Konten dari Pengguna

Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja di Era Digital

Cantika Nazmi Laila
Mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18 Desember 2024 10:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cantika Nazmi Laila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-cybersickness-illustration_67003052.htm#fromView=search&page=1&position=4&uuid=24e1257f-e91f-4173-b99c-d2d7c21c239a
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-cybersickness-illustration_67003052.htm#fromView=search&page=1&position=4&uuid=24e1257f-e91f-4173-b99c-d2d7c21c239a
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi telah membuat media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, terutama remaja. Platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan lainnya menawarkan berbagai manfaat, seperti sarana interaksi sosial, ekspresi diri, hingga pengembangan bakat. Namun, di balik manfaat ini, media sosial juga memiliki dampak negatif, khususnya terhadap kesehatan mental. Penggunaan media sosial yang berlebihan telah dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis, termasuk kecemasan, depresi, dan rendahnya rasa percaya diri (Masriyudin, 2024; Firdausi, 2024).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Halodoc.com; Media sosial memang memiliki efek positif pada anak-anak dan remaja, baik dengan mengajarkan keterampilan sosial, memperkuat hubungan, maupun hanya bersenang-senang. Namun, penggunaan terus-menerus dari platform ini juga dapat memiliki dampak negatif, terutama pada kesehatan mental dan kesejahteraan pengguna muda.
Artikel ini akan membahas pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja berdasarkan studi yang dilakukan di Indonesia.

Media Sosial dan Perbandingan Sosial

Media sosial sering kali menjadi ajang perbandingan sosial. Remaja kerap membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan sempurna yang dipamerkan oleh orang lain di platform ini. Studi menunjukkan bahwa perbandingan sosial ini dapat menurunkan rasa percaya diri dan meningkatkan risiko depresi. Remaja yang merasa hidupnya tidak sebaik orang lain sering kali mengalami kecemasan dan stres psikologis. Menurut Firdausi (2024), citra ideal yang ditampilkan di media sosial membuat remaja merasa kurang menarik atau tidak berharga, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan mental mereka secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT

Cyberbullying dan Dampaknya

Cyberbullying merupakan salah satu risiko besar dari penggunaan media sosial. Remaja sering kali menjadi korban komentar negatif, penghinaan, atau bahkan ancaman yang dilakukan secara online. Hal ini tidak hanya melukai emosi, tetapi juga dapat menyebabkan trauma psikologis yang mendalam. Sebuah penelitian dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Masriyudin, 2024) menunjukkan bahwa cyberbullying dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan depresi, terutama pada generasi muda yang aktif menggunakan media sosial.

Ketergantungan dan Kecemasan Digital

https://www.freepik.com/free-vector/appointment-booking-with-people-smartphone_8509314.htm#fromView=search&page=1&position=18&uuid=57ddef27-6851-44de-8400-ceb8750e4082
ADVERTISEMENT
Ketergantungan pada media sosial juga menjadi masalah serius. Sebagian besar remaja merasa cemas atau tidak nyaman ketika tidak dapat mengakses media sosial mereka. Penelitian yang dilakukan melalui survei Google Form menunjukkan bahwa 64,2% responden merasa cemas ketika tidak dapat menggunakan media sosial (Masriyudin, 2024). Kecemasan ini sering kali berujung pada gangguan tidur yang kronis, yang kemudian meningkatkan risiko depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.

Upaya Mengatasi Dampak Negatif Media Sosial

Untuk mengurangi dampak negatif, remaja dan orang tua perlu mengelola penggunaan media sosial secara bijaksana. Pembatasan waktu penggunaan, edukasi tentang pentingnya kesehatan mental, serta penguatan hubungan tatap muka dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi ketergantungan pada media sosial. Menurut studi Firdausi (2024), peningkatan literasi digital juga penting agar remaja dapat lebih kritis dalam menyaring konten yang mereka konsumsi.
ADVERTISEMENT
Media sosial adalah pisau bermata dua: di satu sisi, ia menawarkan manfaat besar, tetapi di sisi lain, ia membawa risiko signifikan terhadap kesehatan mental, khususnya pada remaja. Dengan memahami dampak negatifnya dan menerapkan strategi pencegahan, kita dapat memaksimalkan manfaat dari media sosial tanpa harus mengorbankan kesehatan mental. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami kompleksitas hubungan antara media sosial dan kesehatan mental, khususnya dalam konteks Indonesia yang unik (Firdausi, 2024; Masriyudin, 2024; National Geographic, 2024).
Referensi:
Masriyudin, "Dampak Media Sosial pada Generasi Z," Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (2024).
Firdausi, A. A., "Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja," Universitas Airlangga (2024).
National Geographic Indonesia, "Efek Media Sosial pada Mental di Indonesia" (2024).
ADVERTISEMENT