Arti Masyarakat Ideal dalam Bidang Agama Islam dan Keilmuan

Celica Zalfa Arvioby
Pelajar yang sedang belajar menulis, serta untuk pemenuhan tugas. Berjurusan komunikasi, di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Konten dari Pengguna
17 November 2022 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Celica Zalfa Arvioby tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/free-photos-vectors/society
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-photos-vectors/society
ADVERTISEMENT
Masyarakat merupakan gabungan dari banyak individu dengan skala kecil maupun besar. Keberadaan masyarakat tidak hanya mencakup satu kepulauan atau daerah, namun juga negara. Tanpa masyarakat, manusia hanyalah sekumpulan individu tanpa kumpulan. Terikat pada satu kesatuan, adat, atau hukum tertentu, hidup dan bertahan bersama-sama. Segala hal memiliki sesuatu yang ideal. Ideal menurut KBBI, berarti sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki. Begitu juga ideal pada masyarakat. Masyarakat ideal merupakan masyarakat yang bersifat serta bersikap adil, beriman, dan memosisikan dirinya se-ideal mungkin sebagai saksi perbuatan manusia terhadap manusia lain.
ADVERTISEMENT
Dalam sudut pandang agama Islam pada Kurdi (2016), hal tersebut didukung dengan terminologi dalam kitab suci umat Islam yakni Al-al quran pada surat Al-Baqarah, Al-Maidah, Yunus, Hud, Al-Anbiya, dan lain-lain. Bahwa terbentuknya umat merupakan dari sekumpulan manusia-manusia. Manusia yang tidak mengerti keseluruhan hakikat, dengan egonya, menimbulkan perselisihan di dalamnya. Lalu, diutusnya Nabi sebagai mediator dalam hubungan manusia. Berakhir dengan kembalinya perpecahan yang mengantarkan pada persaudaraan. Posisi yang dimaksud pada masyarakat adil, merupakan mereka yang berada di tengah kapitalisme dan komunisme. Posisi tersebut, menjadikan mereka dapat memadukan aspek rohani serta jasmani, dan spiritual di segala kegiatan dalam hidupnya.
Iman yang disebut dalam masyarakat ideal, yaitu orang-orang yang turut pada kebaikan, mencegah keburukan dan beriman (kepada Allah). Dinyatakan dengan tegas, bahwa dalam Islam masyarakat ideal adalah cita-cita dan wacana yang tidak ada habisnya. Dapat menjadi hikmah di balik agung-Nya dan kebijakan-Nya Allah. Adanya upaya menjadikan manusia tentu terlibat, di samping ketentuan Allah. Peran manusia merupakan sebagai pelaku perubahan dan pembuat sejarah dalam realitas masa (lalu, kini, dan juga depan). Maka dengan kehendak-Nya, usaha dari manusia, dan cita-cita dalam mewujudkan masyarakat ideal, akan tercapai.
ADVERTISEMENT
Konsep masyarakat ideal awalnya merupakan tradisi pemikiran barat yang kemudian muncul dan diadopsi para ilmuwan serta cendekiawan di negara-negara berkembang. Diambil menjadi bangunan teori serta paradigma, digunakan sebagai kerangka untuk mengerti perubahan-perubahan sosial pada masa transisi dari masyarakat feodal ke masyarakat yang modern dan tidak terlepas dengan kompleksitasnya. Sementara dalam sudut pandang keilmuan Frankfurt School, masyarakat ideal terbentuk sebab adanya perubahan teknologi, mekanisme, ekonomi modern, demokrasi dan birokrasi sebagai komponen masyarakat yang teralienasi, namun membangun utopia yang telah di signifikankan melalui berbagai komponen sebagai kriteria dan pendefinisian kembali.
Bisa jadi, arti dari masyarakat ideal ini masyarakat tanpa ciri-ciri destruktif dari masyarakat modern. Namun dapat terjadi hal yang berbeda juga. Mutlak yang dipegang pada masyarakat adalah kebebasan. Kebebasan dan keadilan menjadi hal yang dicari oleh tiap manusia. Maka keberadaan akal lah yang dapat menjelaskan terbentuknya masyarakat ideal. Berperilaku adil pada sesama, baik kepada sesama dengan segala kemungkinan yang ada. Tak lagi si pemenang mengambil semuanya jika membahas keadilan, melainkan akal sehat dan penggunaanya. Dalam basis pendidikan, disebutkan oleh Syamsi (2010), masyarakat ideal lekat pada keadaan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur, sesuai dengan filosofis bangsa Indonesia berdasarkan undang-undang dasar yang disepakati. Kondisi masyarakat yang penuh rasa santun, memiliki martabat dan peradaban yang tinggi menjadi cita-cita dengan makna yang dapat dicoba dengan segenap kekuatan personal dan komunal. Meski dalam praktiknya dapat mengalami dialektika yang dinamis dan kompetitif. Dalam menciptakan masyarakat ideal yang dibangun dari banyak individu, penuh dengan lika-likunya masing-masing. Sebab, individu merupakan bagian yang kompleks. Untuk menciptakan masyarakat ideal, kita tidak dapat membahas target waktu, melainkan target kecil selangkah demi selangkah. Dalam Al-al quran dijelaskan bahwa manusia sebagai pelaku perubahan, dengan bantuan dari Allah sebagai Tuhan Yang maha esa. Walaupun akan terbentuk wacana yang tidak tahu kapan terjawabnya, berperilaku baik merupakan arahan dari Allah untuk berperilaku, serta menjauhi larangan-Nya.
ADVERTISEMENT
Kompleksitas masyarakat yang kompleks, pengorganisasian urusan yang tidak terhindar, membuat teori kritis mempertahankan tatanan birokrasi sambil juga mengabaikan birokrasi. Dalam alasan instrumental, tidak akan diakui sebagai seluruh pembenaran akal, dan akal objektif dengan mengambil posisi dalam masyarakat. Jaringan budaya modern memberi jalan bagi tatanan budaya yang menyiratkan bentuk kognisi yang unggul. Pandangan positivisme akan disingkirkan dari pengambilan keputusan untuk nasib manusia. Sebab, masyarakat yang kompleks, pengorganisasian urusan tak terhindarkan, maka teori kritis mempertahankan tatanan birokrasi sembari mengabaikan birokrasi. Pengadilan akan tetap stabil namun akan kehilangan kedaulatannya.
Struktur politik tidak harus dapat didefinisikan pada masyarakat ideal. Jika membahas mengenai kebebasan, maka kebebasan manakah yang ditujukan? Ilmu rasional manakah yang dapat menginformasi masyarakat? Dan masih banyak pertanyaan lainnya. Mengkaji dari revolusi industri 4.0, dengan menumbuhkan akhlak mulia, pembangunan karakter ini dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mulia akhlaknya. Sumber daya berkualitas ini akan memiliki kontekstualisasi transendensi, humanisasi, dan liberasi yang dapat mewujudkan terwujudnya masyarakat yang ideal. Menumbuhkan karakter profetik dapat dilakukan dengan memberikan intervensi dan contoh dari para pendahulu seperti Nabi dan guru. Intervensi dilakukan melalui peraturan yang dapat dibentuk sesuai kesepakatan.
ADVERTISEMENT
Dinamika yang terjadi di keilmuan juga memengaruhi banyak pandangan. Manusia sebagai organisme kompleks yang memperoleh energinya dari asupan makanan dan mempergunakannya untuk berbagai hal sebagai sirkulasi, pernafasan, gerakan otot, pengamatan, dan menyimak serta lain-lainnya. Di Indonesia, terkandung pada pancasila pada sila kelima yaitu “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Nyatanya mudah diucapkan, namun sulit dijalankan. Keadilan seperti bukan milik rakyat melainkan hanya sekadar angan belaka. Keadilan bagi seluruh rakyat masih menjadi misteri sebab nyatanya keadilan bagi seluruh pihak yang berkedudukan tinggi saja.
Masyarakat ideal merupakan masyarakat dengan paradigma dan bengunan teoritik serta rumusan berbentuk pola, yang dapat menjelaskan apa saja yang terjadi. Masyarakat ideal yang menjadi mimpi tiap orang yang berkembang dalam pikiran tiap individu. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat ideal menurut Islam yaitu sekumpulan orang-orang yang bersifat dan bersikap adil, beriman, serta bisa menempatkan dirinya. Sementara dalam keilmuan, yaitu masyarakat yang memiliki karakter dari kualitas dan akhlak mulia yang dapat menciptakan karakter dengan adanya kontekstualisasi transendensi, humanisasi, dan liberasi yang dapat mewujudkan terwujudnya masyarakat yang ideal. Menurutmu, sudahkan Indonesia memiliki masyarakat ideal? Atau apa pendapatmu, mengenai masyarakat ideal? Adakah negara atau suatu masyarakat yang dapat dinilai sebagai ideal? Mari berdiskusi
ADVERTISEMENT
.
Sumber bacaan:
https://youtu.be/Ps8DDjjSRxQ. Diakses pada 16 November 2022.
Kurdi, S. (2017). MASYARAKAT IDEAL DALAM AL-QUR’an (Pergulatan Pemikiran Ideologi Negara Dalam Islam Antara Formalistik Dan Substansialistik). Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, 14(1), 41-57.
Pangestu, D. A., & Sudrajat, A. (2020, November). Industrial Revolution 4.0: Prophetic Character Education in Purpose to Become the Ideal Society of Indonesia. In ICSSED 2020: The Proceedings of the 4th International Conference of sosial Science dan Education, ICSSED 2020, August 4-5 2020, Yogyakarta, Indonesia (p. 283). European Alliance for Innovation.
Papanek, H. (2019). The ideal woman dan the ideal society: Control dan autonomy in the construction of identity. In Identity politics dan women (pp. 42-75). Routledge.
ADVERTISEMENT
Suyanta, S. (2018). Mencari Format Masyarakat Ideal. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 7(2), 60-72.
Syamsi, I. KONSEP KEPRIBADIAN DAN MASYARAKAT IDEAL SEBAGAI BASIS PENDIDIKAN.