Menjaga Keharmonisan dalam Pernikahan

Shafira Adlina
Seorang Ibu dengan dua anak yang juga berprofesi blogger di www.ceritamamah.com dan Asesor bersertifikasi BNSP sebagai pendamping UMKM dan pelaksana Ekspor.
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2021 15:17 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafira Adlina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi pribadi diolah dengan canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi pribadi diolah dengan canva.com
ADVERTISEMENT
Pernikahan menjadi sebuah impian dan dambaan setiap insan. Apalagi ketika menonton film romantis, seolah-olah pernikahan menjadi tujuan akhirnya. Sedari kecil, sebagai anak perempuan saya sering bermain rumah-rumahan. Seakan di alam bawah sadar kaum hawa siap untuk mengemban profesi sebagai istri atau ibu.
ADVERTISEMENT
Ternyata, menikah itu tidak seperti narasi akhir film yang mengatakan “happily ever after.”
Tidak semudah yang dibayangkan, ketika menjalani kehidupan bersama seorang yang asing. Mengarungi bahtera rumah tangga ternyata memiliki tantangannya tersendiri. Ibadah yang diniatkan seumur hidup ini memerlukan ilmu yang harus dipraktikkan.

Ketika Tangki Cinta sedang Penuh-Penuhnya

Di awal pernikahan sering disebut banyak orang masa-masa bulan madu. Akhirnya kita bisa bersama dengan pasangan yang kita dambakan, kita membayangkan kehidupan yang indah romantis, saling mencintai, dan semuanya terdengar luar biasa.
Waktu terus berlalu. Detik berganti detik, hari berganti hari, minggu berganti minggu. Ternyata kata-kata “bahagia selamanya” tidak lagi sama. Perlahan mulai ada gesekan-gesekan, entah itu kesalahapahaman atau konflik. Memang tidak langsung menghilang perasaan itu di benak kita. Kemarahan meluap bahkan ada rasa menyalahkan keadaan bahkan antar pasangan.Tangki cinta yang semula penuh perlahan terkuras tanpa paham bagaimana cara mengisinya.
ADVERTISEMENT

Menjaga Pernikahan Agar Tetap Harmonis

Setiap keluarga tentu mendambakan terwujudnya keharmonisan atau keluarga sakinah, mawaddah, dan warohmah. Namun, bukan hidup namanya jika tanpa ujian dan cobaan. Begitu pula pernikahan, kita tidak akan mendapatkan lautan yang sepi akan gemuruh ombak. Sebelum mencari tahu bagaimana cara menjaga pernikahan agar tetap harmonis, mari bersama-sama kita pahami apa dari tujuan dari pernikahan itu sendiri.

Apa sih tujuan dari pernikahan?

Salah satu teman saya yang belum menikah pernah bertanya di sebuah grup obrolan “apa tujuan kalian menikah?”. Kebetulan dari 8 wanita di grup itu memang hanya ia yang belum menikah. Banyak yang menjawab dengan alasan yang pada umumnya, karena memang ingin membangun sebuah keluarga, menyempurnakan agama atau  memang karena tak ingin sendiri.
ADVERTISEMENT
Arti dari surat di atas adalah supaya kita tenang atau cenderung kepadanya. Maka ketika pasangan hadir untuk menenangkan diri kita dan juga sebaliknya. Sudah pasti banyak para perempuan yang berharap memiliki suami yang menenangkan hati. Begitupun laki-laki pasti ingin memiliki pasangan yang menenangkan adalah keniscayaan. Jadi, Tujuan asasi setiap pernikahan adalah sakinah.
Namun, Pada kenyataannya dalam pernikahan seringkali kita tidak menemukan cara berkomunikasi yang pas untuk menenangkan hati masing-masing. Lalu bagaimana caranya agar dapat menjaga pernikahan.  Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga pernikahan agar tetap harmonis :
1. Memahami Perbedaan antara Laki-laki dan Perempuan
ADVERTISEMENT
Hal yang pertama harus dipahami dalam menjaga hubungan suami istri adalah memahami perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Bukan hanya secara fisik, proporsi hormon dan bagian otaknya pun tidak sama. Begitu juga dalam hak, tanggungan dan kewajibannya, laki-laki dan perempuan itu tidak sama.
Laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita) - (Al Quran Surat An-Nisaa:34)
Begitu juga dengan hal yang menenangkannya antara perempuan dan laki-laki akan berbeda juga.
Analoginya seperti saat dalam salat. Seorang makmum, pastilah senang ketika mendapatkan imam yang fasih bacaannya, suaranya enak didengar, gerakannya tidak terburu-buru, variasi dalam hafalan dan perangainya selepas salam dapat menjadi panutan dalam keadaan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan seorang imam, ia tentu akan senang jika saat menjadi imam salat mendapatkan makmum yang tidak bercanda dalam jemaah. Makmum yang tidak ketawa-ketawa, menyimak dengan khusyuk tidak ingin cepat selesai dan sebagainya. Singkatnya setiap makmum memiliki tuntutan tentang imam yang memimpinnya. Begitu juga setiap imam, ada harapan tentang makmum yang dipimpinnya.
Sama halnya dengan sebuah pernikahan? Setiap dari kita pasti memiliki harapan, keinginan dan tuntutan. Baik itu suami, ataupun istri.
Maka dari itu prinsip dasar komunikasi suami istri, adalah menyadari bahwa setiap kita (suami –istri) sama-sama ingin mencari ketenangan dari pasangannya.
Selain itu hal-hal yang membuat tenang seorang laki-laki dan tenangnya perempuan, bisa jadi akan berbeda bahkan sangat berbeda. Bahayanya jika ketika ketenangan itu tidak didapatkan dari pasangannya. Ia akan mencari sumber lain yang bisa menenangkannya.
ADVERTISEMENT
Daripada saling menuntut agar menjadi pasangannya yang menenangkan. Lebih baik kita sama-sama berusaha terlebih dahulu menjadi pasangan yang menenangkan.
2. Memiliki Ilmu Komunikasi Antar Suami Istri
Saat di awal pernikahan, saya sering selisih paham dengan suami saya. Saya yang berharap ia selalu mengerti apa yang diinginkan dan dikehendaki saya tanpa mengucapkannya.
Sementara ia yang tidak paham jika tidak saya ucapkan. Sering sekali saya berucap “Mas tuh ga ngerti deh!” “Pikir aja sendiri!” dan sebagainya. Keterbatasan ilmu komunikasi kami menjadi penyebab hingga berselisih paham.
Dokumentasi pribadi diolah dengan canva.com
Saya teringat dengan tulisan Imam Bukhari yang berjudul “Al-Ilmu qablal Qauli wal amaal” pada bab pertamanya yang memiliki arti ilmu sebelum perkataan dan perbuatan.
Singkatnya kita harus berilmu sebelum berkomunikasi dan bertindak. Jadi, sudah sepatutnya suami dan istri bertugas untuk saling melengkapi ilmu. Percayalah kecerdasan akan membangun akhlak yang indah dan elegan.
ADVERTISEMENT
Dengan memiliki ilmu komunikasi yang efektif dan produktif tentu akan ada timbal balik dari satu sama lain, tidak hanya suara lalu lalang di antara dua orang.
3. Mengawali Komunikasi Dari Hati
Cara menjaga pernikahan agar harmonis adalah dengan mengawali komunikasi dari hati, niatan agar melahirkan cara pandang. Ketika ingin komunikasi lancar dengan pasangan, luruskan cara pandang dan benahi ruhiyah.
Kenapa? karena ruh yang keruh, lisan tak pernah melafal tilawah dalam rumah, hati yang mati tak pernah disirami ilmu penyegar jiwa pasti akan muncul kepermukaan dalam bentuk kata-kata kasar, jauh dari kelembutan, jauh dari rasa syukur.
Dokumentasi pribadi diolah dengan canva.com
4. Berfokuslah Hanya Pada Kebaikan Diri Dan Pasangan
Suatu hari saya dan suami pernah bicara berdua dari hati ke hati. Saat itu saya meminta maaf karena telah melakukan sebuah kesalahan. Rasa bersalah bergelayut di dalam dada. Perlahan saya utarakan. Tak disangka suami saya mengatakan kalimat yang menyentuh dan membuat saya makin introspeksi diri.
ADVERTISEMENT
“Maksudnya yah?” balasku yang belum sempurna mencerna.
“MasyaAllah….”
Sesungguhnya, ikhlasnya suami saya jauh lebih besar daripada perjuangan saya. Betapa ia berpikiran positif dan mencari kebaikan-kebaikan pasangan. Sementara saya ini bisa dibilang tukang komplain dan mudah terpancing emosinya. Mulai dari percakapan itu saya mulai sadar untuk saling jernihkan hati.
Teman-teman agar pernikahan kita harmonis mari untuk mendekat pada Allah dan raih rahmatNya. Mari menjernihkan hati dan meluaskan ilmu, supaya kita tidak mudah terbumbu oleh kata-kata lawan bicara yang pedas. Kita akan lebih mudah memahami kata-kata tanpa prasangka, lalu menyikapi dengan tindakan paling tepat.
ADVERTISEMENT
5. Mengenal Bahasa Kasih Pasangan
Dr Gary Chapman menjelaskan bahwa setiap manusia ingin dicintai dengan suatu cara yang dia inginkan. Sebagai contoh ada orang yang merasa dicintai ketika ia diberikan kalimat-kalimat pendukung. Ia menjadi bersemangat dan merasa diberikan kasih sayang ketika pasangannya sering memuji atau memberikan dukungan.
Namun ada juga orang sangat suka diberi hadiah. Ia tidak akan melihat ukuran dan harganya, biasanya ia cenderung hadiah kecil akan disimpannya sampai dalam waktu yang lama, tetapi ada orang lain yang merasa biasa ketika mendapat hadiah. Contoh di atas oleh Dr Chapman disebut sebagai bahasa kasih atau Love Language. Ada lima jenis bahasa kasih ini, mulai dari kata-kata pendukung, waktu berkualitas, hadiah, pelayanan dan sentuhan fisik.
ADVERTISEMENT

Cinta adalah Kata Kerja

Seperti yang dijelaskan di awal bahwa saat awal pernikahan, kita dalam keadaan tangki cinta yang penuh alias 'honeymoon mode'. Tidak ada cacat, noda dan kesalahan dari pasangan kita. Di mata kita saat itu, pasangan kita adalah orang yang paling baik, paling benar, paling keren, sempurna.
Keadaan ini tidak akan berjalan selama-lamanya, paling lama mungkin 1-3 tahun. Kenapa? Karena selanjutnya berlaku fase "cinta adalah kata kerja". Saat inilah pentingnya kita mengetahui bahasa kasih pasangan kita.

Penuhi Tangki Cinta dengan Membangun Kualitas Bersama

Pada dasarnya setiap manusia itu ingin dicintai dengan suatu cara yang dia inginkan. Sebagai contoh saya sangat suka diberi hadiah, hadiah kecil akan disimpannya sampai lama, tetapi ada orang lain yang merasa biasa saja ketika mendapat hadiah. Ada juga yang lebih menyukai mendapatkan waktu yang berkualitas dari pasangannya.
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan test bahasa kasih kami masing-masing, ternyata hasilnya adalah bahasa kasih saya cenderung tipe sentuhan fisik dan hadiah. Hasil ini sesuai dugaan suami saya.
Bagaimana hasilnya dengan suami saya? Ternyata suami punya bahasa kasih utama adalah pelayanan dan sekundernya waktu berkualitas. Tentu ini di luar dugaan selama ini saya berpikir semua orang itu sama diperlakukannya. Jadi wajar ketika jalan-jalan dia bisa menjauhkan gawai.
Semenjak menikah kami tidak pernah ke bioskop untuk menonton film berdua. Untuk menyegarkan pikiran sekaligus membangun waktu yang berkualitas bersama. Menonton bersama adalah salah satu solusi aktivitas tanpa batas bersama pasangan. Salah satunya dengan Disney+ Hotstar di IndiHome TV. Lebih dari 500 film dan konten eksklusif, serta 7.000 episode konten hiburan lokal hingga global yang tersedia di channel Disney+. Saya ingin sekali bersama suami menikmati film-film Indonesia yang menjadi box office seperti Laskar Pelangi, Habibie Ainun, dan Ayat-ayat Cinta.
olahan pribadi dengan canva.com

Penutup

Memiliki pernikahan yang harmonis adalah dambaan setiap orang. Mari kita saling jernihkan hati. Saat hati lebih jernih dan memiliki ilmu, kita tidak akan mudah terjerat oleh kata-kata yang pedas, kita akan lebih mudah mencerna ragam kata tanpa prasangka dan menyikapi dengan tindakan paling tepat. Dengan memahami bahasa kasih pasangan maka lebih mudah dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat, salam.