Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Sabar Modal Saya Meraih Sanad Khot Riq'ah
1 Desember 2021 7:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nama saya Adhiaul Zikra, lahir di Banda Aceh tahun 2003, dan tinggal di Pidie. Sekarang saya duduk di kelas 12 C Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an . Alhamdulillah tahun ini saya berhasil mendapat ijazah sanad khot Riq’ah dari Syaikh Belaid Al-Ghamidi. Beliau adalah seorang kaligrafer, sebutan untuk penulis kaligrafi, internasional yang telah menulis 6 mushaf Alquran dengan tangannya sekaligus menerima banyak penghargaan. Alhamdulillah, sekarang beliau menjadi guru utama kaligrafi di Pesantren Daqu .
ADVERTISEMENT
Dalam tarikat Syeikh Belaid, khot Riq’ah harus menjadi yang pertama untuk dipelajari, baru kemudian bisa kita lanjutkan ke khot-khot berikutnya seperti khot Diwani, Diwani Zali atau Naskhi.
Khot Riq’ah itu khot yang sebenarnya untuk tulisan cepat. Jadi, misalnya, orang-orang nulis surat-surat cepat, yang dikembangkan di zaman Utsmani, dan di masa Kemal At-Taturk, hampir hilang, kebijakan penghapusan Arabisasi, sampai kemudian Syeikh Muhammad Izar menghidupkan Kembali. Sehingga muncullah Khot Riq’ah yang seperti sekarang.
Khot ini sampai sekarang masih dipakai untuk nulis cepat. Misalnya mereka yang pesantren salaf saat menulis syaroh pada kitab-kita yang dipelajari itu memakai Khot Riq’ah. Karena sifat tulisannya yang pendek, ringkas dan cepat.
Pertama kali saya belajar pada kelas 10. Jadi dari awal belajar hingga meraih sanad saya butuh waktu sekitar 2 tahun. Sebetulnya waktu SMP saya pernah juga belajar kaligrafi. Sehingga tidak asing dengan kesenian asli Islam ini. Namun, apa yang saya pelajari saat SMP itu ternyata berbeda saat belajar langsung dengan master kaligrafi. Saat SMP kita langsung menulis kalimat. Jadi kita gak bosen. Tapi saat berguru dengan Syeikh Belaid kita mulai dari dasar sekali. Dari hanya menulis titik doang, dan itupun banyak salahnya. Jadi di awal-awal belajar kaligrafi ini sangat membosankan.
ADVERTISEMENT
Tapi Syeikh selalu bilang suruh sabar, sabar, sabar. Kebetulan saya juga menyukai belajar kaligrafi, yah saya ikutin aja dulu. Enaknya baru kerasa itu saat kita masuk dari Yusuf Dzannun ke Izar, dari buku satu ke buku duanya.
Oiya, untuk belajar Khat Riq’ah ini ada dua buku yang harus menjadi pegangan, ada buku Syeikh Yusuf Dzannun. Buku ini ditulis bukan untuk kita bisa menulis khot tetapi agar kita dekat dengan hurus aslinya. Jadi kita familiar bagaimana bentuk alif, ba dan huruf lainnya. Buku ini semacam pengenalan untuk kemudian sayang.
Sedangkan untuk huruf aslinya itu ada di bukunya Syeikh Muhammad Izar. Jadi untuk menuju buku Syeikh Muhammad Izar ini kita harus latihan dulu di bukunya Syeikh Yusuf Dzannun. Sedikit, sedikit, sedikit, sedikit, nanti kita dapat huruf aslinya.
ADVERTISEMENT
Seni kaligrafi itu unik. Karena ada 2 misi di dalamnya. Iyah, kita menulis kaligrafi untuk keindahan, namun dibalik keindahan itu ada misi dakwah. Karena yang kita tulis itu bukan sekedar tulisan tapi ayat-ayat dalam Alqur’an yang punya makna dan arti mendalam.
Buat saya pribadi kaligrafi itu gak cuma sekedar hobi. Kaligrafi itu layaknya setengah tubuh bagi saya dan letaknya di atas hobi. Jadi ibaratnya kaligrafi itu yah melekat dengan jalan hidup saya. Karena kalo sekedar hobi itu bisa ditinggal dan gak dikerjain saat sedang malas.
Kalau pesen buat yang lagi belajar itu pastinya sabar. Karena sabar itu hal yang gak bisa terpisahkan dari seorang kaligrafer. Karena kalau misalkan mereka gak sabar, mereka itu bisa aja kayak mempercepat, kayak buru-buru gitu, jadinya gak bagus. Maka sabar menjadi kunci. Pesan sabar ini disampaikan oleh semua guru-guru besar kaligrafi. Karena sabar itu intinya kaligrafi.
ADVERTISEMENT
Kaligrafi ini sebenernya sama aja kayak membaca Alqur’an gitu. Semua orang bisa belajar kaligrafi asalkan sabar. Jadi ibaratnya kayak semua orang bisa jadi kaligrafer, asalkan sabar.
Terkait jenis kaligrafi memang punya peminatnya sendiri. Ada yang suka kaligrafi kontemporer karena berwarna. Ada orang yang suka kaligrafi khot murni, karena dia bisa melihat, “oh ini bentuknya, bentuk hurufnya, bagus banget mirip sama aslinya.”
Dengan segala kerumitan dan susahnya, kita memang gak bisa maksain semua belajar kaligrafi. Tapi dengan keindahan kaligrafi yang kita buat itu bisa mengajak orang mendekat kepada Islam.