Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ekspor Batu Bara Indonesia ke China Terus Bertumbuh
27 November 2017 16:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Caroline Sandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun ini ekspor batu bara dari Indonesia ke China telah menghasilkan devisa senilai US$1,68 miliar atau meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya US$1,03 miliar. Namun posisi Indonesia masih berada di bawah Australia yang pada tahun ini nilai ekspornya telah mencapai US$6,51 miliar.
ADVERTISEMENT
"Kualitas batu bara kita nomor satu di China. Oleh sebab itu, mesti dimanfaatkan ajang seperti CCME itu," kata Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing, Dandy Satria Iswara dalam siaran pers, akhir pekan lalu.
Menurut Dandy, hal itu karena kadar sulfur batu bara Indonesia lebih bagus dibandingkan kompetitor utama dari Australia. China yang juga menghasilkan batu bara dengan kadar sulfur tinggi sehingga menimbulkan polusi sangat membutuhkan batu bara dari Indonesia sebagai bahan campuran dalam menggerakkan sejumlah alat pembangkitan energi listrik.
Namun untuk batu bara ringan, pada tahun lalu, Indonesia telah menjadi pengekspor nomor satu dengan mencapai 87,48%. Rusia dan Mongolia terus menguntit posisi Indonesia, setelah Korea Utara dikenai sanksi larangan ekspor akibat uji coba senjata nuklir.
ADVERTISEMENT
Besarnya minat konsumen industri dan perusahaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Negeri Tirai Bambu itu terungkap saat digelarnya The 17th China Coal and Mining Expo (CCME) pada 25-28 Oktober 2017 di Beijing, China. Di perhelatan ini PT Borneo Pasifik Global (BPG) mendapat kepercayaan mewakili Indonesia untuk pertama kali di coal expo terbesar di China tersebut.
"Respons market amat baik. Mereka terlihat antusias untuk memahami lebih jauh perdagangan batu bara di Indonesia. Melalui pameran ini kami ingin membuat hubungan perdagangan batu bara antara Indonesia dan China menjadi lebih baik lagi di segala aspek,” ujar Head of Sales PT BPG, David Tjie,
CCME adalah pameran pertambangan batu bara terbesar di China dengan reputasi yang diakui seluruh dunia yang diadakan setiap dua tahun sekali. Tahun ini, CCME mengambil tema, "Intelligent Manufacturing, Leading the Future" dan diikuti hampir 400 perusahaan dari 18 negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, dan Jerman.
ADVERTISEMENT
Karena itu, kehadiran BPG sebagai wakil Indonesia di CCME 2017 bisa memperkuat daya saing batu bara asal Indonesia, tidak hanya di China namun juga untuk berekspansi lebih luas di pasar Internasional.
“Kami berharap kehadiran kami akan membuka pintu kesempatan yang lebih besar lagi untuk memasuki berbagai pasar internasional, sehingga bisa memberikan dampak lebih besar bagi perekonomian Indonesia,” kata Rendy. (*)
Head of Sales BPG, David Tjie (kiri), CEO Rendy Halim (tengah), dan Atase Perdagangan KBRI Beijing, Dandy S. Iswara (kanan) memaparkan kondisi bisnis dunia pertambangan di Indonesia dalam Forum Meeting antara BPG, KBRI, dan investor di sela CCME, 25-28 Oktober 2017 di Beijing, China.