Konten dari Pengguna

Bahasa, Sastra, dan Politik

bunga sania
saya seorang mahasiswi di universitas pamulang, dan saya juga seorang pekerja di perusahaan swasta.
3 Desember 2021 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari bunga sania tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
sumber : shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasih dan sayang sama seperti bahasa dan sastra yang tidak dapat dipisahkan. Sastra ini satu bentuk karya seni yang menggunakan bahasa sebagai media penyampaiannya. Bahasa menjadi penghubung yang menghubungkan sastrawan dengan khalayak. Melalui sastra, penulis mengeksploitasi potensi-potensi bahasa untuk menyampaikan gagasannya untuk tujuan tertentu. bahasa unsur penting bagi sastra. Begitu pula dengan politik. Bahasa dapat digunakan untuk mencapai tujuan politik. Politikus menemukan cara-cara agar bisa memengaruhi masyarakat dan mereka sering kali menggunakan aspek retorika dari bahasa untuk mencapai tujuan itu. Dan apabila ditelusuri lagi, bukan hanya antara bahasa dan sastra atau bahasa dan politik saja yang berhubungan, tetapi ketiganya juga memiliki keterkaitannya dalam interaksi.
ADVERTISEMENT
Bahasa itu dibentuk oleh sebuah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Karya sastra dapat di pandangan terhadap kehidupan dalam lingkungan sosial. Pandangan tersebut terjadi karena pengarang tidak dapat lepas dari ikatan-ikatan sosial tertentu dalam masyarakat sosial. Sastra yang baik tidak hanya merekam kenyataan yang ada dalam masyarakat. Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Politik adalah masalah kekuasaan, yaitu kekuasaan utntuk membuat keputusan, mengendalikan sumber daya, mengendalikan perilaku orang lain dan seringkali mengendalikan nilai-nilai yang dianut orang lain.
Menurut saya pribadi bahasa sebagai sistem tanda primer membentuk model dunia bagi pemakainya, yaitu sebagai model yang pada prinsipnya digunakan untuk mewujudkan konsep manusia di dalam menafsirkan segala sesuatu baik di dalam maupun di luar dirinya. Selanjutnya, sastra yang menggunakan media bahasa tergantung pada sistem primer yang diadakan oleh bahasa. Dengan kata lain, sebuah karya sastra hanya dapat dipahami melalui bahasa.
ADVERTISEMENT
Bahasa bisa digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan politik. Politikus harus menemukan cara-cara agar bisa memengaruhi masyarakat dan mereka sering kali menggunakan aspek retorika dari bahasa untuk mencapai tujuan itu. Politik sangat erat kaitannya dengan masalah kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan publik dan alokasi atau distribusi. Pemikiran mengenai politik di dunia barat banyak dipengaruhi oleh Filsuf Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles yang beranggapan bahwa politik sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat yang terbaik. Usaha untuk mencapai masyarakat yang terbaik ini menyangkut bermacammacam kegiatan yang diantaranya terdiri dari proses penentuan tujuan dari sistem serta cara-cara melaksanakan tujuan itu. Politik adalah masalah kekuasaan, yaitu kekuasaan utntuk membuat keputusan, mengendalikan sumber daya, mengendalikan perilaku orang lain dan seringkali mengendalikan nilai-nilai yang dianut orang lain.
ADVERTISEMENT
Penggunaan bahasa tidak sekedar mempengaruhi seseorang tetapi bisa digunakan sebagai pengendali pikiran seseorang. Sungguh kekuatan bahasa yang sangat luar biasa, seperti pepatah mengatakan “Dengan bahasa akan ku kuasai dunia”. Uraian tersebut menunjukan bahwa bahasa bisa digunakan untuk memengaruhi atau mengubah idiologi (kewajaran) sehingga mampu memengaruhi cara pikir seseorang. Kebijakan politik dan bahasa memiliki hubungan yang erat, karena melalui bahasa seseorang dapat mempengaruhi dan menguasai pemikiran orang lain, serta dengan bahasa seseorang dapat melegitimasi kekuasaannya dan meruntuhkan lawan politiknya.
Dalam kutipan disebuah buku di dalam bukunya yang berjudul Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah, berpendapat bahwasanya sebuah karya sastra, selain merupakan pernyataan hati nurani pengarangnya, juga merupakan pengungkapan hati nurani masyarakatnya. Jadi, antara karya sastra dan situasi sosial yang melatarbelakangi terdapat hubungan timbal balik, artinya seorang pengarang dapat mengangkat kehidupan sosial masyarakat sebagai bahan penciptaan, karya sastra yang diciptakan mampu menggambarkan kembali kehidupan sosial masyarakat kepada pembaca.
ADVERTISEMENT
Masih ingat dengan sejarah indonesia ? Di indonesia sendiri, sebagaimana yang kita ketahui, negeri ini pernah mengalami rasa traumatik dimana metode represi fisik dan juga mental pernah terjadi di fase Orde Baru. Banyak karya sastra terlahir atas karena adanya kekacauan politik yang pernah terjadi. Melalui beragam karya mereka, pemuda dapat meningkatkan kesadaran politik, berorganisasi, dan akhirnya mereka dapat menggerakkan roda skrup perlawanan. Sejarah telah membuktikan jika karya sastra merupakan suatu alat politik dalam mentransformasikan kesadaran yang maju pada rakyat.
Yang pasti semua pahami Bahasa, sastra, dan politik memiliki keterkaitan Bahasa merupakan alat bagi penulis untuk mengungkapkan kembali pengamatannya terhadap fenomena kehidupan dalam bentuk karya sastra. Bahasa juga digunakan sebagai alat politik dengan tujuan memengaruhi pikiran masyarakat untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Dan sebagaimana yang kita ketahui melalui sejarah, sastra akan mengkritisi dunia politik yang tidak berjalan dengan semestinya. Sastra dapat digunakan sebagai cara mendidik masyarakat. Menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air.
ADVERTISEMENT