Konten dari Pengguna

Kesetaraan Gender, Apakah Menjamin Keharmonisan dalam Rumah Tangga?

Casvetra Aurora Simorangkir
Pelajar SMA Citra Berkat Tangerang
20 Januari 2023 8:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Casvetra Aurora Simorangkir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gender. Foto: oatawa/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gender. Foto: oatawa/Getty Images
ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender merupakan salah satu Hak Asasi Manusia. Hak untuk hidup secara terhormat, bebas untuk menentukan pilihan, dan bebas untuk menyatakan pendapat kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah kesetaraan gender yang berlaku dalam keluarga dapat menciptakan suatu keharmonisan? Jika bisa, bagaimana kita dapat memahami kesetaraan tersebut dalam sebuah keluarga?

Kesetaraan Gender dalam Rumah Tangga

Kesetaraan gender sering kali dianggap masyarakat Indonesia sebagai masalah yang sepele, karena mereka menganggap bahwa ketika membangun sebuah rumah tangga sudah sepatutnya kita menerima dan melaksanakan peran sebagai suami istri dalam keluarga.
Namun, faktanya tidak semua orang yang telah membangun rumah tangga merasakan keharmonisan. Banyak masalah dan tuntutan yang seringkali tidak bisa dihadapi karena merasa ketidakadilan membagi peran dalam keluarga.
Ilustrasi Pertengkaran Suami Istri, Photo by Ketut Subiyanto from Pexels: https://www.pexels.com/photo/anonymous-ethnic-couple-sitting-on-sofa-having-marriage-issues-4308042/
Di Indonesia kesetaraan gender masih terbilang buruk. Adanya berbagai konflik serta kekerasan antara suami dan istri dalam keluarga. Hal ini disebabkan oleh ego dari masing-masing kedua belah pihak yang lebih mementingkan kepuasan diri sendiri dibanding kepentingan bersama. Jika sikap egois dari masing masing pihak masih sangat besar, maka akan sulit untuk dapat bekerja sama dalam membangun rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Banyak data menyajikan bahwa peran Ibu dalam rumah tangga lebih besar dibanding peran Ayah. Salah satunya terlihat dari pekerjaan yang dilakukan Ibu seperti mengurus rumah, merawat anak, memasak, serta mengurus suami ketika ingin pergi dan pulang bekerja.
Ilustrasi rumah tangga setara gender. Foto: Shutterstock
Namun, kita tidak boleh mengambil kesimpulan bahwa peran Ibu lebih besar dibanding peran Ayah. Dalam keluarga, Ayah juga mempunyai peran yang cukup besar karena harus membiayai kebutuhan keluarga setiap hari dan membiayai sekolah anak mulai dari jenjang kanak-kanak hingga ke jenjang perkuliahan.
Namun, Ayah juga dapat membantu pekerjaan Ibu di rumah, karena dengan membantu pekerjaan kecil akan sangat mengurangi beban sang istri seperti mengepel rumah, mencuci piring setelah makan, mencuci baju, dan menyapu. Kontribusi yang suami lakukan sudah menunjukkan rasa peduli dan menghargai peran istri di rumah.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana dengan peran anak?

Peran Anak dalam Kehidupan Rumah Tangga

Dalam masyarakat, anak laki-laki mempunyai peran yang cukup sedikit dibanding anak perempuan karena kemampuan anak laki-laki dalam membantu pekerjaan di rumah masih kurang baik. Sedangkan anak perempuan dalam membantu pekerjaan rumah sudah tergolong sangat baik karena tuntutan sosial.
Hal tersebut tidak boleh dibiasakan terjadi karena saat mereka tumbuh dewasa sifat tersebut akan terbawa dan menjadikan anak laki-laki sebagai pribadi yang egois serta gengsi ketika melakukan pekerjaan rumah.
Maka dari itu, sebaiknya para orang tua mengajarkan anak mereka untuk mandiri sejak dini, apa pun gendernya untuk melakukan pekerjaan rumah dan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan agar segala sesuatu yang dikerjakan mencapai hasil yang maksimal, serta menghilangkan rasa malas untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka juga harus dididik untuk saling menghormati satu sama lain serta rasa simpati di antara mereka wajib ada dalam diri mereka, agar saling mendukung dalam keadaan apa pun, walaupun gender mereka berbeda. Keharmonisan dalam keluarga pun dapat terjamin lebih baik lagi dari masa ke masa.
Dengan demikian untuk menciptakan sebuah keluarga yang harmonis dalam sebuah keluarga suami, istri, dan anak harus bisa saling membantu dan mendukung satu sama lain agar pekerjaan yang dilakukan di rumah dapat menjadi ringan.
Dari hal kecil tersebut kita dapat sekaligus mendidik anak-anak kita untuk saling menghargai setiap gender yang ada agar anak-anak dapat memahami dan melakukan apa yang telah diajarkan kepada mereka karena memahami peran masing-masing gender dimulai dari keluarga sendiri.
ADVERTISEMENT