Pengalaman Stimulasi Anak Usia Dini di Masa Pandemi

Shafira Adlina
Seorang Ibu dengan dua anak yang juga berprofesi blogger di www.ceritamamah.com dan Asesor bersertifikasi BNSP sebagai pendamping UMKM dan pelaksana Ekspor.
Konten dari Pengguna
1 September 2021 20:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafira Adlina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak mengikuti kelas stimulasi online (dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Anak mengikuti kelas stimulasi online (dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
"Ngapain lagi ya?" batinku.
Terkadang pikiran itu bergelayut saat membersamai anak-anakku. Kedua anak saya berusia 5 tahun dan 2 tahun. Bagi orang tua yang memiliki anak usia dini seperti saya, mungkin akan mengalami kebingungan bagaimana menstimulasi anak selama pandemi ini. Hakikatnya anak suka sekali kegiatan di luar rumah. Namun, demi kebaikan bersama mau tidak mau kita harus berkegiatan di rumah saja.
ADVERTISEMENT
Selama pandemi ini selain bermain lego, membeli kolam renang portable dan tenda mainan. Saya juga mencoba memberikan stimulasi tumbuh dan kembang anak-anak saya lewat kelas online.

Tren Kelas Stimulasi Online Anak

Dua tahun ini banyak bermunculan kelas online untuk anak-anak. Seakan menjadi suatu tren, hadirnya sekolah informal untuk stimulasi anak. Mulai dari kelas bermain yang mengasah kemampuan kognitif, motorik, bahasa asing bahkan kemampuan hafalan Al Quran anak. Menariknya semua dilakukan dengan jarak-jauh alias online. Kalau dulu sebelum corona menyerang mungkin semacam les-les yang diberikan untuk mengasah kemampuan anak.
Kelas-kelas online ini membantu mengisi oase kekeringan ilmu dan aktivitas harian anak usia dini. Mulai mendapatkan ragam kegiatan dalam bentuk pdf. Jadi, kami hanya perlu mencetaknya di rumah. Kemudian bisa kita kerjakan bersama anak. Ada juga model kelas yang dilakukan secara virtual dengan guru dan ustazahnya. Anak saya pun jadi bisa berkenalan dengan teman-teman sebayanya yang berusia 3-5 tahun.
kegiatan cendikiawan cilik (dokumentasi pribadi)
Mulai dari grup whatsapp dan penyampaian materi di kelas dengan aplikasi zoom. Tentu kegiatan stimulasi ini sangat membutuhkan internet.
ADVERTISEMENT
Awalnya kami hanya menggunakan provider internet di smartphone, namun sering jebol juga pemakaian internet. Apalagi semenjak pandemi ini. Internet adalah kebutuhan. Beruntungnya semenjak pindah ke rumah mertua kami ikut merasakan layanan IndiHome. Jika dibandingkan dengan kuota internet tentu lebih ramah di kantong, apalagi sudah satu paket dengan telepon rumah.

Tips Supaya Anak Semangat Mengikuti Kelas Online

Salah satu alasan yang disebutkan para orang tua adalah ketidakmampuan anak untuk mengikuti pelajaran secara online, sehingga proses belajar menjadi tidak efektif. Maklum, konsentrasi dan fokus anak-anak tentu tidak bisa disamakan dengan orang dewasa.
Mengikuti pelajaran dan menyerap informasi dari guru melalui layar komputer atau laptop tentu tidak mudah bagi seusia anak saya. Menurut jurnal The Concept of Attention Spans in Children yang diterbitkan oleh The University of Chicago Press, anak di bawah usia 6 tahun lebih suka bergerak aktif. Duduk diam dan berkonsentrasi akan terasa begitu berat dan membosankan bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana agar stimulasi anak usia dini tetap berhasil di masa pandemi?
1. Komunikasikan dengan Anak
Pada prinsipnya anak usia dini dapat mengerti jika diberikan pemahaman sebelumnya. Saya mendapatkan kemudahan ketika anak-anak sebelum melakukan aktivitas diberitahukan terlebih dahulu. Gunakan komunikasi yang efektif pada anak, kalimat sederhana, manfaat dan perasaan kita kepada anak sebelum memulai anak.
Contohnya saya selalu berkata pada Sakha “Minggu depan kita ikut kelas hapalan lewat zoom, ada ustadzah dan teman-teman yang menghapalkan bersama. Mamah senang kalau sakha ikut dengan semangat. Allah pasti tambah sayang dengan sakha kalau belajar.”
Kalimat itu diulang-diulang dengan berbagai versi setiap hari sampai hari H tiba-tiba. Dengan komunikasikan dengan anak maka kegiatan belajar online ini akan efektif.
ADVERTISEMENT
2. Turunkan Ekspektasi!
Beberapa waktu yang lalu, guru kelas anak kami tiba-tiba mengingatkan kami para orang tua untuk membiarkan anak-anak kami berproses.
Setiap anak memiliki kemampuan untuk belajar dan berkembang masing-masing. Hal ini senada dengan Victorian Early Years Learning and Development Framework dari Melbourne Graduate School of Education.
Ketika kita memberikan ekspektasi yang tinggi yang tidak sesuai kemampuan anaknya tentu akan mengakibatkan stress. Baik pada diri kita sebagai orang tua apalagi anak itu sendiri. Mulai dari sekarang mari turunkan ekspektasi dan sesuaikan dengan umur dan kemampuan anak kita.
3. Berikan Ruang Belajar Khusus
Anak usia dini sangat terdistraksi oleh mainan atau acara TV. Jangankan itu, ketika pertama kali ikut zoom anak saya tidak fokus karena memainkan barang di sekitarnya. Oleh sebab itu anak membutuhkan ruangan khusus yang nyaman dan jauh dari keramaian.
ADVERTISEMENT
Jika tidak memungkinkan satu ruangan khusus, kita bisa membuat pojok belajar di salah satu ruangan yang tersedia di rumah. Agar kegiatan belajar online di rumah lebih efektif, anak perlu didampingi orang tua atau orang dewasa lainnya.
4. Hadirkan Koneksi Internet yang Baik
Ruang belajar anak lengkapi dengan sinyal internet yang cukup kuat, sehingga kegiatan belajar online bisa berjalan dengan lancar.

Penutup

Itulah pengalaman saya memberikan stimulasi anak usia dini dengan bantuan kelas stimulasi online. Kegiatan ini dapat kita pilih sebagai alternatif kegiatan membersamai anak. Jangan lupa untuk komunikasikan pada anak, atur suasana ruang belajar dan paket internet yang tepat menjadi perpaduan yang sempurna.
Salam.