Pelaksanaan Multi-Track Diplomacy dalam Hubungan Internasional

Caren Marvelia Jonathan
kumparan Buddies - Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
28 Maret 2023 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Caren Marvelia Jonathan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pelaksanaan diplomasi. Foto: Gerd Altmann/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelaksanaan diplomasi. Foto: Gerd Altmann/Pixabay
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, dunia diplomasi dalam hubungan internasional berkembang dengan pesat sebagai bentuk penyesuaian antara pola hubungan internasional dengan situasi dan kepentingan global. Isu-isu internasional yang makin kompleks menjadi tantangan baru bagi diplomasi untuk melakukan upaya penyelesaian konflik.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat jenis diplomasi kian variatif dan mengurangi dominasi negara terhadap aspek-aspek diplomasi. Dewasa ini, diplomasi pun makin membutuhkan keterlibatan dari aktor-aktor non-negara.
Kolaborasi antara keduanya kemudian memunculkan adanya konsep 'multi-track diplomacy'.
Konsep multi-track diplomacy dikembangkan oleh John W. McDonald dan Dr. Louise Diamond yang terbagi ke dalam sembilan jalur diplomasi yang masing-masing memiliki peran dan karakteristik tersendiri.
Sembilan jalur dalam multi-track diplomacy. Foto: Ilustrasi oleh Caren Marvelia Jonathan
Jalur pertama dalam multi-track diplomacy adalah track one diplomacy, yaitu upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh negara termasuk diplomat beserta aktor resmi negara dan bisa menghasilkan kebijakan formal. Jalur kedua, track two diplomacy melibatkan aktor nonpemerintah dan kalangan profesional.
Ketiga, track three diplomacy berkaitan dengan bisnis yang mengupayakan perdamaian melalui perdagangan dan kerja sama ekonomi internasional. Keempat, track four diplomacy melibatkan individu dalam kegiatan perdamaian dan pembangunan, misalnya melalui program pertukaran pemuda, organisasi sukarelawan, ataupun kelompok kepentingan khusus.
ADVERTISEMENT
Jalur kelima, track five diplomacy menciptakan perdamaian melalui pembelajaran yang mencakup penelitian, pelatihan, dan pendidikan. Track six diplomacy sebagai jalur keenam dilakukan oleh aktivis yang mengupayakan perdamaian melalui advokasi atas isu-isu seperti gencatan senjata, HAM, keadilan sosial-ekonomi, dan lainnya.
Ketujuh, track seven diplomacy berorientasi pada agama yang mengupayakan perdamaian melalui komunitas spiritual dan religius serta gerakan berbasis moralitas. Selanjutnya, track eight diplomacy melibatkan kelompok penyedia dana, seperti yayasan dan individu filantropis yang menyediakan dukungan finansial.
Terakhir, track nine diplomacy, jalur yang signifikan pada masa kini dengan melibatkan komunikasi dan media massa yang dapat membentuk opini publik. Kesembilan jalur dalam multi-track diplomacy membuat kesinambungan antaraktor yang beragam untuk saling berkooperasi antara satu jalur dengan jalur lainnya dalam memfasilitasi upaya penyelesaian isu-isu internasional yang datang dari global maupun domestik.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, pelaksanaan multi-track diplomacy juga tidak luput dari sejumlah tantangan. Beberapa tantangan yang kerap dijumpai antara lain aktor negara memiliki dominasi yang kuat dan cenderung menggunakan pendekatan politik power untuk menyelesaikan suatu masalah, keterbatasan aktor non-negara dalam kekuatan politik, bisnis yang cenderung berorientasi pada profit, penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh negara dengan memanfaatkan track four (masyarakat) sebagai objeknya, dan kebutuhan dana yang menjadi tantangan tersendiri bagi keberlangsungan think tank dan lembaga pendidikan (track five).
Tidak hanya itu, tantangan multi-track diplomacy juga datang dari tindakan para aktivis (track six) yang cenderung bersifat opresif dan dapat bertentangan dengan trackone karena track one lebih mengutamakan jalur formal. Pemuka agama dan kelompok religius (track seven) juga acap kali tidak netral dalam situasi perpolitikan.
ADVERTISEMENT
Keterhambatan track eight dalam pencairan dana serta tingkat netralitas dari media massa (track nine) yang dapat dikendalikan oleh pihak-pihak yang memiliki pengaruh besar dalam perpolitikan juga menjadi tantangan dalam pelaksanaan multi-track diplomacy.
Secara keseluruhan, tantangan terbesar yang sejatinya dihadapi multi-track diplomacy adalah sulitnya melakukan koordinasi antarjalur yang memiliki keberagaman dalam metode pelaksanaannya, dan juga keterlibatan banyak aktor, baik itu negara maupun non-negara seperti organisasi nonpemerintah hingga individu.
Contoh kasusnya dapat dilihat dari konflik di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1998. Inisiatif diplomatik ini secara eksklusif berfokus pada pemerintah Kabila, gerakan pemberontak RCD dan MLC, serta regional states yang berselisih agar dapat bernegosiasi untuk melakukan gencatan senjata.
Konflik ini melibatkan aktor selain negara, yaitu organisasi nonpemerintah. Namun, peran dan pengaruh track two diplomacy dalam konflik ini dapat dikatakan masih minim dalam memfasilitasi perjanjian gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
Proses track one diplomacy berjalan tanpa berkoordinasi dengan organisasi nonpemerintah yang menandakan bahwa track two diplomacy ini kurang mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah itu sendiri. Kasus tersebut menggambarkan bahwa dalam upaya penyelesaian konflik di RDK, kurang terjadi koordinasi antarjalur dan aktor non-negara memiliki keterbatasan dalam memengaruhi kebijakan luar negeri.
Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa keterlibatan aktor-aktor non-negara dalam jalur-jalur yang ada pada multi-track diplomacy bersifat melengkapi aktor negara dalam upaya mencapai perdamaian. Namun, multi-track diplomacy tidak lepas dari tantangan maupun hambatan dalam pelaksanaannya.
Dengan demikian, dalam mencapai upaya resolusi konflik terkait isu-isu yang makin kompleks di era kontemporer ini, diperlukan kesinambungan antarjalur dan kerja keras bagi setiap elemen yang ada dalam pelaksanaan multi-track diplomacy. Ketika saling terhubung satu sama lain, jalur-jalur yang ada dapat bekerja sama dengan lebih kuat dan efektif dalam membangun serta mewujudkan perdamaian.
ADVERTISEMENT
Referensi
Institute for Multi-Track Diplomacy. “Institute for Multi-Track Diplomacy.” IMTD. Diakses pada 20 Maret 2023. https://www.imtd.org/.
McDonald, John W. “The Institute for Multi-Track Diplomacy.” Journal of Conflictology 3, no. 2 (2012): 66–70. https://doi.org/10.7238/joc.v3i2.1629.
Mujiono, Dadang, dan Frisca Alexandra. Multi Track Diplomacy: Teori dan Studi Kasus. Samarinda: Mulawarman University Press, 2019.
Naidoo, Sagaren. “The Role of Track Two Diplomacy in the Democratic Republic of Congo Conflict.” African Journals Online 1, no. 2 (2000): 85–104. https://www.ajol.info/index.php/ajcr/article/view/136216.
“What is Multi-Track Diplomacy?” Institute for Multi-Track Diplomacy. Diakses pada 20 Maret 2023. https://imtdsite.wordpress.com/about/what-is-multi-track-diplomacy/.