Konten dari Pengguna

Kesehatan Mental di Era Digital: Perspektif Islam dan Solusinya

CANTIKA RATU AZZAHRA ZAIN -
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
16 November 2024 15:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari CANTIKA RATU AZZAHRA ZAIN - tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kesehatan mental menjadi salah satu isu yang sangat penting di era digital ini. Dengan berkembangnya teknologi, kita semakin terhubung dengan dunia maya, namun seringkali terputus dari keseimbangan hidup yang sesungguhnya. Banyak orang kini menghadapi tekanan dari media sosial, tuntutan gaya hidup modern, serta perasaan tertekan karena terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain. Dampak dari gaya hidup digital ini sangat berpotensi mengganggu kesehatan mental, menciptakan rasa kecemasan, stres, dan bahkan depresi.
Image by Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Image by Freepik
Islam sebagai agama yang lengkap memberikan panduan penting untuk menjaga kesehatan mental di tengah tantangan modern, termasuk dalam penggunaan teknologi. Rasulullah SAW mengajarkan keseimbangan, termasuk dalam mengatur waktu di dunia digital agar tidak berlebihan dan mengabaikan hal-hal esensial, seperti hubungan sosial dan perawatan diri. Islam menawarkan ketenangan jiwa melalui zikir dan shalat, yang menjadi cara efektif untuk meredakan stres dan kegelisahan. Mengingat Allah (zikir) dapat menjadi obat untuk kegelisahan dan keresahan hati. Saat kita merasa terbebani oleh tuntutan kehidupan digital atau stres dari pekerjaan, zikir dapat membawa ketenangan dalam hati, karena kita diingatkan bahwa segala sesuatu berada dalam kekuasaan Allah dan Dia adalah sebaik-baik penolong. Shalat, yang merupakan kewajiban lima kali sehari, juga memberikan momen-momen berharga untuk berhenti sejenak dari kesibukan dan hiruk-pikuk dunia. Gerakan shalat yang berulang-ulang, ditambah dengan konsentrasi pada doa dan bacaan, dapat meredakan ketegangan fisik dan mental. Di saat dunia digital mengalihkan fokus kita ke luar, shalat mengarahkan kita kembali ke dalam diri dan kedekatan dengan Sang Pencipta.
ADVERTISEMENT
Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) yang semakin meningkat akibat media sosial sering memicu kecemasan dan perasaan tidak cukup baik karena terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain. Islam menawarkan solusi melalui konsep syukur, yaitu bersyukur atas apa yang telah dimiliki sebagai antidot efektif untuk melawan perasaan ketidakpuasan. Rasulullah SAW mengajarkan agar kita selalu melihat kepada mereka yang lebih sedikit dalam hal materi, sehingga kita tidak meremehkan nikmat Allah. Dengan menjalani kehidupan yang seimbang, menerapkan moderasi, serta memperkuat spiritualitas melalui zikir dan shalat, kita dapat menjaga kesehatan mental di era digital yang penuh tantangan ini. Gaya hidup digital tidak perlu menjadi ancaman jika kita mengelola dengan bijak berdasarkan ajaran agama.
ADVERTISEMENT