Konten dari Pengguna

Ketimbang Rebahan, Kami Turun Ke Jalan dan Berbagi Makanan

10 April 2020 8:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketimbang Rebahan, Kami Turun Ke Jalan dan Berbagi Makanan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Meme bertulis, “saatnya membantu negara sambil rebahan?” awalnya mengundang ketertarikan kami untuk mengaplikasikannya selama gerakan #dirumahaja, tapi di pondok kami diajarkan untuk selalu peduli dan membantu sesama. Akhirnya kami sepakat untung menyingsingkan lengan baju, membantu sesama dengan kemampuan yang kami bisa. Dengan ijin orangtua dan juga para ustadz dan ustadzah kami menghimpun donasi, menyiapkan makanan hingga membagikannya kepada mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Sejak tanggal 15 Maret lalu. Saat Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an memutuskan untuk memulangkan santrinya dalam rangka pencegahan penyebaran virus covid-19, praktis kegiatan kami hanya mengerjakan tugas yang diberikan para ustad dan ustadzah, setoran Alquran melalui video call pagi dan sore serta mengulang pelajaran yang lain. Praktis itu saja, selebihnya membantu orang tua. Terlebih ketika ujian nasional resmi ditiadakan maka list kegiatan kami berkurang. Awalnya sih asyik-asyik aja tapi lama kelamaan juga bosan. Sementara kita tidak bisa main ke luar rumah hangout bareng teman-teman. Yah akhirnya bermain gadget sambil rebahan saja.
Perlahan kamipun semakin paham dengan covid-19. Apalagi kami yang kelas 12 ini dikasih tugas karya ilmiah membuat tulisan sebanyak 15 halaman tentang covid-19. Berkait hasil pencarian kami untuk tugas tersebut, semakin banyak informasi yang kamki terima tentang covid-19 ini, tidak hanya terkait bagaimana berawal, menular dan membahayakan manusia tetapi juga hingga efek yang lainnya. Termasuk efek ekonomi.
Dari hasil mendengar dan membaca pemberitaan tersebut kami tahu akan ada sektor yang terkena imbas. Mereka adalah pekerja harian seperti pedagang asongan, supir transportasi online, supir angkutan umum dan lainnya. Karena kebijakan untuk bekerja dan belajar #dirumahaja mereka kesulitan untuk mendapat pembeli dan penumpang sehingga berdampak pada penghasilan mereka.
ADVERTISEMENT
Keresahan ini pun mulai kami bicarakan ama teman-teman di grup. Jadi ketimbang ghibah online, kami mulai membahas apa yang bisa kami bantu. Terlebih di pondok sering kali kami didengarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang berbunyi, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" Maka kami ingin menjadi manusia yang terbaik tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk menghimpun donasi. Awalnya yah dari kita-kita aja, lalu mulai menawarkan kerabat dan orang tua. Alhamdulillah dana terkumpul. Setelah itu kami putuskan untuk mengkonversi donasi tersebut menjadi nasi berikut lauk-pauknya sebanyak 350 box.
Maka pada tanggal 2 dan 8 April kemarin kami mulai membagikan nasi box tersebut. Ada dua wilayah yang kami sasar yakni Bogor dan Jakarta. Nasi box tersebut kami bagikan sebagai bekal makan siang kepada para tukang ojek online yang banyak menganggur di pinggiran jalan karna sepinya pelanggan, para pekerja kebersihan, pemulung sampah, pengemis, pedagang asongan dan lain sebagainya. Oiya, kami juga tetap memperhatikan aspek keamanan sebelum turun ke jalan seperti tetap menggunakan masker, jaga jarak dan membawa hand sanitizer untuk selalu mencuci tangan.
ADVERTISEMENT
Respon yang kami dapat tidak diduga. Meski hanya nasi box dan lauk-pauknya ternyata itu sudah menghasilkan tawa dan senyum di wajah mereka. Merekapun mengucapkan terima kasih khusus buat kami angkatan 10 Daarul Qur’an dan juga keluarga besar Daarul Qur’an. Kami juga mendapat pelajaran dari aksi ini. Ternyata di tengah kesulitan masih banyak mereka yang semangat dan optimis serta bekerja keras untuk mencapai mimpi mereka.
Syahrul Ramadhan, yang kami percayai sebagai ketua aksi ini pun menyampaikan kesannya, ” Kesan kami saat turun ke jalan membagikan nasi box bagi para ojol, pemulung dan lain lain itu sangat senang karena berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Pesan kami berbagi itu tidak harus yang berjumlah banyak, cukup kita buat orang yang kita kasih sedekah itu seneng, bahagia, tersenyum, Insya Allah semua itu udah lebih dari cukup ahlak seorang santri yang baik dan harus di amalkan adalah senang bersedekah saling membantu dan menghargai.”
ADVERTISEMENT
Oiya, aksi ini dilakukan oleh angkatan 10 pondok pesantren tahfizh Daarul Qur’an yang lulus tanpa ujian nasional.
Dari kami untuk seluruh santri, guru Daarul Qur’an Nusantara dan seluruh masyarakat Indonesia.
Ditulis oleh Ika Febriyanti, santri kelas 12 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang.