Konten dari Pengguna

Pesantren Tradisional, Modern, dan Tahfizh Qur'an

Silvie Camelia
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah
12 Desember 2022 20:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Silvie Camelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi foto santri pesantren : poxabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto santri pesantren : poxabay.com
ADVERTISEMENT
Apakah kalian pernah mendengar apa itu pesantren?
Masa depan yang baik untuk anak adalah keinginan dan harapan semua orang tua, tentu orang tua ingin sekali anaknya berpendidikan dengan baik dan benar karena sebuah pendidikan adalah mendidik atau mengajarkan pengetahuan yang diberikan kepada anak. Salah satu yang diharuskan kepada setiap umat muslim yaitu pendidikan agama.
ADVERTISEMENT
Salah satu pendidikan agama yaitu pendidikan di pesantren, meskipun pesantren memiliki sifat sederhana, pendidikan pesantren dipastikan selalu ada diberbagai kondisi. Kehidupan di dalam pesantren sangat berbeda dengan kehidupan di luar pesantren, pesantren menerapkan apa yang sudah diajarkan oleh Islam, seperti selalu mengutamakan sholat tepat waktu, berpuasa, pentingnya bersedekah dan masih banyak lagi.
Mengutip dari sebuah jurnal yang membahas mengenai perbedaan penyesuaian diri santri pondok pesantren tradisional dan modern, pondok pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia dan menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa (Hidayat, 2009).
Pesantren mempunyai tiga jenis, ada pesantren tradisional, pesantren modern dan pesantren tahfizh Qur'an. Masing-masing memiliki tipe atau khas, dan cara pengajaran yang berbeda. Pendidikan pesantren tradisional adalah pesantren yang mendalami dan mengamalkan apa yang diajarkan Islam dengan cara mengutamakan akhlak. Pesantren tradisional berjalan dengan sistem pembelajaran guru dan murid duduk berhadapan, guru membacakan kitab dan dibacakan ulang oleh murid-muridnya. Kitab Islam yang dibacakan oleh guru biasanya dikenal banyak orang dalam sebutan kitab kuning karena kertas di dalam kitab tersebut berwarna kuning, kitab kuning terbagi beberapa bidang seperti kitab tafsir, kitab nahwu, kitab hadis, kitab fikih, kitab tauhid dan banyak kitab lainnya dalam sejarah Islam.
ADVERTISEMENT
Biasanya pesantren tradisional mengajarkan sikap mandiri dari berbagai hal seperti, memasak sendiri, mencuci pakaian sendiri, menjemur pakaian sendiri dan masih banyak hal-hal yang dilakukan dengan mandiri. Kegiatan sehari-hari di pesantren ada banyak hal, maka tercipta organisasi di pesantren tradisional sebagai sistem saling membantu dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Begitulah pendidikan di dalam pesantren tradisional, lebih mengunggulkan pelajaran dari kitab kuning, dan tidak mengharuskan pembelajaran pendidikan nasional.
Mengutip dari sebuah jurnal yang membahas mengenai konstruksi sistem pendidikan pesantren tradisional di era global: paradoks dan relevansi, dalam sistem pendidikan pesantren tradisional tidak dikenal adanya kelas-kelas sebagai tingkatan dan jenjang pendidikan (Purnamasari, 2016)
Adapun pesantren modern, pesantren yang terselenggara untuk proses mengutamakan pendidikan ilmu keislaman dan pendidikan ilmu pengetahuan nasional pada umumnya, pesantren modern tetap mengadakan sistem madrasah. Pesantren yang mempunyai pendidikan sistem madrasah tetap mengadakan dan menerapkan apa yang ditetapkan oleh departemen agama, beda dengan pesantren tradisional yang hanya melakukan sistem belajar kitab.
ADVERTISEMENT
Pesantren modern mempuyai rancangan sendiri dalam pendidikan dan ajaran, di dalam pesantren modern biasanya mengutamakan pentingnya berbahasa asing seperti bahasa Arab dan bahasa Inggris. Pesantren modern juga memiliki banyak ekstrakurikuler dengan tujuan membangun bakat para santri agar mencapai apa yang mereka inginkan, contohnya seperti paskibra, hadroh, tari, voli, dan masih banyak lagi. Karena pesantren sudah modern beberapa pesantren ada yang mengadakan penitipan cuci pakaian, agar memudahkan santri untuk lebih fokus dalam kegiatan belajar, bukan hanya itu, pesantren modern biasanya lebih banyak peraturan-peraturan agar melatih santri untuk bertanggung jawab atas peraturan-peraturan yang tertera.
Menurut saya, dari pengalaman pribadi, saat saya sedang menjalani pendidikan di pesantren modern, saya terus terlatih mandiri, memiliki banyak teman yang saling membantu dan saling mendukung untuk mencapai impian setelah lulus dan mendapatkan pengalaman baru yang mungkin tidak ada di luar lingkungan pesantren.
ADVERTISEMENT
Kemudian pesantren tahfidz, pesantren ini mengunggulkan hafalan Al-Quran 30 juz. Sistem belajar di dalam pesantren tahfizh sama saja seperti pesantren modern, tetapi lebih diharuskan menghafal Qur'an, jadi aktifitas dalam pesantren tahfizh lebih banyak waktu menghafalnya. Di pesantren tahfizh ini biasanya mempunyai target untuk mencapai 30 juz, ketika sudah mencapai 30 juz para santri mengadakan kegiatan tasyakuran.
Mengutip dari sebuah jurnal yang membahas mengenai manajemen pemasaran pendidikan pondok pesantren tahfizh Qur'an, demikian pondok pesantren tahfizh Qur'an adalah aktivitas pembelajaran, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam yang pembelajarannya yang di dasarkan pada kitab-kitab klasik dalam bahasa Arab yang ditulis oleh ulama-ulama terdahulu dengan menambahkan program yaitu tahfizh Qur'an (pengahafal Al-Quran) sebagai fokus produknya (Muadin, 2017).
ADVERTISEMENT
Ketika para santri sudah menghafalkan Qur'an, santri tidak boleh lupa melakukan murajaah agar hafalan tersebut tetap melekat di dalam ingatan.
Begitulah pendidikan-pendidikan di pesantren, baik pesantren tradisional, pesantren modern dan juga pesantren tahfizh. Adanya pesantren karena terinspirasi dari ulama-ulama dahulu yang mampu menunjukkan keberhasilan dan membuktikan apa yang didapat dalam ilmu pengetahuan ajaran Islam. Di pesantren kita akan menjadi lebih baik jika niat kita juga baik. Pesantren mempunyai perkembangan prestasi yang cukup besar untuk mengembangkan diri, sehingga sudah banyak pondok pesantren yang berhasil menghasilkan orang-orang yang berprofesi. Pendidikan di pesantren bukan hanya mengembangkan diri saja, tetapi juga menuntun dan membimbing seseorang mencapai pendewasaan dan mempunai etika yang mulia. Ketika seseorang sudah mendapatkan ilmu dan keinginannya, maka seseorang tersebut tidak boleh melupakan tempat dimana awal mula mendapatkan keinginannya yang tercapai.
ADVERTISEMENT
Daftar rujukan:
Hidayat, D. A. J., (2009). Perbedaan penyesuaian diri santri dipondok pesantren tradisional dan modern (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Purnamasari, N. I., (2016). Konstruksi Sistem Pendidikan Pesantren Tradisional di Era Global: Paradoks dan Relevansi. EL- BANAT: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 6(2), 73-91.
Muadin, A., (2017). Manajemen Pemasaran Pendidikan Pondok Pesantren Tahfizh Qur'an. Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 5(2), 293-308.