Konten dari Pengguna

Kebenaran Ilmiah di Era Pasca-Kebenaran: Tantangan Epistemologi

Cahya Salsabila
Mahasiswi Semester 3, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
20 November 2024 16:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cahya Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang pengetahuan: apa itu pengetahuan, bagaimana kita memperolehnya, dan seberapa dapat diandalkannya. Dalam era pasca-kebenaran, epistemologi menjadi semakin relevan karena kita perlu memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana membedakan antara fakta dan fiksi, serta bagaimana menilai klaim-klaim yang beredar di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di era digital telah membawa perubahan drastis dalam cara kita mengakses dan mengkonsumsi informasi. Kemudahan dalam berbagi informasi melalui media sosial telah menciptakan ekosistem di mana fakta dan opini seringkali sulit dibedakan. Fenomena ini, yang sering disebut sebagai "pasca-kebenaran" (post-truth), ditandai dengan meningkatnya penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan, serta kecenderungan untuk mengutamakan emosi dan kepercayaan pribadi daripada fakta objektif.
Relativitas Kebenaran: Pasca-kebenaran menantang pandangan tradisional tentang kebenaran sebagai sesuatu yang objektif dan universal. Dalam era ini, kebenaran seringkali dianggap relatif dan tergantung pada perspektif individu atau kelompok.
Disinformasi dan Misinformasi: Penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan secara sengaja atau tidak sengaja menjadi semakin mudah. Hal ini membuat sulit bagi masyarakat untuk membedakan antara fakta dan fiksi.
ADVERTISEMENT
Peran Media Sosial: Media sosial telah menjadi platform utama untuk menyebarkan informasi, baik yang benar maupun yang salah. Algoritma yang dirancang untuk memaksimalkan keterlibatan pengguna seringkali memperkuat filter bubble dan echo chamber, sehingga memperkuat pandangan yang sudah ada sebelumnya.
Untuk menghadapi tantangan epistemologi di era pasca-kebenaran, literasi sains menjadi semakin penting. Literasi sains memungkinkan individu untuk mengevaluasi informasi: Membedakan antara fakta dan opini, serta mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel.
Berpikir kritis: Menganalisis informasi secara mendalam dan menghindari kesimpulan yang terburu-buru.
Mengambil keputusan yang rasional: Membuat keputusan yang didasarkan pada bukti-bukti yang kuat.
Maka dari itu, era pasca-kebenaran menghadirkan tantangan yang signifikan bagi epistemologi. Namun, dengan meningkatkan literasi sains dan memperkuat peran ilmuwan, kita dapat menghadapi tantangan ini dan membangun masyarakat yang lebih berpengetahuan dan rasional.
ADVERTISEMENT