Konten dari Pengguna

Malam Selawe: Tradisi Jawa dalam Menyambut Berkah di Kota Gresik

Cantika Jianita Putri
Saya adalah mahasiswa Universitas Airlangga
30 Desember 2024 14:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cantika Jianita Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam kekayaan budaya Indonesia, tradisi memiliki daya tarik serta magnet tersendiri dengan berbagai adat dan upacara yang penuh akan makna. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini adalah Malam
(Foto oleh Cantika Jianita Putri | Diambil pada April 2024 | Malam Selawe)
zoom-in-whitePerbesar
(Foto oleh Cantika Jianita Putri | Diambil pada April 2024 | Malam Selawe)
Sejarah dan makna Malam Selawe
ADVERTISEMENT
Malam Selawe berasal dari kata “Selawe” yang dalam bahasa jawa berarti dua puluh lima. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan pennghargaan terhadap malam-malam terakhir bulan ramadhan, di mana umat Muslim meningkatkan ibadah mereka untuk meraih pahala dan keberkahan yang lebih besar, terutama pada malam-malam ganjil yang dapat menjadi Laylatul-Qadr, malam seribu bulan.
Bagi masyarakat Jawa di kota Gresik, malam ini tidak hanya sekedar memperbanyak ibadah secara individu, tetapi juga menjadi momen untuk berkumpul dan mempererat silaturahmi. Hal ini sekaligus menjadi pengingat akan pengingat akan pentingnya bersikap baik kepada sesama dan memperkuat rasa kebersamaan dalam masyarakat.
Tradisi dan kegiatan Malam Selawe
Pada Malam Selawe, masyarakat Gresik biasanya melakukan berbagai kegiatan seperti tahlilan, pengajian, dan dzikir bersama. Di sekitar jalanan Makam Sunan Giri dihias dengan lampu-lampu yang menyimbolkan penerangan dan harapan baru. Serta terdapat bazar atau pasar malam yang setiap tahunnya dinanti oleh masyarakat Gresik. Dalam beberapa komunitas, anak-anak diajak berkeliling kampung sambil membawa obor atau lampion, sebuah tradisi yang dikenal dengan sebutan "takbiran keliling" dalam suasana penuh suka cita.
ADVERTISEMENT
Malam Selawe ini tidak hanya dilakukan oleh generasi tua, tetapi juga melibatkan generasi muda, termasuk mahasiswa. Mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan tradisi ini agar tetap relevan di tengah modernisasi. Dengan mengikuti dan mengorganisir acara-acara Malam Selawe, mahasiswa tidak hanya belajar tentang budaya dan sejarah, tetapi juga memperdalam nilai-nilai spiritual dan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Relevansi Malam Selawe bagi Generasi Muda
Bagi generasi muda, khususnya mahasiswa, Malam Selawe menjadi pengingat akan pentingnya keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas. Di tengah kesibukan akademis dan kegiatan ekstrakurikuler, mahasiswa diajak untuk merenung dan meresapi nilai-nilai kebajikan yang diajarkan dalam tradisi ini.
Selain itu, keterlibatan dalam tradisi seperti Malam Selawe membantu mahasiswa untuk lebih memahami dan menghargai warisan budaya leluhur mereka. Ini merupakan kesempatan untuk merefleksikan diri dan mengapresiasi kebersamaan serta solidaritas sosial yang ditanamkan melalui tradisi ini.
ADVERTISEMENT
Menjaga Tradisi di Tengah Modernisasi
Dalam dunia yang semakin modern dan digital, menjaga kelestarian tradisi seperti Malam Selawe menjadi tantangan tersendiri. Generasi muda diharapkan dapat menjadi penjaga dan penerus tradisi ini tanpa kehilangan esensinya. Melalui inovasi dan kreativitas, mahasiswa dapat mengemas ulang tradisi ini agar lebih menarik dan relevan bagi generasi mereka.
Misalnya, pengenalan Malam Selawe melalui media sosial atau pembuatan video dokumenter bisa menjadi cara efektif untuk menyebarluaskan informasi dan mengundang partisipasi yang lebih luas. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang seiring waktu.