tetapi ini juga berpotensi meningkatkan tekanan terhadap hutan. Dengan meningkatnya permintaan biomassa, laju deforestasi bisa semakin cepat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rencana pembangunan ibu kota baru juga menimbulkan pertanyaan serius tentang dampaknya terhadap lingkungan. Proyek ini dapat mengakibatkan lebih banyak hutan hilang untuk memberi tempat bagi infrastruktur baru, memperburuk kerusakan lingkungan yang sudah ada.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi para pemilih untuk memilih pemimpin yang memiliki visi jangka panjang untuk kelestarian lingkungan. Tidak hanya sekadar berbicara selama kampanye politik, tetapi juga bertindak nyata setelah terpilih untuk memastikan bahwa langkah-langkah konkret diambil untuk menjaga keberlanjutan lingkungan alam Indonesia. Hal ini bisa meliputi penegakan hukum yang ketat terhadap aktivitas ilegal di hutan, pengembangan kebijakan yang mendukung energi terbarukan secara berkelanjutan, dan pengawasan yang ketat terhadap proyek-proyek pembangunan yang berpotensi merusak lingkungan. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan advokasi juga penting untuk menekan pemerintah dan industri agar bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa lingkungan alam Indonesia tetap terjaga demi masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT