Konten dari Pengguna

Teori Belajar Dengan Cara Kognitif, Pendekatan Konstruksivisme dan Metakognitif

Bunga Nurmaulidya Rahma
Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
30 September 2024 11:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bunga Nurmaulidya Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
saya mengambil ketika teman saya sedang menjelaskan materi Psikologi Kognitif.
zoom-in-whitePerbesar
saya mengambil ketika teman saya sedang menjelaskan materi Psikologi Kognitif.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teori Belajar Psikologi Kognitif
Teori Psikologi Kognitif merupakan bagian penting dari ilmu kognitif yang telah memberikan konstribusi signifikan dalam perkembangan psikologi pendidikan. Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya merupakan proses mental, bukan hanya aktivitas fisik, meskipun perilaku luar lebih terlihat dalam berbagai kegiatan belajar siswa. Sebagai contoh, ketika seorang anak belajar membaca dan menulis, ia menggunakan alat fisik seperti mulut dan tangan. Namun, tindakan mengucapkan kata atau menulis bukan sekadar reaksi terhadap rangsangan, melainkan hasil dari dorongan mental yang dikendalikan oleh otaknya. Jean Piaget, seorang psikolog terkenal, berpendapat bahwa anak-anak memiliki dorongan alami untuk belajar (Barlow, 1985). Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak-anak berlangsung melalui tahapan yang jelas, di mana mereka aktif berinteraksi dengan lingkungan dan membentuk pemahaman mereka sendiri tentang dunia. Anak-anak tidak hanya menerima informasi secara pasif; mereka terdorong untuk memahami dan memberikan makna pada apa yang mereka lihat, dengar, dan alami. Proses belajar ini bersifat konstruktif, artinya anak-anak menggunakan pengalaman mereka untuk mengembangkan skema (struktur mental), yang kemudian diubah atau diperluas melalui proses asimilasi dan akomodasi.
ADVERTISEMENT
Teori Belajar Cognitive Field Lewin
Berbeda dengan temuan Psikologi Gestalt, Kurt Lewin (1892-1947) mengembangkan teori belajar *cognitive field* yang menitikberatkan pada kepribadian dan psikologi sosial. Lewin melihat setiap individu berada dalam sebuah medan kekuatan psikologis yang disebutnya sebagai *life space*. *Life space* ini mencakup lingkungan tempat individu berinteraksi, seperti orang-orang di sekitarnya, objek fisik yang dihadapi, serta fungsi psikologis yang dimiliki. Menurut Lewin, perilaku individu merupakan hasil dari interaksi berbagai kekuatan, baik dari dalam diri individu, seperti tujuan, kebutuhan, dan tekanan psikologis, maupun dari luar, seperti tantangan dan masalah yang dihadapi. Proses belajar, menurut Lewin, terjadi karena adanya perubahan dalam struktur kognitif individu.
Teori Belajar Cognitive menurut Development Piaget
ADVERTISEMENT
Jean Piaget adalah seorang psikolog perkembangan yang dikenal atas penelitiannya tentang tahapan perkembangan individu serta perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia, yang memengaruhi kemampuan belajar. Ia mengajukan teori yang mendalam mengenai perkembangan intelektual dan proses berpikir. Menurut Piaget, perkembangan kapasitas mental memungkinkan munculnya kemampuan baru yang sebelumnya belum dimiliki. Piaget menyatakan bahwa kecerdasan terdiri dari tiga aspek: struktur (skema), isi (konten), yang merujuk pada pola perilaku spesifik saat individu menghadapi masalah, dan fungsi, yang berkaitan dengan cara individu mencapai perkembangan intelektual. Piaget menekankan dua fungsi utama dalam perkembangan intelektual: organisasi, yaitu kemampuan menyusun proses fisik dan psikologis menjadi sistem yang teratur, dan adaptasi, yang melibatkan asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penggunaan kemampuan yang sudah ada untuk menghadapi situasi baru, sedangkan akomodasi adalah penyesuaian respons terhadap rangsangan dari lingkungan.
ADVERTISEMENT
Discovery Learning Burner
Jerome Bruner mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri melalui eksplorasi, dengan menekankan peran siswa sebagai pencari makna yang aktif. Mereka diarahkan untuk belajar dari hal-hal yang konkret menuju konsep abstrak, sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif mereka. Dalam bukunya *Process of Education*, Bruner menghubungkan metode pengajaran dengan kebutuhan perkembangan intelektual siswa, sejalan dengan gagasan Dewey tentang pemecahan masalah.
Implikasi Menurut Para Ahli Teori Belajar Psikolog Kognitif
1.) Pembelajaran Berbasis Pemahaman dan Insight (Gestalt): Fokus pada pemahaman menyeluruh konsep, bukan hafalan. Guru harus mendorong siswa untuk melihat hubungan antar elemen materi melalui tugas yang membutuhkan pemahaman mendalam, seperti studi kasus atau proyek.
2.) Belajar sebagai Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving): Siswa didorong menemukan solusi masalah melalui insight. Metode berbasis proyek atau masalah sangat relevan, karena siswa belajar dengan mengeksplorasi masalah nyata.
ADVERTISEMENT
3.) Lingkungan Belajar dan Life Space (Kurt Lewin): Lingkungan psikologis yang mendukung penting untuk belajar. Guru harus menciptakan suasana kelas yang nyaman dan berfokus pada motivasi intrinsik siswa.
4.) Pengajaran Berdasarkan Tahapan Perkembangan Kognitif (Piaget): Pembelajaran disesuaikan dengan tahap kognitif siswa. Pembelajaran konkret cocok untuk siswa lebih muda, sedangkan konsep abstrak diberikan kepada siswa yang lebih tua.
5.) Asimilasi dan Akomodasi dalam Pengajaran (Piaget): Guru perlu membantu siswa mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru dengan pengetahuan lama. Penggunaan analogi dan peta konsep dapat memudahkan integrasi informasi baru.
6.) Discovery Learning dan Belajar Mandiri (Bruner): Siswa belajar melalui eksplorasi mandiri. Guru harus menciptakan lingkungan yang mendukung investigasi dan eksperimen siswa, seperti proyek terbuka atau laboratorium.
ADVERTISEMENT
7.) Penggunaan Teknologi dan Visualisasi: Teknologi seperti simulasi dan animasi membantu siswa memahami konsep abstrak dengan lebih baik melalui representasi visual.
8.) Pembelajaran yang Terstruktur dengan Baik: Pengajaran harus terstruktur dari konsep sederhana ke kompleks, dengan bimbingan bertahap (scaffolding) yang dikurangi saat siswa lebih mandiri.
sumber :
Hidayat, R., & Fikri, M. Z. (2021). Pengaruuh Kognitif dan Tingkah Laku terhadap Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran.
Izzudin, A. (2021). Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini melalui Media Pembelajaran Sains.
Julaeha, & Asandhimitra. (2004). Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Kurniawati, N., & Sukma, R. (2019). Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak melalui Pembelajaran Berbasis Aktivitas di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.
ADVERTISEMENT
Kusumawati, I. T. (n.d.). Studi Kepustakaan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Penerapan Model PBL pada Pendekatan Teori Konstruktivsme. Journal Mathematc Education.