Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian dan Sejarah Living Hadis dalam Konsep Memahami Sebuah Hadis
4 November 2024 11:14 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari A Rima Mustajab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Studi hadis telah menjadi bagian yang sangat penting dalam khazanah keilmuan Islam, terutama karena hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an. Dalam sejarahnya, kajian hadis berkembang dengan fokus pada autentisitas sanad dan matan, untuk memastikan bahwa hadis yang diamalkan benar-benar berasal dari Nabi Muhammad SAW. Namun, seiring perkembangan zaman dan perubahan kondisi sosial-budaya masyarakat, muncul kebutuhan untuk melihat hadis tidak hanya dari sisi tekstual, tetapi juga dari aspek aplikatifnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mendorong lahirnya konsep yang dikenal sebagai living hadis, yaitu pendekatan yang memandang hadis sebagai sesuatu yang hidup dalam tradisi dan perilaku umat Muslim di berbagai tempat.
ADVERTISEMENT
Konsep living hadis berkembang sebagai respons terhadap kenyataan bahwa masyarakat Muslim yang beragam secara budaya dan sosial dapat memiliki cara yang berbeda dalam mengimplementasikan ajaran hadis. Di Indonesia, misalnya, penerapan hadis sering kali disesuaikan dengan nilai-nilai lokal yang sudah mengakar dalam budaya masyarakat. Ini menciptakan variasi unik dalam praktik beragama yang tidak mengurangi esensi ajaran Islam, tetapi justru menjadikannya lebih relevan dan dapat diterima dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, kajian living hadis juga bertujuan untuk mengatasi pemahaman hadis yang kaku dan tekstualis, yang kadang-kadang tidak sepenuhnya sesuai dengan kondisi kehidupan modern. Pendekatan ini memberikan pemahaman bahwa ajaran hadis dapat ditafsirkan dan diaplikasikan secara kontekstual sesuai dengan situasi dan tantangan yang dihadapi umat Islam saat ini. Oleh karena itu, penelitian terhadap konsep living hadis menjadi semakin penting, karena dapat membantu memahami bagaimana ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW dapat dijalankan dengan lebih relevan, fleksibel, dan kontekstual dalam masyarakat yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Di Dalam Jurnal Living Hadis Volume 1, Nomor 1 Yang Berjudul "Living Hadis: Genealogi, Teori, dan Aplikasi" oleh Saifuddin Zuhri Qudsy memberikan pandangan yang mendalam tentang perkembangan studi "Living Hadis" di Indonesia dalam dekade terakhir. Dalam kajian ini, Qudsy berusaha menelusuri bagaimana fenomena hadis yang hidup (Living Hadis) dipraktikkan secara sosiokultural oleh masyarakat, termasuk bagaimana tradisi, ritual, dan adaptasi modern dari hadis-hadis itu terbentuk. Kajian ini bertumpu pada tiga aspek utama: genealogis (asal-mula), teori yang digunakan, dan teknik penelitian yang diterapkan (Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2016: 178-179 ).
Studi Living Hadis di Indonesia relevan dalam konteks budaya yang kaya dan beragam, di mana agama Islam, modernitas, dan warisan budaya nenek moyang membentuk relasi yang kompleks. Qudsy menyoroti bagaimana hadis menjadi pedoman moral dan sosial yang fleksibel, menyesuaikan diri dengan berbagai bentuk modernitas tanpa kehilangan akar keagamaannya. Praktik-praktik seperti mengenakan jilbab, yang berubah dari bentuk tradisional menjadi simbol gaya dan ekspresi syar'i yang modern, mencerminkan persinggungan antara nilai-nilai agama dan kapitalisme.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Qudsy mencatat bahwa Living Hadis tidak hanya sekadar interpretasi tekstual tetapi juga berakar pada akulturasi budaya. Praktik seperti nyekar, sungkem, atau tradisi lebaran menggambarkan bagaimana hadis diintegrasikan dalam budaya lokal, memupuk bentuk keislaman yang khas Indonesia. Penelitian ini, dengan demikian, menemukan pentingnya mempelajari Living Hadis sebagai bagian dari dinamika interaksi antara agama, budaya tradisional, dan arus modernitas, menciptakan praktik Islam yang kontekstual dan relevan dengan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, kajian ini berfokus pada pemahaman tentang pengertian dan sejarah konsep living hadis dalam upaya memahami hadis. Melalui kajian ini, diharapkan dapat memperkaya perspektif keilmuan Islam, khususnya dalam melihat hadis sebagai sesuatu yang tidak hanya bersifat tekstual tetapi juga kontekstual dalam kehidupan umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Pengertian Living Hadis
Living hadis adalah konsep yang menggambarkan bagaimana sebuah hadis dihidupkan atau diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Muslim. Secara umum, living hadis merupakan studi tentang pemaknaan hadis dalam konteks sosio-kultural suatu masyarakat. Alih-alih sekadar teks normatif yang statis, hadis dipahami sebagai sesuatu yang dinamis dan relevan dengan kehidupan umat, sehingga memiliki peran dalam membentuk perilaku, tradisi, dan nilai sosial yang ada di masyarakat.
Konsep living hadis juga menekankan bagaimana sebuah hadis tidak hanya diinterpretasikan dari segi tekstual tetapi juga secara kontekstual, yakni bagaimana pesan-pesan dalam hadis tersebut diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, living hadis menegaskan bahwa pemahaman terhadap hadis harus responsif terhadap kondisi dan kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Sejarah Living Hadis
Gagasan tentang living hadis berakar dari upaya memahami hadis secara lebih kontekstual yang mulai mendapat perhatian serius dalam kajian hadis kontemporer. Konsep ini muncul sebagai respon terhadap pendekatan hadis tradisional yang sering kali hanya fokus pada periwayatan dan matan tanpa mempertimbangkan konteks sosial-budaya masyarakat.
Kajian living hadis berusaha menjembatani kesenjangan antara teori hadis klasik dengan realitas modern. Istilah "living hadis" mulai populer di kalangan akademisi Islam sekitar awal abad ke-21, meskipun praktik pemaknaan hadis dalam kehidupan sehari-hari telah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW. Ketika Nabi masih hidup, hadis tidak hanya berupa teks, tetapi juga dipraktikkan dan dilihat langsung oleh para sahabat dalam tindakan dan perilaku beliau. Oleh karena itu, pengalaman sahabat yang menyaksikan langsung perilaku Nabi seringkali menjadi rujukan penting bagi masyarakat Muslim dalam menerapkan ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, konsep living hadis mendapatkan perhatian khusus di kalangan akademisi dalam rangka memahami bagaimana hadis diterapkan di masyarakat dengan latar belakang budaya yang beragam. Misalnya, bagaimana masyarakat Muslim di Indonesia menghidupkan hadis-hadis tentang tolong-menolong, gotong-royong, dan kedermawanan dalam kehidupan sehari-hari, yang mungkin sedikit berbeda dalam bentuknya dibandingkan dengan negara-negara lain.
Kontribusi Living Hadis dalam Memahami Hadis
Living hadis memberikan kontribusi signifikan dalam memahami hadis karena mendorong pendekatan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan dan konteks masyarakat. Beberapa kontribusi tersebut di antaranya:
1. Pemaknaan Kontekstual: Living hadis memungkinkan pemahaman yang lebih luas terhadap hadis melalui konteks budaya dan kondisi sosial yang berbeda. Ini menghindarkan pemahaman hadis yang sempit dan kaku.
ADVERTISEMENT
2. Relevansi Hadis dalam Kehidupan Modern: Melalui konsep living hadis, ajaran hadis menjadi lebih relevan dengan kehidupan modern, membantu umat Muslim menjalankan ajaran agama dalam cara yang sesuai dengan kondisi dan tantangan zaman.
3. Pembentukan Karakter Sosial: Hadis yang dihidupkan dalam konteks masyarakat dapat membantu pembentukan karakter sosial yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, kedermawanan, dan persaudaraan.
Kesimpulan
Konsep living hadis menawarkan perspektif baru dalam studi hadis dengan cara memaknai dan menghidupkan hadis dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan melihat hadis sebagai sesuatu yang hidup dan dinamis, living hadis membuka peluang bagi umat Muslim untuk mengaplikasikan ajaran agama secara relevan dan kontekstual sesuai dengan tantangan dan kebutuhan masyarakat.
ADVERTISEMENT