Konten dari Pengguna

Angkat Isu Kesehatan Mental, Santri Daqu Sabet Penghargaan di IYS 2022

23 Februari 2022 10:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Delegasi Daarul Qur'an berfoto bersama usai gelarasn IYS 2022 di Istanbul, Turki.
zoom-in-whitePerbesar
Delegasi Daarul Qur'an berfoto bersama usai gelarasn IYS 2022 di Istanbul, Turki.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an menjadi peserta Islamic Youth Summit 2022 yang digelar di Yenidoğan, Erciyes Sokağı No: 7, 34030 Bayrampaşa, Istanbul, Turki, pada 14-17 Februari 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Pertemuan ini digagas oleh Youth Break The Boundariesh, Yayasan yang menyediakan instrumen pembinaan dan pemberdayaan generasi muda untuk mempersiapkan pemimpin masa depan. Diikuti oleh 350 peserta dari beberapa negara muslim, seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan dan Palestina.
Daarul Qur’an sebagai salah satu kontingen asal Indonesia mengirim 26 delegasi. Terdiri dari 20 santri Pesantren Daqu putra dan 6 santri putri ditambah 2 orang pembimbing.
Perwakilan santri putri Pesantren Daqu saat menerima penghargaan dari gelaran IYS 2022.
Dalam gelaran ini, para peserta diminta membahas isu-isu sosial yang tengah ramai. Santri Pesantren Daqu sendiri mengangkat tiga tema, yakni Public Health, Public Policy serta Mental Health.
Tema kesehatan memang sedang hangat diperbincangkan di seluruh dunia. Tiap negara berjuang keluar dari pandemi, di samping juga harus memastikan kesehatan mental masyarakatnya. Karena potensi kesetahan mental terganggu saat pandemi berlangsung amat tinggi.
ADVERTISEMENT
“Di era modern, di mana orang-orang bisa healing atau curhat dengan berekspresi di medsos, pelajar di asrama yang gak bisa akses medsos perlu wadah curhat, maka kami tergerak melahirkan Let's Talk,” terang Ustadzah Eha, pengajar di Pesantren Daqu Putri Cikarang yang menjadi salah satu pendamping delegasi santri Pesantren Daqu.
Santri putri Pesantren Daqu saat mempresentasikan program Let's Talk di hadapan kontingen lain dari berbagai negara.
Let’s Talk mendorong para pelajar, khususunya bagi mereka yang berada di asrama sekolah, untuk menulis hal apapun terkait permasalahan mental yang mereka alami dengan stastus anonim di mading sekolah/asrama/pesantren. Karena menurut Dra. Sepi Indriati, Psi. dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Surakarta, menyimpan masalah sendiri berpotensi membuat hidup menjadi tertekan dan tidak bahagia.
“Ada banyak orang di luar sana yang mungkin bisa membantumu. Misalnya saja teman dekatmu, keluarga, guru di sekolah, dokter atau profesional lain. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang yang dipercaya,” terangnya, dilansir dari website resmi Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Surakarta.
ADVERTISEMENT
Begitupun tujuan dibuatnya Let’s Talk ini. Apalagi bagi mereka, pelajar atau mahasiswa internasional, yang hidup jauh dari orang-orang terdekat. Tim Let’s Talk masing-masing sekolah nantinya akan mereview dan bersedia memberikan pendampingan terhadap si anonim.
“Apabila masalah yang dihadapi cukup berat dan tidak bisa ditangani tim Let's Talk, maka mereka akan diarahkan ke profesional seperti psikiater,” tutur Ustadzah Eha.
Wadah Wehealth yang diperkenalkan santri Pesantren Daqu menjawab kebutuhan pelajar terkait informasi Pandemi Covid-19.
Selain Let’s Talk, delegasi santri Pesantren Daqu juga mengusulkan sebuah wadah untuk membantu para pelajar terhindar dari paparan Covid-19. Ketika jiwa sudah sehat, raga pun harus kuat.
Wadah ini bernama Wehealth. Ragam kegiatan dan sosialisasi akan digelar memalui wadah ini. Seperti seminar tentang Covid-19, membuat petunjuk jaga jarak di tempat di mana para pelajar asrama/santri kerap berkerumun, seperti dapur, kantin sekolah, serta tempat-tempat ibadah. Selain itu, mading sekolah/asrama/pesantren akan menyediakan update situasi Covid-19 dunia terkini.
ADVERTISEMENT
“Intinya kami mau membuktikan kepada masyarakat bahwa di tengah krisis pandemi seperti sekarang, di mana sekolah-sekolah umum yang lain online, kita tetap bisa offline dengan tetap melakukan standar protokol kesehatan, dan tidak menjadi pusat penyebaran Covid-19,” jelas Ustadzah Eha lagi.
Menyabet gelar The Best Group dan berkontribusi dalam acara, membuktikan santri Pesantren Daqu aktif dan berprestasi di dunia internasional.
Berkat makalah tersebut, delegasi santri Pesantren Daqu menyabet penghargaan The Best Group. Tentunya ini menjadi kebanggan bagi santri Pesantren Daqu, khususnya dengan harumnya nama negeri kita tercinta, Indonesia.
Di samping itu, santri Pesantren Daqu pun turut serta menjadi petugas dalam acara tersebut. Muhammad Aqshal Rivaldi ditunjuik menjadi qori’ dalam opening ceremony dan cultural night dengan lantunan Surah Ar-Rahman yang merdu, membuat suasana syahdu dalam dinginnya malam Kota Istanbul.