Konten dari Pengguna

Stres dalam Pekerjaan : Tantangan atau Kesempatan

Nurul Citra Mahimu
Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Jurusan Administrasi Kesehatan 23
19 Oktober 2024 3:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurul Citra Mahimu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi perempuan yang sedang stres dengan memegang kepalanya di saat sedang bekerja (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-yang-duduk-di-depan-macbook-313690/)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi perempuan yang sedang stres dengan memegang kepalanya di saat sedang bekerja (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-yang-duduk-di-depan-macbook-313690/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stres dalam pekerjaan telah menjadi fenomena yang tak terhindarkan di era modern. Berbagai tuntutan, seperti target yang tinggi, beban kerja berlebih, serta tekanan dari atasan dan kolega, seringkali menjadi pemicu utama stres di tempat kerja. Namun, apakah stres ini selalu berdampak negatif, ataukah ada ruang bagi kita untuk mengubahnya menjadi motivasi positif?
ADVERTISEMENT
Apasih Penyebab Utama Stres Kerja ?
Stres tidak hanya muncul dari faktor eksternal, seperti lingkungan kerja atau ekspektasi yang tidak realistis, tetapi juga dari internal, seperti kemampuan manajemen waktu dan keterampilan mengelola emosi. Berikut beberapa penyebab umum stres dalam pekerjaan:
Overload Pekerjaan: Ketika seseorang dihadapkan pada tugas yang terlalu banyak atau waktu yang sangat terbatas, hal ini memicu kelelahan.
Ketidakpastian Karier: Rasa tidak aman akan posisi atau jenjang karier dapat menambah tekanan.
Lingkungan Kerja yang Tidak Mendukung: Konflik dengan rekan atau atasan, kurangnya apresiasi, dan komunikasi buruk menciptakan suasana tidak nyaman.
Keseimbangan Kehidupan dan Kerja yang Buruk: Ketika pekerjaan menggerogoti waktu pribadi, kesejahteraan mental dan fisik pun ikut terdampak.
Bagaimanasih Dampak Stres pada Kesehatan dan Produktivitas?
ADVERTISEMENT
Stres kronis di tempat kerja dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, seperti gangguan tidur, sakit kepala, hingga risiko penyakit jantung. Dalam aspek psikologis, stres dapat mengurangi motivasi, konsentrasi, dan inovasi. Karyawan yang terus-menerus merasa stres cenderung mengalami burnout, yang ditandai dengan rasa lelah emosional dan penurunan produktivitas. Hal ini juga berimbas pada perusahaan, seperti meningkatnya tingkat absen, penurunan kualitas pekerjaan, dan tingginya angka turnover.
Bagaimanasih Mengubah Stres Menjadi Motivasi Positif?
Walaupun stres dapat menurunkan kualitas hidup, dengan pengelolaan yang tepat, ia bisa menjadi dorongan untuk berkembang. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu:
Manajemen Waktu dan Prioritas: Membuat daftar tugas dan memprioritaskan yang penting membantu mengurangi kecemasan.
Komunikasi Terbuka: Menyampaikan kendala kepada atasan atau rekan kerja dapat membuka ruang untuk solusi.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan Emosi: Teknik seperti mindfulness dan latihan pernapasan dapat membantu menenangkan pikiran.
Pentingnya Waktu Istirahat: Istirahat sejenak di tengah pekerjaan meningkatkan konsentrasi dan kreativitas.
Keseimbangan Kerja dan Kehidupan: Menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting untuk menjaga kesehatan mental.
Stres dalam pekerjaan memang tidak dapat dihindari, tetapi kita dapat belajar untuk mengelolanya dengan baik. Alih-alih melihatnya sebagai beban, stres bisa menjadi peluang untuk mengevaluasi diri, meningkatkan kemampuan, dan memperkuat ketahanan mental. Bagi perusahaan, membangun budaya kerja yang sehat dan mendukung karyawan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan. Pada akhirnya, keberhasilan bukan hanya tentang pencapaian target, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa tetap sehat dan bahagia di tengah tekanan.
ADVERTISEMENT
Menghadapi stres bukanlah tugas mudah, namun dengan strategi yang tepat, setiap tantangan bisa menjadi pijakan untuk tumbuh lebih baik.
Nurul Citra Mahimu, Mahasiswa Administrasi Kesehatan UNM