Kisah Darrel: Santri Daqu Calon Programmer Andal, Raih Perunggu Robotik ASEAN

Konten dari Pengguna
6 Juni 2023 12:17 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Darrel bersama robot pembersih sampah ciptaannya di IYRC 2023 Malaysia.
zoom-in-whitePerbesar
Darrel bersama robot pembersih sampah ciptaannya di IYRC 2023 Malaysia.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satu lagi santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an meraih prestasi di ajang internasional. Darrel Haidar, siswa kelas 7 SMP Pesantren Daqu Tangerang ini membawa harum nama bangsa di ajang robotik internasional.
ADVERTISEMENT
Santri penghafal Alquran 23 Juz ini bertarung melawan ratusan peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara dalam kompetisi bertajuk “International Youth Robot Competition (IYRC) Malaysia 2023".
Kompetisi tersebut dihelat pada tanggal 2 - 3 Juni 2023, di Educity Sport Complex, Johor Bahru, Malaysia.
Dalam gelaran tersebut, Darrel bersama tiga temannya dalam satu grup dinobatkan menjadi peraih medali perunggu.
Darrel berangkat bersama kontingen asal Banten dari tempat Training Camp mereka yang berada di Tangerang Selatan, yakni Kampong Robot.
Darrel juga ditemani pembimbing, asatidz Pesantren Daqu sekaligus mentornya di ekskul robotik, yakni Ustadz Pandu Ganggadata.
Darrel bersama timnya membuat sebuah inovasi robot pembersih sampah, berkaitan dengan tema kompetisi yakni lingkungan.
Pada akhirnya, mahakarya Darrel dan timnya itu berhak menempati urutan ketiga terbaik dalam ajang internasional tahunan tresebut.
ADVERTISEMENT
Awal Kenalan dengan Robotik
Darrel mengenal dunia robotik sejak usia 7 tahun. Selama bersekolah di kampung halamannya di Bali, Darrell dikenalkan oleh dunia tersebut oleh sang bunda.
Ketika masuk dalam ekstrakurikuler robotik di Pesantren Daqu, Darrel menjadi santri yang paling menonjol karena pengalamannya itu.
Seperti halnya anak usia 7 tahun, Darrel gemar menonton televisi bertema animasi atau kartun. Ia yang saat itu duduk di kelas dua Sekolah Dasar belum kepikiran memasuki dunia robotik.
Juga seperti orang tua pada umumnya, ibunda Darrel mengasah motorik dan kemampuan sang anak dengan cara menyertakan pada beberapa kegiatan. Sang bunda pun memilihkan robotik untuk Darrel.
Darrel yang terlahir cerdas tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan dunia robotik. Kegeramannya berimajinasi serta menonton tayangan animasi membantunya berkembang pesat.
Beberapa kejuaraan robotik sempat ia ikuti untuk anak-anak seusianya. Meski belum berbuah manis, namun kemampuannya terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Memasuki jenjang SD kelas 4, Darrel mulai penasaran dengan sisi lain dunia robotik. Jika selama ini ia hanya bisa merakit dan menuangkan ide, kini ia mencoba menjadi orang di balik layar.
Sebuah robot bisa berjalan dengan bantuan kecerdasan computer atau biasa disebut pemograman. Akal Darrel yang makin berkembang sampailah pada salah satu bagian dunia robotik tersebut.
Akhirnya ia memutuskan untuk belajar pemograman, atau disebut juga dengan coding. Ia terus mendalami dunia pemograman robot hingga menjadi santri Pesantren Daqu Tangerang.
Di sini, ia bertemu sang pembimbing, Ustadz Pandu Ganggadata. Beliau adalah pengasuh ekskul robotik di Pesantren Daqu.
Sejalan dengan minatnya, Darrel pun memutuskan mengikuti ekskul tersebut. Tak butuh waktu lama, ia akhirnya punya kesempatan mentas di ajang internasional tingat ASEAN dan keluar sebagai peraih medali perunggu.
ADVERTISEMENT
Ustadz Pandu yang melihat potensi Darrel pun tanpa ragu mengikutsertakan dirinya dalam Training Camp robotik unutk ajang tersebut, tepatnya di Kampong Robotik, Tangerang Selatan.
Lewat relasinya itu, Darrel bisa mengharumkan nama Pesantren Daqu. Lebih dari itu, ia juga membuat bangga agama, bangsa dan negara.
Mimpi Jadi “Hacker”
Meski mengaku mencintai dunia robotik, Darrel ternyata lebih menikmati menjadi programer. Kecintaannya itu juga didukung kegemarannya menonton berbagai film bertemakan peretas atau hacker.
Meski begitu, bukan berarti Darrel ingin menjadi hacker jahat yang banyak diceritakan film-film tersebut. Ia hanya menyukai bagaimana para pemeran peretas itu menjalankan aksinya lewat pemograman.
Justru karena film bertema hacker itu, Darrel ingin memberantas peretas-peretas jahat yang merugikan banyak orang suatu saat.
ADVERTISEMENT
Darrel mulai menapaki mimpinya dnegan membuat sebuah website atau laman daring. Di dalamnya, ia mengerjakan berbagai jenis projek.
Bahkan ada beberapa projek kelas kakap yang ia garap. Darrel mengaku tak mementingkan pendapatan yang ia dapat dari kerja kerasnya itu. Ia benar-benar mencari pengalaman di sana.
Dalam websitenya itu, salah satu fitur yang menarik adalah menyediakan kecerdasan buatan untuk mencari berbagai hal tentang dunia pemrograman.
Meminjam domain dari situs AI terkemuka ChatGPT, Darrel menyematkannya dalam website yang ia bangun. Dengan begitu para pengunjung mendapatkan manfaat lebih ketika melihat website Darrel.
Rentetan jenis projek yang Darrel kerjakan bak protofolio yang terpajang di salah satu halaman laman tersebut.
Mulai bertemakan pendidikan hingga berkaitan dengan keilmuan yang sedang Darrel tempuh, yakni kitab suci Al-Qur’an.
Darrel berharap suatu saat websitenya ini bisa berkembang dan makin bermanfaat buat orang lain. Di samping, ia menjadikan ini sebagai batu loncatan menggapai cita-citanya sebagai programmer handal.
ADVERTISEMENT
Meski mengaku mencintai coding, Darrel tak akan meninggalkan dunia robotik yang sudah membuat harum namanya di kancah internasional.
Terisnpirasi dari komunitas tempat Darrel melakukan Training Camp untuk mengikuti ajang IYRC Malaysia 2023, ia mengaku ingin membuat wadah komunitas robotik lebih banyak.
“Jadi kita jangan cuma jadi peserta tapi kalau bisa jadi yang punya tempat,” kata Darel saat ditanya motivasinya membuat wadah komunitas robotik.
Tentang IYRC 2023 Malaysia yang Mengharumkan Nama Darrel
Pembimbing Darrel, Ustadz Pandu, bercerita awal sang anak didik ikut serta dalam ajang bergengsi antar siswa se Asia Tenggara tersebut.
Ustadz Pandu mengatakan, Ekskul Robotik di Pesantren Daqu memang belum banyak peminatnya. Kini, dalam ekskul asuhannya itu hanya ada 6 santri yang ikut serta, termasuk Darrel.
ADVERTISEMENT
Dari keenam santri itu, sosok Darrel lah yang dinilai sudah benar-benar paham tentang dunia robotik.
Ustadz lulusan Sarjana Perikanan Institut Pertanian Bogor ini menjelaskan, kompetisi IYRC adalah ajang tahunan. Komunikasinya bersama komunitas robotik di Tangerang selatan tersebut membuat Pesantren Daqu bisa berpartisipasi di ajang ini.
Kepercayaa Ustadz Pandu pada Darrel membawa santri kelas 7 F ini diikutkan dalam rangkaian training camp, mulai pengenalan, pembagian kelompok, penentuan tema, pembuatan robot termasuk pemograman, hingga mencapai hari H pelaksanaan.
Dua minggu lamanya Darrel mengikuti Training Camp. Di tiga hari terakhir, ia fokus memperbaiki kekurangan yang ada dalam robot pembersih yang timnya ciptakan.
Darrel tergabung bersama tiga orang lain dalam sebuah tim. Ia bersama timnya turun di kategori kreatif tingkat sekolah menengah dalam ajang IYRC 2023 ini.
ADVERTISEMENT
Tim Darrel akhirnya menyepakati untuk membuat robot pembersih sampah. Hal tersebut sesuai dengan tema kompetisi, yakni lingkungan.
Robot tersebut dilengkapi sensor juga lengan yang bisa mengangkut sebuah benda. Jika ada sampah plastik terdeteksi di dekat robot, ia secara otomatis mengayunkan lengan dan memungutnya.
Robot ini bergerak dengan dinamo penggerak yang terdapat di bawah tubuh. Sementara itu, robot bergerak lewat empat roda dengan penggerak depan.
Robot yang diciptakan Darrel dan timnya bisa bergerak dalam jangkauan yang dapat ditentukan atau diatur sendiri.
Dalam ajang IYRC kemarin, robot tersebut bergerak dalam sebuah wilayah yang ditentukan. Setiap sudut tempat tersebut juga terdapat sensor.
Nah, semua pergerakan robot ini diatur dalam sebuah pemograman, dan tugas tersebut diserahkan pada Darrel.
Sempat terjadi sedikit masalah teknis kala Darrel memogram lengan pengangkut robot tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ini nanti diselesaiin di finishing, gampang lah,” ujar Darrel kala itu, menunjukkan kepercayaan dirinya tentang kemahirannya dalam dunia pemograman.
Alhamdulillah, saat lomba berlangsung, robot tersebut berfungsi sesuai rencana. Darrel juga terlihat mahir menjelaskan mekanisme pergerakan robot bersama teman-temannya.
Pada akhrnya Darrel bersama timnya mampu meyakinkan juri menunjuk mereka sebagai peraih bronze medal ajang bergengsi siswa se Asia Tenggara ini.
Untaian Pesan dari dan untuk Darrel
Kesuksesan Darrel menjadi santri Pesantren Daqu yang berjaya di ajang internasional tak lepas dari doa orang tua, para guru, hingga teman-temannya.
Karena itu, Ustadz Pandu selaku pembimbing Darrel di Pesantren Daqu menitipkan pesan pada Darrel agar terus semangat, humble dan jangan cepat puas.
“Jadikan ini motivasi untuk semakin semangat belajar di pondok,” tutur beliau.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Darel turut memberikan pesan pada para santri yang ingin berprestasi atau mengikuti ajang internasional seperti dirinya.
Darel menyebut jika kita, para santri, harus banyak belajar dan ingin mengetahui banyak hal. Karena dengan cara tersebut kita banyak mendapat ide untuk membuat berbagai inovasi.
“Kalau gak berinovasi gak seru,” ujar Darel.