Konten dari Pengguna

Penjelasan Konsep Diri

Bunga Nurmaulidya Rahma
Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7 Oktober 2024 11:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bunga Nurmaulidya Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto ini diambil ketika teman saya sedang menjelaskan psikologi pendidikan 'konsep diri'.
zoom-in-whitePerbesar
foto ini diambil ketika teman saya sedang menjelaskan psikologi pendidikan 'konsep diri'.
ADVERTISEMENT
Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sejalan dengan perkembangan aspek-aspek psikologis lainnya. Konsep diri mengacu pada bagaimana seseorang memahami dirinya sebagai pribadi ketika ia dihadapkan dengan tugas-tugas yang diberikan padanya untuk berkembang. Konsep diri seseorang tidak stagnan dan tidak berubah sepanjang waktu; sebaliknya, mereka berubah seiring dengan perkembangan emosi, sosial, kognitif, dan personal mereka. Perkembangan ini juga membentuk bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan eksistensi diri mereka. Keluarga, sekolah (tenaga pendidik), teman sebaya, orang dewasa, dan institusi nonformal lainnya adalah beberapa tempat yang sangat mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang. Menurut Atwater, konsep diri adalah pandangan yang menyeluruh bagaimana "I" memahami diri saya (I see myself); tersusun dari keseluruhan persepsi tentang "I and me" bersamaan dengan perasaan, nilai, dan kepercayaan yang merujuk pada diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Perkembangan Nilai, Moral dan Sikap
Menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral atau aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil, dan seimbang (Mohammad Asrori, 2008.155) dan (Yusuf: 2007: 132). Menurut Purwadarminto moral juga diartikan sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Sikap seseorang terhadap situasi atau orang lain dipengaruhi oleh moral dan nilai yang diyakini, serta menentukan cara berinteraksi dan membuat keputusan.
Perkembangan Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. David Campbell menekankan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat. Utami Munandar (1977) memberikan rumusan tentang kreativitas sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada.
2. Kreativitas adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanan- nya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban.
3. Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orsinilitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Kreativitas atau perbuatan kreatif banyak berhubungan dengan inteligensi.
Sumber : Sunarto; Hartono, Agung. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemanto, Wasty . (2012). Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suhada, Idad. (2017). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2016). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
ADVERTISEMENT