Konten dari Pengguna

Kenapa Anak SD/MI Lebih Senang Berolahraga daripada Duduk di Kelas?

Cahya Nindira
Mahasiswa UIN Raden Fattah Palembang 2024
8 Mei 2025 11:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cahya Nindira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Coba kita ingat kembali masa kecil kita. Ketika duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI), pelajaran apa yang paling kita tunggu-tunggu? Mungkin banyak dari kita akan menjawab, “olahraga!” Rasanya luar biasa menyenangkan bisa keluar dari ruang kelas, berkumpul di lapangan, bermain bola, kejar-kejaran, atau sekadar lari bebas bersama teman-teman.
ADVERTISEMENT
Itu bukan hanya tentang gerak, tetapi tentang kebebasan. Saat itu, kita merasa tidak terbebani. Kita bisa tertawa, bergerak, berteriak, dan menjadi diri sendiri. Kenangan itu begitu melekat karena olahraga memberi ruang bagi jiwa kanak-kanak kita untuk bernapas.
Dan kini, saat kita dewasa dan melihat anak-anak MI, kita melihat pola yang sama: mereka lebih bersemangat saat jam olahraga dibanding pelajaran lain yang mengharuskan mereka duduk diam dan mendengarkan. Tapi, mengapa hal ini bisa terjadi?
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Karena Anak-anak MI berada di rentang usia 7–12 tahun, yaitu masa emas perkembangan motorik dan psikomotorik. Pada tahap ini, anak memiliki kebutuhan tinggi untuk bergerak. Tubuh mereka sedang tumbuh dengan pesat, dan aktivitas fisik sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang tersebut baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Menurut
ADVERTISEMENT
Olahraga menjadi wadah ideal untuk menyalurkan kebutuhan tersebut. Dalam pelajaran olahraga, mereka bebas bergerak, berinteraksi dengan teman, bermain peran sebagai “atlet”, dan mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan secara langsung.
Sunber foto: Dokumen Pribadi
Sementara itu, pelajaran di dalam kelas sering kali membutuhkan duduk tenang, memperhatikan, menulis, dan berpikir abstrak yang tidak selalu cocok dengan cara belajar anak usia ini. Akibatnya, mereka cenderung kurang fokus, mudah bosan, atau bahkan merasa stres.
Banyak orang tua dan guru masih memiliki persepsi bahwa anak yang “baik” adalah anak yang duduk diam, mendengarkan, dan tidak banyak bicara. Padahal, gaya belajar setiap anak berbeda-beda. Untuk anak usia MI, gaya belajar yang dominan adalah kinestetik (belajar dengan gerak), visual, dan sosial.
ADVERTISEMENT
Mereka lebih cepat memahami sesuatu ketika melibatkan fisik dan gerakan. Maka tak heran, olahraga menjadi aktivitas favorit mereka karena menyatukan semua itu gerakan, visual, interaksi, dan pengalaman nyata.
Belajar bukan berarti harus diam. Belajar bisa dilakukan sambil bergerak, sambil tertawa, sambil bermain, bahkan sambil bernyanyi. Yang penting bukan bagaimana mereka belajar, tetapi sejauh mana mereka memahami dan menikmati proses belajar itu sendiri.
Pengalaman menyenangkan saat olahraga ini bisa menjadi inspirasi bagi guru dan orang tua untuk membawa semangat itu ke pelajaran lain. Kita bisa menggabungkan gerak dalam proses belajar seperti bermain peran untuk pelajaran bahasa, permainan lompat angka untuk matematika, atau eksplorasi lingkungan sekolah untuk IPA. Metode seperti ini dikenal dengan istilah pembelajaran kinestetik, dan terbukti sangat efektif untuk meningkatkan fokus dan daya serap anak usia sekolah dasar.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, tidak semua pelajaran bisa sepenuhnya seperti olahraga, tapi semangatnya bisa kita tiru: belajar harus menyenangkan, melibatkan anak secara aktif, dan membuat mereka merasa bahagia. Kita pun dulu pernah merasakannya. Kita tahu betapa gembiranya saat bisa belajar sambil bergerak.
Anak-anak MI butuh lebih dari sekadar bangku dan papan tulis. Mereka butuh pengalaman, aktivitas fisik, dan pendekatan yang menyenangkan. Olahraga telah membuktikan bahwa mereka bisa semangat belajar jika caranya sesuai. Maka, mari kita bawa semangat itu ke dalam semua pelajaran.
ADVERTISEMENT
Karena pada akhirnya, tujuan pendidikan bukan sekadar membuat anak pandai, tapi juga membuat mereka bahagia saat belajar.