Konten dari Pengguna

Pengaruh Dzikir Terhadap Fungsi Fisiologis Tubuh

Carissa Idelia Raasyidah
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
20 Oktober 2024 15:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Carissa Idelia Raasyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dzikir (sumber : foto pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dzikir (sumber : foto pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah anda berpikir, berdzikir dapat memengaruhi kesehatan tubuh kita? Dzikir merupakan salah satu ibadah dengan menyebut nama-nama Allah, mengulang kalimat-kalimat pujian, atau kalimat-kalimat doa lainnya. Dalam Islam sendiri, dzikir dilakukan untuk meraih ketenangan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan firman-Nya pada QS. Ar Ra’d ayat 28 :
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Namun, selain untuk meraih ketenangan jiwa, dzikir ternyata juga ada kaitannya dengan fungsi fisiologis tubuh manusia. Sudah banyak penelitian yang meneliti pengaruh dzikir terhadap kesehatan tubuh kita. Menurut Dr. Herbert Benson dari Harvard Medical School, meditasi atau aktivitas spiritual yang melibatkan pengulangan kata atau frase tertentu (seperti dzikir) dapat menghasilkan respons relaksasi di mana tubuh dan pikiran menjadi lebih tenang dan dapat memulihkan keseimbangan fisiologis.
Berikut beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dari melakukan dzikir secara rutin:
ADVERTISEMENT
1. Aktivasi Sistem Saraf Parasimpatis dan Pengaruhnya Terhadap Relaksasi Tubuh
Saat seseorang berdzikir tubuh secara otomatis memicu aktivasi sistem saraf parasimpatis. Sistem ini merupakan kebalikan dari sistem saraf simpatik yang mengatur respons tubuh terhadap stres. Saat parasimpatis aktif, tubuh cenderung mengalami penurunan ketegangan, relaksasi otot, dan perasaan tenang. Aktivasi sistem saraf parasimpatis melalui dzikir berdampak langsung pada beberapa fungsi fisiologis, seperti penurunan detak jantung, penurunan tekanan darah, dan relaksasi otot.
2. Peningkatan Fungsi Pernapasan dan Oksigenasi Darah
Dalam proses berdzikir, individu secara alami memperlambat ritme pernapasan mereka yang membantu paru-paru mengambil lebih banyak oksigen dan meningkatkan efisiensi pertukaran oksigen serta karbon dioksida dalam darah. Pernapasan yang teratur saat berdzikir memiliki efek positif pada sistem tubuh sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
a. Peningkatan oksigenasi darah
Pernapasan yang lebih dalam dan lambat memungkinkan lebih banyak oksigen masuk ke aliran darah yang mana sangat penting untuk meningkatkan fungsi optimal otak, jantung, dan organ vital lainnya.
b. Memperbaiki fungsi otak
Oksigen yang lebih banyak dapat meningkatkan aktivitas otak, memperkuat konsentrasi, daya ingat, dan fokus mental.
c. Memperkuat sistem kekebalan tubuh
Pernapasan yang lebih baik juga berhubungan dengan peningkatan produksi sel darah putih yang membantu tubuh melawan infeksi dan meningkatkan kekebalan tubuh secara keseluruhan.
Studi yang dilakukan oleh Rizvi et al. (2016) menemukan bahwa teknik pernapasan yang diatur melalui dzikir membantu memperbaiki kapasitas paru-paru dan mengurangi kadar kortisol dalam tubuh, yang pada akhirnya menurunkan stres. Peningkatan oksigenasi darah yang dihasilkan dari pernapasan teratur saat berdzikir juga sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit kardiovaskular.
ADVERTISEMENT
3. Mengurangi Hormon Stres dan Meningkatkan Hormon Kebahagiaan
Kortisol dilepaskan oleh tubuh ketika seseorang berada dalam kondisi tertekan atau cemas. Jika kortisol dilepaskan secara berlebihan, terutama dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan tidur, masalah pencernaan, hingga penurunan sistem kekebalan tubuh. Dzikir membantu menurunkan kadar kortisol dengan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis seperti yang sudah saya sebutkan di poin pertama, yang mana dapat menenangkan tubuh dan pikiran. Selain itu, dzikir juga merangsang pelepasan endorphin yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Dalam sebuah penelitian oleh Zulkurnain et al. (2012), ditemukan bahwa orang yang melakukan dzikir secara rutin memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dan suasana hati yang lebih positif.
ADVERTISEMENT
4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh kita sangat sensitif terhadap tingkat stres dan emosi negatif. Kortisol, hormon stres yang tinggi, dapat menekan sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit. Dzikir, dengan kemampuannya untuk menenangkan tubuh dan mengurangi stress juga dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa meditasi atau aktivitas spiritual seperti dzikir dapat meningkatkan produksi sel pembunuh alami yang merupakan komponen penting dalam sistem imun untuk melawan infeksi dan sel kanker. Hal ini sudah terbukti dalam sebuah studi yang menyebutkan bahwa praktik spiritual yang melibatkan pengulangan kata-kata tertentu mampu memperkuat sistem imun dengan cara yang signifikan.
5. Meningkatkan Kesehatan Jantung
Dzikir juga memiliki pengaruh langsung pada kesehatan jantung. Penelitian yang diterbitkan di American Journal of Cardiology menunjukkan bahwa praktik spiritual seperti meditasi atau dzikir secara signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke. Dengan menurunkan stres dan menormalkan fungsi kardiovaskular, dzikir menjadi salah satu cara alami untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah berbagai gangguan kesehatan jantung yang serius.
ADVERTISEMENT
Itulah berbagai manfaat kesehatan yang dapat kita peroleh dari dzikir. Selain sebagai ibadah dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, ternyata dzikir juga dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan kita baik secara jasmani maupun rohani. Praktik dzikir secara konsisten dapat menurunkan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, gangguan mental, serta masalah sistem kekebalan tubuh. Dengan manfaat yang begitu besar, dzikir menjadi salah satu bentuk ibadah yang juga berperan sebagai terapi kesehatan.***
Carissa Idelia Raasyidah, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.