Konten dari Pengguna

Menggali Dimensi Lahir dan Batin dalam Shalat

Cahya Ramadhani
Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Manajemen Dakwah.
8 November 2024 15:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cahya Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: pexels.com
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu pilar utama dalam Islam, shalat memiliki makna yang mendalam termasuk dimensi dalam shalat. Shalat terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi lahir dan dimensi batin. Kita akan mempelajari tujuh komponen pokok yang membentuk dimensi lahir dan dimensi batin dalam shalat, yaitu bacaan shalat, gerakan shalat, tawajuh, munajat, istislam, ikhlas, dan khusyuk.
ADVERTISEMENT
Dimensi Lahir
Dimensi lahir menurut para ulama fikih didefinisikan sebagai ibadah khusus yang terdiri dari bacaan dan gerakan shalat yang dimulai dari takbiratul ihram dan ditutup dengan ucapan salam.
1. Bacaan Shalat
Bacaan shalat merupakan serangkaian kalimat atau ayat-ayat yang wajib dibaca dan dilafalkan umat islam saat shalat. Berdasarkan kajian para ulama fikih terhadap sabda dan praktik shalat Rasulullah terbagi menjadi dua, yakni rukun yang wajib dibaca di dalam shalat, seperti membaca surah Al-Fatihah dan sunah yang dianjurkan dibaca dalam shalat, seperti membaca ayat-ayat al-quran setelah membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua.
2. Gerakan Shalat
Gerakan shalat adalah rangkaian gerakan yang harus dilakukan saat shalat, seperti berdiri, takbiratul ihram, ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud dan duduk tahiat awal maupun akhir, gerakan-gerakan ini dilakukan secara berurutan dan tidak boleh dilewatkan karena menjadi syarat sahnya shalat. Syarat sah shalat sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Dimensi Batin
Sedangkan itu, dimensi batin adalah suasana hati yang melibatkan perasaan dan kerohanian dalam shalat, dimensi batin berkaitan dengan al-zawq dan al-ruhi, yakni emosi dan spiritual.
1. Tawajuh
Tawajuh dalam shalat mengacu pada menghadapkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Shalat tidak hanya menghadapkan diri ke arah Ka'bah saja, tetapi juga melibatkan pikiran, emosi, dan spiritualitas. Tawajuh membantu seseorang mencapai tingkat khusyuk yang lebih dalam, membuat shalat bukan hanya sebagai rutinitas gerakan fisik, tetapi juga sebagai pengalaman spiritual yang dapat mempererat hubungan dengan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
2. Munajat
Munajat bermakna keintiman dan percakapan lembut seorang hamba dengan tuhannya. Shalat adalah media munajat hamba kepada tuhannya. Dengan munajat itu, Allah menampakkan sifat-sifatnya yang indah sebagai rahmatnya kepada para hamba dan seluruh alam semesta. Contoh munajat yaitu saat kita mengajukan permohonan, meminta keampunan kepadanya, dan saat kita menceritakan isi hati kita.
3. Istislam
Al-Istislam, artinya berserah diri kepada Allah SWT. Yang berarti istislam merupakan bentuk penyerahan diri kepada Allah melalui gerakan dan tindakan dalam shalat, seperti takbiratul ihram, ruku’, sujud, dan ucapan salam. Istislam mampu mempererat dimensi kehambaan dan ketaatan dalam hubungan dengan Allah SWT.
4. Ikhlas
Ikhlas dalam shalat berarti kesucian, ketika beribadah kepada Allah dan melakukan amal saleh, kita sama sekali tidak mengharapkan apapun kecuali ridha Allah, tidak juga mengharapkan pahala surga atau untuk menghindari siksa neraka. Dengan ikhlas kita bisa menciptakan dasar untuk menjadikan shalat sebagai amalan yang murni dan tulus.
ADVERTISEMENT
Keikhlasan melibatkan akidah, ibadah, dan muamalah. Keikhlasan dalam akidah merupakan fondasi bangunan rumah keislaman dalam tauhid uluhiyyah dan tauhid rububiyyah. Keikhlasan dalam ibadah dimulai dari kesucian diri kita dari najis yang ada pada badan, pakaian, dan tempat shalat. Keikhlasan batin meliputi kesucian jiwa kita dari berbagai penyakit hati. Kesucian dalam muamalah diwujudkan dengan membangun tata pergaulan yang santun, ramah, dan manusiawi.
5. Khusyuk
Khusyuk dalam shalat merupakan puncak pengalaman kerohanian shalat. Para ulama mendefinisikan khusyuk adalah mengekspresikan ketundukan pada Allah dengan hati dan jasmani yang tenang, terdapat dan terkadang juga terlihat dari anggota badan seperti sikap yang selalu tenang.
Khusyuk didapatkan ketika kita melakukan shalat dengan tepat waktu, bacaan dan gerakan shalat yang benar, pikiran yang jernih, suasana hati yang bening, memadukan tawajuh, munajat, istislam, dan, Ikhlas, seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi.
ADVERTISEMENT
Shalat tidak terbatas pada gerakan fisik dan bacaan saja, tetapi juga mencakup hubungan pribadi yang mendalam dengan Allah SWT melalui Tawajuh, Munajat, Istislam, Ikhlas, dan Khusyuk. Pemahaman dan penerapan dimensi ini dapat menuntun umat islam menuju pemahaman spiritual yang lebih dalam serta memperkaya pengalaman ibadah mereka.
Penulis: Cahya Ramadhani
Dosen Pengampu: Dr. H. Hamidullah Mahmud, L.c, M.A.