Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Dhini Aminarti Berhijab: Berawal dari Kegalauan
2 Mei 2017 11:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Melakukan perubahan untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan, mungkin tak semudah membalikkan telapak tangan. Hal itu pun sempat dirasakan oleh pesinetron cantik Dhini Aminarti saat ia memutuskan untuk melakukan transformasi dirinya, dan mulai menutup aurat dengan berhijab.
ADVERTISEMENT
Galau. Itu adalah hal pertama yang Dhini rasakan sebelum pada akhirnya ia berhijab pada tanggal 22 Januari 2016, di hari ulang tahun mendiang ayahnya. Banyak cerita dan proses panjang yang harus dilalui Dhini sebelum akhirnya ia mantap untuk berhijab.
Pertama-tama, perempuan berusia 33 tahun itu bersyukur bahwa lingkungan pertemanannya adalah teman-teman yang sudah mulai berhijab. "Seperti Icha (Alyssa Soebandono) dan Shireen Sungkar. Sempat terpikir, Alhamdulillah aku dikelilingi sama mereka, didukung dengan lingkungan teman-teman yang berhijab," ungkap Dhini saat ditemui kumparan (kumparan.com) di kediamannya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Tapi ia sempat merasakan kegalauan lain, layaknya muslimah yang hendak menutup seluruh auratnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Yang ia sayangkan saat itu adalah harus menutup rambutnya yang hitam lebat. Rambut yang jadi makhkota bagi wanita.
ADVERTISEMENT
"Aku mikir kalau berhijab sayang rambut aku, klise banget kan? Karena seorang perempuan pasti akan berpikir seperti itu," lanjutnya.
Kegalauan itu pun semakin membuncah, hingga membuat bintang sinetron 'Kemilau Cinta Kamila 2' ini curhat kepada sang suami, Dimas Seto. Saat itu Dhini mengakui, bahwa ia sama sekali belum mendapatkan hidayah untuk menutup aruratnya.
Lalu apa jawaban Dimas?
"Dimas selalu bilang, 'Hidayah itu bukan dicari, hidayah itu selalu ada disekeliling kamu. Mungkin kamunya saja yang nggak sadar,'" kenang Dhini.
Ya, Dhini memang terbilang cukup beruntung karena suaminya tidak pernah memaksakan istrinya untuk berhijab. Namun jawaban Dimas ternyata malah membuat perempuan kelahiran 29 Mei 1983 ini memaknai hidayah seperti yang dimaksudkan.
ADVERTISEMENT
Salah satunya dengan terus mengikuti pengajian yang juga diurus olehnya dan sahabatnya, seperti Dude Harlino, Teuku Wisnu, dan suaminya sendiri. Seiring berjalannya waktu ia mengikuti pengajian, Dhini pun mengaku semakin mengerti bahwa wajib sifatnya bagi muslimah untuk berhijab.
Hingga akhirnya, tepat sebulan sebelum akhirnya Dhini betul-betul menutup auratnya, sang ibunda, Nita Shahab tiba-tiba mengungkapkan soal mimpi. Ia mengaku bermimpi tentang anak perempuannya itu.
"Mama bilang, 'Mama semalem mimpiin kamu pakai baju putih, pakai hijab, cantik banget'. Kok agak menyeramkan ya... Tapi akhirnya aku bilang 'Oh ya udah Ma, didoain aja'. Kebetulan mama sama seperti Dimas yang sama sekali enggak pernah maksa aku untuk berhijab," ujarnya.
Lantas, apakah mimpi sang ibunda membuat Dini semakin yakin? Ternyata belum. Ada pertanda lain yang akhirnya membuat Dhini merasakan hidayah.
ADVERTISEMENT
Apakah itu? Simak terus story Dhini hanya di kumparan!