Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Ibu Rumah Tangga Mengubah Lahan pekarangan Menjadi Ladang Penghasilan
13 September 2024 10:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari cendar rona imania tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Padukuhan bulu yang terletak di Kabupaten Kulon Progo DIY memiliki penduduk yang mayoritasnya adalah pensiunan PNS atau seorang IRT yang pada hari tuanya mereka memilih kembali hidup didesa dan mendirikan UMKMnya sendiri. Salah satunya adalah ibu Wahini seorang IRT yang kesehariannya adalah menemani suami dan merawat anaknya yang akhirnya beliau mendirikan UMKMnya sendiri yang bernama "Kripik Pisang Buluharjo". Ibu Wahini memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang masih terbatas untuk menanam pohon pisang. Pisang tersebut diolah menjadi kripik pisang yang menjadi sumber penghasilan tambahan keluarganya.
ADVERTISEMENT
UMKM di Padukuhan Bulu masih terbilang belum maju karena penjualan produk hanya di warung-warung sekitar tempat tinggal masyarakat. Kemudian, kemasan produk masih terbilang sederhana karena tidak terdapat logo produk. Oleh karena itu, Mahasiswa KKN 111 UMY membuat program kerja untuk merancang logo kemasan agar dapat menarik perhatian konsumen.
Dengan adanya logo kemasan tersebut dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli produk UMKM masyarakat Bulu. Seperti contoh produk Ibu Wahini yaitu "Kripik Pisang Buluharjo" yang awalnya hanya bernama Kripik Pisang saja dan tidak memiliki logo. Setelah dibuatkan logo kemasan konsumen dapat mengetahui nomor kontak person, komposisi, dan alamat produksi.
Pada awalnya ibu Wahini ikut bersama suaminya yang bekerja di Kalimantan selama kurang lebih 4 tahun kemudian pada tahun 2006 bu Wahini pindah kembali ke Bulu Wahyuharjo dikarenakan suami dan ibu Wahini ingin pensiun dan menikmati hidup di kampungnya.
ADVERTISEMENT
Awal mula ibu Wahini memiliki ide untuk membuat keripik pisang berawal dari ibu-ibu padukuhan bulu yang membuat UMKM dari keripik pisang tersebut pada tahun 2006. Bu Wahini mendapatkan bagian untuk mengupas dan menggoreng pisang. Namun sayangnya usaha UMKM tersebut tidak berjalan mulus yang berakhir gulung tikar.
Pada tahun 2006 juga bu Wahini akhirnya mendirikan UMKM nya sendiri karna ibu Wahini memiliki ladang pekarangan yang terbatas, pada akhirnya digunakan untuk menaman berbagai pohon yang salah satunya adalah pohon pisang kepok tersebut. Pisang kepok yang di taman oleh ibu wahini akhirnya berbuah dengan baik dengan jangka waktu 3 bulan. Setelah itu ibu Wahini memanennya untuk dijadikan keripik pisang.
Tahapan awal pembuatan keripik pisang buluharjo yaitu pertama ibu Wahini memanen pisang kemudian pisang dikupas dan dipotong. Setelah itu, pisang direndam air biasa agar warna pisang tidak berubah menjadi hitam. Kemudian, Ibu Wahini menggoreng pisang hingga kering dan kripik pisang didinginkan. Selanjutnya, Ibu Wahini mengemasnya dalam ukuran plastik 200 gram dan kripik pisang dipromosikan melalui status WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Biasanya kripik pisang tersebut dijual Rp. 10.000 per bungkusnya. Kripik Ibu Wahini selalu habis terjual dan menjadi kripik yang banyak diminati oleh para ibu-ibu masyarakat Padukuhan Bulu. Hal tersebut membuat Ibu Wahini mendapatkan penghasilan yang hanya berasal dari pekarangan rumahnya saja.
"Selesai saya bekerja sebagai TKW di malaysia, saya memutuskan untuk pulang kembali ke tanah kelahiran saya Indonesia tepatnya di provinsi Yogyakarta Padukuhan Bulu ini. Kemudian saya masih sering mengikuti kegiatan-kegiatan desa salah satunya membuat olahan makanan ringan yakni keripik pisang. Dari situ saya berfikir untuk membuat olahan makanan produksi sendiri dengan memanfaatkan bahan makanan yang terdapat dilahan pekarangan rumah saya yakni pohon pisang" Ujar Ibu Wahini (Rabu, 04/09/2024)
Pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan oleh ibu Wahini, menjadi salah satu peluang yang baik bagi seorang ibu rumah tangga dalam mencari kegiatan sekaligus mampu memberikan penghasilan tambahan. Dimana, jarang sekali ibu rumah tangga yang mampu memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai peluang usaha mandiri.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu dari kisah Ibu Wahini, kita dapat memetik sebuah pelajaran bahwasanya sebagai ibu rumah tangga yang hidup di sebuah desa juga mampu menciptakan peluang usaha untuk dirinya sendiri dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Sampai saat ini penjualan keripik pisang oleh Ibu Wahini memiliki banyak peminat dan terus berkembang.