Konten dari Pengguna

Semarak Santri Daqu Menyambut Kembalinya DWP

23 November 2021 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Martabak telor, salah satu jajanan pinggir jalan yang digemari santri.
zoom-in-whitePerbesar
Martabak telor, salah satu jajanan pinggir jalan yang digemari santri.
ADVERTISEMENT
Area kantin santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang nampak sedikit berubah. Terlihat lebih banyak penjual yang menjajakan dagangan. Stand-stand di bagian belakang sedikit tertutup dengan para pedagang yang berada di depannya, menggunakan meja dan kursi dengan sedikit payung penutup di atasnya.
ADVERTISEMENT
Ketika masuk ke sana, kita bisa membeli dagangan yang tersedia. Namun, tak seperti biasanya yang membayar langsung di masing-masing stand, uang yang kita keluarkan harus ditukar dengan sebuah kupon bertuliskan 5 ribu dan 10 ribu rupiah. Kupon itu tersedia di pintu masuk area kantin.
Es Doger paling segar diminum saat lelah beraktivitas.
Perbedaan proses pembayaran ini menunjukan kalau hari itu, Sabtu, 16 Oktober 2021, adalah hari spesial. Yap, benar. Kalau biasanya kantin yang dikelola Daqu Bisnis Nusantara (DBN) hanya menjajakan makanan hasil usaha DBN, kali ini pedagang yang berjualan juga berasal dari luar Pesantren Daqu.
Tumpah ruahnya pedagang berbaur dengan para santri adalah wajah kemeriahan DBN Waroenk Project atau DWP, yang punya semarak mirip dengan konser musik digital yang sangat terkenal itu. 15 tenda penjual berjejer membentuk “Letter U”. Dagangannya sudah pasti ramah di kantong. Contoh saja martabak, roti bakar, dan berbagai minuman salah satunya es doger yang menjadi favorit santri untuk mengganjal perut setelah beraktivitas seharian penuh.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan dagangannya adalah makanan tradisonal maupun jajanan “pinggir jalan”. Tentu saja ini disesuaikan dengan selera para santri. Tak ayal, menjelang sore, semua dagangan sudah habis terjual.
DWP mengusir kebosanan santri akan jajanan yang ada di pondok.
Maraknya minat santri seperti menyiratkan rasa kangen mereka dengan DWP ini. maklum saja, selama pandemi Covid-19 merebak kemarin, DWP urung terlaksana. Total 2 tahun acara ini vakum, sementara hasrat jajan para santri makin menggebu. Harapannya kegiatan ini bisa berjalan secara rutin 2 bulan sekali.
“Kadang santri bosen sama apa yang ada di kantin, diadakan acara ini supaya santri bisa nyoba makanan lain, sama agar kita, DBN bisa dapat ide untuk apa yang bisa kita jualkan juga ke santri,” ujar salah satu staff DBN tentang DBN Waroenk Project ini.
ADVERTISEMENT
Santri juga bisa belajar cara berbisnis dengan memperhatikan para penjual yang sedang berkerja di stand mereka. Banyak santri yang ingin menjadi pengusaha ketika mereka lulus nanti. Acara seperti ini pun bisa memantik semangat untuk memulai bisnis mereka sendiri.
DWP rencananya digelar rutin untuk mengakomodir kebutuhan santri.
Jadi, apakah dengan kembalinya acara ini adalah sebuah hal bagus? Tentu saja! Inilah yang membuat Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an tidak pernah membosankan.
Penulis: M. Luthfi Hakim, Santri Pesantren Daqu Tangerang Kelas 11