Iqbal, Si Jago Bahasa Inggris Peraih Medali Olimpiade Tingkat ASEAN dan Dunia

Konten dari Pengguna
26 Mei 2022 11:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosok Iqbal, selain mahir Bahasa Inggris juga berprestasi di sekolah.
zoom-in-whitePerbesar
Sosok Iqbal, selain mahir Bahasa Inggris juga berprestasi di sekolah.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bersama sahabatnya, Hamdan Haidar Indarto, juga tiga teman lainnya, Iqbal Maulana Saputra, Santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Semarang, Ungaran, Kel Keji, Kab. Semarang, kelas 9 SMP, ia ditunjuk mewakili pondok mengikuti olimpiade sains internasional. Tim mereka berkompetisi di ajang bertajuk Youth Internasional Science Fair (YISF) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Kota Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 459 tim dari 22 negara berkompetisi dalam ajang yang digelar 14-17 Maret ini. Bagi Iqbal, ini kedua kalinya ia mengikuti olimpiade.
ADVERTISEMENT
Pada kompetisi ini, Iqbal dan tim membuat inovasi sistem irigasi sawah berbasis sensor yang diklaim mampu menghemat air hingga 30% dibanding sistem irigasi manual. Iqbal yang kenyang pengalaman mengikuti ajang olimpiade pun ditunjuk sebagai penasehat pengembangan karya ini. Hasilnya, ia dan tim meraih medali perak dalam gelaran tersebut.
Dua tahun sebelumnya, Iqbal bersama kakak-kakak kelasnya yang kini sudah lulus dari Pesantren Daqu Semarang, juga mengikuti kompetisi serupa. Kala itu olimpiade yang digelar berlabel kompetisi tingkat ASEAN atau negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara.
Iqbal bersama timnya membuat sebuah inovasi pembersih layar perangkat elektronik yang ramah lingkungan. Bahan yang digunakan pun sangat mudah didapat karena banyak terdapat di pekarangan rumah, yakni Daun Binahong.
ADVERTISEMENT
Perasan atau ekstrak daun tersebut dicampur dengan beberapa bahan tambahan seperti alkohol. Setelah semua bahan tercampur lalu dimasukkan ke botol semprot dan siap digunakan.
Selain ramah lingkungan dan mudah dibuat, inovasi ini berpotensi meraih keuntungan jika dikomersilkan. Biaya produksi yang murah ditambah bahan yang mudah didapat serta bahan utama yang belimpah, produk ini bisa menjadi alternatif pembersih layar perangkat ekektronik, bersaing dengan produk serupa yang sudah menjamur di pasaran.
Namun, menurut Iqbal, kala itu tujuan utama pengembangan produk spray yang ia buat bersama timnya ialah untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang cara pembuatannya. Menjamurnya alat elektoronik membuat alat pembersih layar menjadi sebuah kebutuhan. Ketimbang membeli, masyarakat sejatinya bisa membuat sendiri di rumah.
Iqbal satu-satunya santri Pesantren Daqu Semarang yang meraih medali olimpiade sains di dua ajang internasional.
Dalam olimpiade tingkat ASEAN yang kala itu diselenggarakan di BG Junction, Surabaya tersebut, produk Iqbal CS ditampilkan layaknya sebuah pameran. Iqbal yang sangat gemar dan jago Bahasa Inggris tak canggung mempresentasikan produk tersebut. Hingga sampai waktu pengumuman lomba, Iqbal CS dinobatkan sebagai juara 2 dan menggondol medali perak ke Pesantren Daqu Semarang.
ADVERTISEMENT
Prestasi Iqbal tak jauh karena bakatnya dalam Bahasa Inggris. Santri asal Batang, Jawa Tengah ini pernah meraih penghargaan dalam sebuah kompetisi Berbahasa Inggris. Pengalaman pertama mengikuti olimpiade di kelas 7 pun didapat juga wasilah Bahasa Inggris.
“Dulu tuh dicari yang mudah mencerna Bahasa Inggris. Alhamdulillah karena saya pernah mendapat penghargaan Bahasa Inggris, akhirnya ditunjuk,” ungkap Iqbal.
Kemahiran dalam Bahasa Inggris juga dipengaruhi oleh profesi kedua orang tuanya. Sang ayah dan bunda yang menjalani usaha penyaluran tenaga kerja ke luar negeri memang diwajibkan mahir Berbahasa Inggris. Nyatanya kemampuan tersebut menular ke Iqbal.
Iqbal merasa belum puas dan ingin terus berprestasi.
Meski malang melintang menguti olimpiade bidang sains, bontot dari dua bersaudara pasangan Subhi dan Wati ini mengaku lebih tertarik menekuni bidang ekonomi dan ingin seperti kedua orang tuanya sebagai pengusaha.
ADVERTISEMENT
“Makanya saya nanti pas SMA mau milih masuk jurusan IPS. Kalau buat saya pengen tahu cara berekonomi, tahu cara mengembangkan usaha seperti orang tua,” jelas Iqbal.
Bagi Iqbal, apapun bidang yang ingin ditekuni, jangan pernah merasa cukup dengan hasil yang sudah diperoleh. Karena hal tersebut berpotensi menjadi sebuah kesombongan. Selain itu, iringi selalu setiap langkah dengan doa dan mendoakan, seperti yang selalu dirinya pelajari di Pesantren Daqu Semarang.
Kini Iqbal menatap masa depannya. Bakat yang ia miliki pun tak mau disia-siakan. Ia ingin meneruskan mondok di Pesantren Daqu Tangerang sebagai pusat dari puluhan cabang Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Setelah lulus, bekal kemahiran Berbahasa Inggrisnya ingin ia kembangkan di negara Australia atau di Benua Eropa. Iqbal ingin menempuh studi di kampus-kampus terbaik negara-negara tersebut dan kembali meraih prestasi demi nama pondok, agama, bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT