Konten dari Pengguna

Hijab dan Makna Aurat: Hijab Tidak Menutupi Aurat di Zaman Sekarang

Bunga Nur Anisah
Mahasiswi Universitas Pamulang, Jurusan Ilmu Komunikasi
11 November 2024 9:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bunga Nur Anisah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: (https://pngtree.com/freepng/hijab-fashion-clip-art-vector-png_6278784.html)
zoom-in-whitePerbesar
Source: (https://pngtree.com/freepng/hijab-fashion-clip-art-vector-png_6278784.html)
ADVERTISEMENT
Seiring perkembangan fashion saat ini, banyak yang mempengaruhi model berpakaian sekarang ini tak terkecuali juga dengan model hijab. Hijab turban merupakan salah satu model dari sekian banyak model hijab. Tak hanya di dunia nyata, rupanya hijab turban ini juga menjadi trending topik di beberapa platform media sosial, seperti TikTok. Meskipun demikian, leher, bersama dengan rambut dan telinga, juga termasuk dalam kategori aurat dalam agama Islam dan harus ditutupi.
ADVERTISEMENT
Berkaitan dengan hal tersebut, maka pertanyaannya ialah apakah memakai hijab turban diperbolehkan? Apa hukumnya dalam Islam? “Sesungguhnya beberapa ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya (Riwayat Bukhari dan Muslim). Keterangan: Wanita yang berpakaian tipis, jarang, ketat, membentuk dan berbelah, membuka bagian-bagian tertentu.
Aurat wanita yaitu: Seluruh tubuh kecuali muka dan tapak tangan. Jadi, Turban tidak sesuai untuk dijadikan hijab sehari-hari dikarenakan:
1. Tidak menutupi dada
2. Menampakkan sanggul yang tinggi
3. Leher terlihat jelas
4. Telinga terlihat jelas
Dalam postingan akun Tiktok-nya @xavieraaputri, Xaviera menjelaskan cara memakai hijab turban segi empat ala Xaviera. Kesalahan fatal yang dilakukan Xaviera adalah memakai inner ciput yang hanya menutup kepalanya, bukan lehernya. Hal ini menimbulkan banyak hujatan karena dinilai mencontohkan cara berhijab yang tidak sesuai dengan ajaran Al-Qur’an.
ADVERTISEMENT
• KELEBIHAN MEMAKAI HIJAB YANG BENAR
Kelebihan memakai hijab sudah dianggap sebagai cara untuk menjaga kehormatan dan martabat seseorang, baik dalam pandangan diri sendiri maupun orang lain. Dengan menutupi aurat, seseorang dapat menghindari pandangan seksual yang tidak diinginkan dan tetap sopan dalam berinteraksi dengan orang yang sama jenisnya.
1. Melaksanakan Perintah Agama: Ajaran agama yang terkandung dalam Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW menentukan kewajiban memakai hijab sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan merupakan bagian dari menjaga identitas iman umat Islam.
2. Meningkatkan Rasa Percaya Diri: Banyak perempuan yang mengenakan hijab merasa lebih percaya diri dan nyaman karena mereka tidak perlu khawatir tentang bagaimana mereka terlihat atau bagaimana mereka diperlakukan berdasarkan bagaimana mereka terlihat. Mereka merasa dihargai lebih karena kepribadian dan karakter mereka daripada karena bagaimana mereka terlihat.
ADVERTISEMENT
3. Memperkuat Identitas Muslim: Perempuan Muslim dapat menggunakan hijab sebagai simbol identitas mereka. Hal ini menunjukkan kesetiaan terhadap nilai-nilai Islam dan menumbuhkan rasa kebanggaan dalam menjalankan prinsip agama.
4. Mencegah Objektifikasi: Hijab dapat membantu mengurangi sifat objektif perempuan. Perempuan dilihat berdasarkan kepribadiannya daripada penampilan fisiknya dengan menutupi tubuhnya.
• KEKURANGAN MEMAKAI HIJAB YANG SALAH
Memakai hijab juga dapat menghadapi diskriminasi atau stereotip negatif dalam beberapa konteks sosial atau budaya. Sebenarnya, perempuan berhijab tidak selalu dianggap sebagai "terbelakang" atau "terpencil" dari norma sosial umum.
1. Menimbulkan Fitnah dan Salah Paham Dapat Memicu Pandangan Negatif: Memakai hijab yang tidak menutupi aurat secara sempurna dapat memicu pandangan negatif dari orang lain, baik dari segi agama maupun sosial. Ini dapat menimbulkan fitnah, di mana orang lain dapat melihat perempuan berhijab sebagai tidak sesuai dengan ajaran agama mereka atau bahkan meragukan niat dan kesungguhan mereka untuk memenuhi kewajiban agama mereka.
ADVERTISEMENT
2. Meningkatkan Objektifikasi: Meskipun menggunakan kain penutup kepala, tren hijab yang memperlihatkan tubuh atau menonjolkan lekuk tubuh masih dapat mengundang objektifikasi. Ini bertentangan dengan tujuan hijab untuk menjaga kehormatan perempuan dan menutupinya.
3. Mengabaikan Nilai Keseimbangan dan Kesederhanaan Hijab yang Terlalu Berlebihan: Tren hijab kadang-kadang dapat menghasilkan gaya yang berlebihan atau mencolok, seperti hijab yang terlalu glamor atau penuh dengan aksesori. Namun, berhijab harus didasarkan pada kesederhanaan dan kesopanan (menjaga kehormatan dan kesopanan), bukan untuk pamer atau menarik perhatian. Tujuan utama hijab adalah kesederhanaan, dan gaya hijab yang berlebihan dapat merusaknya.
• KESIMPULAN
Secara keseluruhan, penting untuk menjaga keseimbangan antara mengikuti tren sambil tetap memenuhi kewajiban agama memakai hijab. Menjaga aurat adalah tujuan utama, dan jika tren memperlihatkan aurat, tujuan berhijab akan kehilangan maknanya. Fokuskan pada niat dan pemahaman yang benar tentang hijab agar Anda dapat tetap tampil modis tanpa mengorbankan kehormatan diri dan prinsip agama.
ADVERTISEMENT
• SOLUSI
Agar tidak terjebak dalam FOMO (fear of missing out) terkait tren hijab, sangat penting untuk memahami tujuan berhijab. Hijab bukan hanya tentang penampilan atau status sosial; itu lebih tentang ibadah dan konsistensi dalam menjalankan kewajiban agama. Dengan memahami tujuan ini, seseorang dapat menghindari tren yang mungkin membuat hijab terlihat seperti aurat atau membuat makna sebenarnyanya hilang.
Penulis: Bunga Nur Anisah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Pamulang (UNPAM).