Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Perjuangan Penjual Buku Teka-Teki Silang di Masa Sekarang
21 Desember 2022 17:18 WIB
Tulisan dari cendar rona imania tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
TTS atau Teka-Teki Silang merupakan permainan kata, berbentuk kotak-kotak kosong yang dapat diisi dengan petunjuk dari keterangan “menurun” dan “mendatar” di sisi nya. Permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa dan pada tahun 2010 ke bawah sebagai hiburan. Saat itu, orang-orang bisa memainkannya di buku khusus TTS dan dari koran harian. Apakah kamu pernah memainkannya? Jika pernah, berarti kita berada dari generasi yang sama.
ADVERTISEMENT
Di era modern sekarang, tentu saja TTS bukanlah lagi menjadi tujuan untuk mencari sebuah hiburan. Masyarakat dan anak-anak remaja sekarang sudah banyak yang menggunakan smartphone yang memiliki banyak permainan online lainnya. Bahkan, TTS pun sudah banyak berbentuk aplikasi yang siapa pun bisa download di play store handphone-nya masing-masing. Dikarenakan kemajuan teknologi yang berkembang sangat pesat, hampir tidak ada orang yang masih mengisi buku TTS untuk hiburan.
Meskipun begitu, saat ini masih ada seorang kakek yang menjual buku TTS sebagai mata pencaharian rezekinya. Beliau sangat bersemangat membawa buku-buku TTS itu bersamanya setiap hari dan berharap agar ada orang membeli buku TTS yang ia jual.
Beliau yang hebat ini bernama Madi. Ia menjual buku TTS dan kalender di pinggir jalanan kota Yogyakarta. Di umurnya yang memasuki usia 67 tahun, kakek Madi masih memiliki semangat juang yang tinggi. Ia berjualan di pinggir jalan menggunakan motornya yang sudah usang. Walaupun di hari itu cuaca sedang hujan ataupun terik panas, kakek Madi tetap berjualan dengan semangat.
ADVERTISEMENT
Di usia yang sudah lanjut, seharusnya kegiatan orang tua yang sudah berumur adalah duduk menikmati masa tuanya dengan bahagia. Berbeda dengan kakek Madi yang masih bekerja keras mencari rezeki di saat umurnya yang sudah renta. Ia beranggapan bahwa umur tidak menghalangi semangatnya untuk mencari rezeki.
Pada awalnya, kakek Madi adalah seorang penjual koran di lampu merah, di mana saat orang-orang menunggu lampu merah berubah menjadi hijau, kakek Madi menawarkan koran-koran tersebut. Namun, usaha yang telah ditekuninya selama 12 tahun tersebut makin hari kian sedikit peminatnya.
"Dulu saya berjualan koran Tribunjogja, tapi setelah saya berjualan selama 12 tahun akhirnya memutuskan untuk tidak berjualan koran lagi karena sudah sepi peminatnya." Ujar kakek Madi (Sabtu, 10/12/2022).
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang sudah tidak memerlukan koran, membuat penjualan kakek Madi sangat sedikit. Hal ini dikarenakan seiring berkembangnya teknologi, koran tidaklah menjadi media yang diperlukan demi mendapatkan sebuah informasi dan berita terkini. Perkembangan teknologi membuat berita terkini bisa diakses melalui internet atau media sosial lainnya tanpa harus membeli koran. Hal inilah yang membuat penghasilan kakek Madi menjadi turun drastis.
Meski demikian, kakek Madi tidak patah semangat dalam mencari rezekinya. Beliau kemudian mencari cara lain agar dapat menghasilkan uang. Menjual buku TTS dan kalender menjadi cara alternatif yang dapat ia jalani agar menemukan kembali jalan rezekinya.
Kakek Madi sendiri memiliki tujuan dan niat yang baik dari menjual buku TTS ini. Ia melihat, seiring berjalannya waktu makin banyak orang yang melupakan adanya buku TTS. Bahkan generasi saat ini mungkin tidak tahu adanya buku TTS, yang padahal dulu sangat digemari oleh hampir semua orang. Sebab itulah, kakek Madi masih menjual buku TTS agar generasi muda saat ini tetap mengetahui dan tidak melupakan buku TTS. Beliau ingin buku TTS juga dapat menjadi salah satu hiburan yang dapat dimainkan oleh remaja masa kini selain hiburan yang ada di smartphone mereka.
ADVERTISEMENT
Selama 5 tahun terakhir, kakek Madi berjualan TTS dan kalender di pinggir jalan kota Yogyakarta. Beliau menjual TTS dan kalender dengan harga di bawah 10.000 rupiah. Dari penghasilan tersebutlah kakek Madi menyambung kehidupan sehari-harinya.
Setiap harinya kakek Madi berangkat dari daerah Bantul menuju jalan Batikan untuk menjual buku TTS dan kalender. Dengan semangat dan harapan penuh, kakek Madi menunggu pelanggan untuk membeli barang dagangannya di pinggir jalan tersebut.
Walaupun beliau masih memiliki keluarga dan saat ini tinggal bersama anaknya, ia tidak ingin membebani anak-anaknya. Beliau memilih untuk menghabiskan waktunya dengan menjual buku TTS dan kalender agar tidak merepotkan anaknya.
Dari kisah kakek Madi, dapat kita petik sebuah pelajaran hidup yang sangat berharga. Meskipun beliau sudah berusia, namun semangat yang dimilikinya sangat membara untuk tetap mencari rezeki. Beliau juga memiliki niat yang baik dengan berjualan buku TTS dan kalender tersebut. Segala rintangan dari menjual koran hingga sekarang menjual buku TTS dan kalender, tidak mematahkan semangatnya untuk mencari rezeki dengan cara yang halal.
ADVERTISEMENT