Saat Sewa Rumah Jadi Pilihan Ketimbang Beli, Ini 5 Alasannya

CekAja.com
CekAja.com adalah situs marketplace produk finansial dan investasi yang juga menyediakan tips dan siasat mengatur keuangan Anda.
Konten dari Pengguna
20 September 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari CekAja.com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Saat Sewa Rumah Jadi Pilihan Ketimbang Beli, Ini 5 Alasannya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Rumah adalah salah satu kebutuhan utama manusia. Namun, harga rumah yang kian melambung tinggi membuat banyak orang kesulitan untuk membelinya. Tak sedikit dari mereka yang belum mampu membeli rumah, memilih untuk menyewa.
ADVERTISEMENT
Apalagi, generasi milenial seringkali dicap sebagai generasi yang lebih senang jalan-jalan daripada memikirkan untuk membeli rumah. Nah, inilah sejumlah alasan yang menjadi generasi milenial lebih memilih untuk menyewa:
1. Harga terlalu mahal
Harga adalah komponen pertama bagi banyak orang dalam memutuskan untuk membeli barang. Tidak terkecuali properti, yang biasanya digunakan untuk sepanjang hayat dan bahkan kemungkinan hanya bisa dibeli sekali seumur hidup.
Alasan milenial enggan membeli properti ternyata karena harga properti, terutama di kota besar semacam Jakarta terlalu mahal. Banderol yang tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan.
Di sisi lain, meskipun banyak perbankan yang menawarkan fasilitas Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), tetapi bunganya dinilai masih cukup tinggi.
Ternyata hal ini pun tidak mengerek daya beli milenial apalagi untuk mencicil dalam jangka waktu yang panjang. Milenial merasa kalau ringan mencicil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hanya ringan di awal karena bunga yang masih flat. Sementara itu, saat bunganya sudah floating, besaran cicilannya dirasa sudah cukup berat.
ADVERTISEMENT
Padahal, semakin ditunda membeli rumah, berarti membiarkan harga makin membumbung tinggi akibat inflasi. Properti adalah produk dengan komponen dasar tanah, sementara itu, jumlah tanah tidak akan bertambah sehingga tanah yang sedikit itulah yang akan terus meningkatkan harga properti.
2. Belum tertarik membeli
Faktor kedua adalah banyak anak muda yang belum tertarik untuk memiliki properti, mereka lebih senang menghabiskan uangnya untuk kebutuhan sekunder seperti membeli gawai baru, pakaian baru ataupun traveling ke berbagai daerah sampai luar negeri.
Ditambah lagi, banyak sekali promo tiket pesawat sehingga kegiatan jalan-jalan kaum ini makin menjadi-jadi.
Gawai atau gadget juga menjadi pilihan milenial untuk berinvestasi. Bandingkan dengan generasi sebelumnya yang lebih memilih emas sebagai instrumen meningkatkan nilai tambah harta yang dimilikinya. Generasi milenial menjadikan gadget sebagai bentuk bukti kesuksesannya. Ditambah lagi, perputaran gadget baru sangatlah cepat, sehingga boleh jadi sebagian besar dana yang mereka miliki masuk ke barang konsumtif ini.
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi soal gaya hidup, anak muda saat ini lebih memilih untuk menghabiskan uangnya untuk membeli kopi dan nongkrong dibandingkan menginvestasikannya untuk masa depan dengan membeli properti.
3. Malas repot
Faktor ini ternyata juga menjadi perhatian utama milenial. Bahkan milenial sudah malas direpotkan untuk mulai membeli properti sejak awal, dari mulai memilih produknya, hingga mencari bank yang bersedia mengucurkan pinjaman KPR nya.
Belum lagi edukasi soal perpajakan serta tata cara membeli rumah yang dianggap cukup repot dan makan waktu membuat kaum milenial makin malas untuk membeli rumah.
4. Tidak mau merawat
Kalaupun sudah membeli, sebagian besar pemilik tidak ingin direpotkan dengan urusan perawatan. Membeli apartemen juga harus siap untuk memperbaikinya jika mengalami kerusakan, seperti memperbaiki kebocoran, retak, lapuk dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Masalahnya sekarang tidak banyak anak muda yang mau dipusingkan dengan urusan tersebut karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.
Di sisi lain, dengan menyewa, milenial tidak perlu repot perkara perawatan dan hal lainnya. Sementara bagi milenial pekerja juga akan memudahkan kalau menyewa atau nge-kost yang dekat dengan kantor.
5. Gonta-ganti pekerjaan
Ditambah lagi, generasi ini juga dicap sebagai generasi experience oriented. Bukan hanya dalam urusan suka berganti pekerjaan, tetapi juga tempat kost-an.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setidaknya ada 7,6 juta orang yang tidak memiliki rumah pada 2019. Nah, agar tidak makin bertambah jumlahnya, Anda kapan beli rumah?
ADVERTISEMENT