Konten dari Pengguna

Counter Culture: LGBT di Kacamata Mayoritas

Caecillia Joeclyne Mulyen
Seorang mahasiswi program studi ilmu komunikasi di Universitas Bunda Mulia
26 Maret 2022 12:09 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Caecillia Joeclyne Mulyen tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di dalam kehidupan masyarakat, tentunya terdapat budaya yang telah lama dianut oleh masyarakat. Budaya tersebut terbentuk serta dibentuk dengan nilai-nilai serta norma-norma yang ada dan telah disesuaikan dengan masyarakat itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun, ada juga sekelompok masyarakat yang dengan tegas dan secara terang-terangan menunjukan bahwa mereka menolak nilai serta norma yang ada di dalam mayoritas masyarakat. Sekelompok masyarakat yang melakukan penolakan tersebut dapat dikatakan sebagai Counter culture.
Counter culture adalah mereka yang membawa budaya, ide, ataupun kepercayaan mereka sendiri dan bertujuan untuk mengubah budaya yang telah ada di masyarakat. Salah satu contoh counter culture yang ada di masyarakat adalah Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Dalam menyuarakan hak-hak LGBT, mereka menggunakan dan membutuhkan media. Media sosial memiliki peranan yang penting dalam penyebaran nilai-nilai atau keyakinan yang mereka miliki terkait menyukai sesama jenis adalah hal yang wajar.
Artikel yang berjudul “Heboh Menag Disebut Minta Warga Hormati LGBT, Kemenag: Itu Hoaks!”, memperlihatkan bahwa di Indonesia, melalui Menteri Agama, masih berpegang teguh pada ajaran yang tidak memperbolehkan adanya LGBT ini. Masyarakat sempat dihebohkan oleh beritanya karena diminta untuk menghormati hak-hak LGBT. Menteri agama menyangkal kabar tersebut melalui akun Twitter resmi Kemenag bahwa ia tidak pernah meminta masyarakat untuk menghormati hak-hak LGBT dan dengan tegas memberitahukan jika itu jelas hoaks.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini LGBT dikatakan bertentangan dengan nilai atau norma yang ada di masyarakat mayoritas. Dimana Indonesia memiliki landasan hukum yaitu Pancasila, dan mayoritas menganggap bahwa LGBT tidak lah sesuai dengan Pancasila dalam sila ke-1 yang menjelaskan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang beragama dan agama apapun tidak mengajarkan atau memperbolehkan LGBT.
Selain itu, norma-norma yang ada di dalam masyarakat Indonesia juga masih didasari oleh ajaran yang ada di dalam agama. Maka dari itu, ini menjadi alasan mengapa Indonesia tidak mendukung adanya LGBT. Berbeda dengan negara-negara lain yang sudah banyak mengakui dan memperbolehkan adanya LGBT.
Infografis di buat di canva.com
Referensi:
https://nasional.sindonews.com/read/704071/15/heboh-menag-disebut-minta-warga-hormati-lgbt-kemenag-itu-hoaks-1646489020
https://kumparan.com/fadil-andzar/mengapa-lgbt-tidak-dapat-diterima-di-indonesia
Sumber gambar infografis:
https://www.google.co.id/search?q=lesbian&hl=en&sxsrf=APq-WBu7s-X-JNUU
https://www.google.co.id/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.kompas.com
https://www.google.co.id/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fsumsel.tribunnews.com%
https://www.google.co.id/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.freepik.com%
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fupload.wikimedia.org%2Fwikipedia%2Fcommons%2Fthumb%2F9%2F9c%2FYaqut_Cholil_Qoumas%252C_Menteri_Agama.png%2F220px-Yaqut_Cholil_Qoumas%252C_Menteri_Agama.png&imgrefurl=https%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FDaftar_Menteri_Agama_Indonesia&tbnid=6TPBL13YN79DeM&vet=1&docid=1XPQKVgxt8frrM&w=220&h=229&hl=en-GB&source=sh%2Fx%2Fim
https://images.app.goo.gl/UZdtoNTNJ6uy3ytV9
https://images.app.goo.gl/4YW2xxwLAopnKdRc6
canva.com/Rosemary Ketchum
ADVERTISEMENT
canva.com/Ketut Subiyanto
canva.com/Tim Samuel