Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wisuda Tahfidz Nasional 2021: Hadiah Terindah untuk Orang Tua dan Bangsa
25 Oktober 2021 16:53 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Satu per satu wisudawan dan wisudawati Wisuda Tahfizh Nasional 2021 Daarul Qur’an dipanggil namanya untuk naik ke atas panggung. Di malam itu, tepat di Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2021, sebanyak 300 peserta wisuda, yang terdiri dari 143 wisudawan/santri putra dan 157 wisudawati/santriwati, disematkan piagam dan diberikan amplop tanda mereka berhasil menghafal Al-Qur’an dengan beberapa kategori, 5, 15, dan 30 juz.
ADVERTISEMENT
Para wisuadawan-wisudawati datang dari berbagai unit Daarul Qur’an. Di antaranya dari seluruh cabang Pesantren Tahfihz Daarul Qur’an, baik reguler maupun takhassus, program Tahfidz Camp, Fullday, Perguruan Tinggi, serta Rumah Tahfidz. Sementara penyelenggara WTN adalah Biro Tahfizh yang bernaung di bawah Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an.
Usai menerima piagam dan amplop, satu per satu duduk di antara tamu-tamu kehormatan dalam upacara sakral tersebut, di atas panggung utama yang berdiri kokoh di atas lapangan basket Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang. Sementara para orang tua dan wali mereka khidmad menyaksikan seremoni dari sebuah layar besar, dari jajaran bangku tamu undangan, tepat di belakang tempat para wisudawan duduk, tepatnya di lapangan voli pesantren.
Sudah pasti, KH Yusuf Mansur selaku Pendiri Daarul Qur’an ada di sana. Ia didampingi Pimpinan Daarul Qur’an lain dari tiga direktorat berbeda: Pendidikan, Ekonomi, serta Zakat dan Wakaf. Masing-masing ialah KH Ahmad Jamil, Ustadz Tarmizi Ashidiq, dan Ustadz Anwar Sani. Ada pula KH Ahmad Kosasih selaku Dewan Syari'ah Daarul Qur’an. Di belakang para pimpinan Daarul Qur’an itu berdiri para nyai, yakni istri mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
WTN 2021 yang merupakan penyelenggaraan tahun ke-7 ini juga menghadirkan tamu kehormatan lain. Yang duduk dan berfoto bersama dengan para wisudawan dan wisudawati itu antara lain pakar Qiro’at Sab’ah, yakni KH Ahsin Sakho yang juga dikenal sebagai ahli tafsir. Menilik usianya yang masuk senja, dirinya masih kokoh melayani prosesi foto yang berlangung lebih dari satu jam tersebut. Dari sini sudah terlihat salah satu berkah Al-Qur’an.
300 peserta tadi bukan satu-satunya wisudawan yang merayakan capaian mereka. Ada juga 40 santri lain yang memeperoleh gelar sanad di bidang Al-Qur’an maupun kaligrafi. Dalam hal ini, seremoni pemberian piagam dan amplop dilakukan langsung oleh para pakarnya. Ada Syaikh Ahmad Al-Khannas, pemegang Sanad Al-Qur’an urutan ke-29 di mana posisi tersebut termasuk langka di Indonesia. Sementara pakar kaligrafi asal Maroko, Syaikh Belaid Ghamidi, menasbihkan langsung para santri yang memperoleh sanad darinya.
ADVERTISEMENT
KH Yusuf Mansur dalam sambutannya menyebutkan bahwa sejak awal berdiri, Daarul Qur’an dengan program tahfizhul Qur’annya, didukung oleh banyak pihak, dan itu amat ia syukuri. Di malam itu pun, selain nama-nama tamu kehormatan yang sudah disebutkan, banyak juga tokoh nasional yang hadir.
Mulai dari Walikota Kota Tangerang, H. Arif Rachadiono Wismansyah, B.Sc., M.kes yang datang bersama sang wakil, Drs. H. Sachrudin. Kemudian ada Waryono Abdul Ghofur, M.Ag. selaku Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI yang berjasa bukan hanya pada perkembangan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, namun juga seluruh pesantren di Indonesia. Dan masih banyak lagi.
Dari seluruh santri yang diwisuda, didapuklah para wisudawan terbaik dari masing-masing kategori. Masing-masing kategori dipilih 3 orang santri. Unit Fullday, Pesantren, juga Rumah Tahfizh mengirimkan masing-masing wakilnya pada penghargaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tiga di antara mereka, yakni Alifia Shira Putri, Aura Diva Pertiwi serta Muhammad Fathan naik ke panggung bersama kedua orang tua masing-masing. Ketiganya bersimpuh d hadapan orang tua mereka. Seperti kata Hadits Nabi SAW bahwa para penghafal Qur’an akan memakaikan mahkota untuk para orang tuanya, ketiganya bergantian memberi kado istimewa tersebut pada kedua orang tuanya. Haru biru pun menyelimuti malam syahdu tersebut.
Melimpah momen dalam WTN 2021 ini. Sebagian besar menggembirakan dan penuh optimisme, yang lainnya haru sekaligus sebagai bahan introspeksi diri.
Maka Kyai Yusuf pun menitikkan air mata kala menyampaikan sambutan di atas panggung. Ia bangga akan seluruh pihak dan aspek yang membuat para santri bisa berada di panggung WTN.
ADVERTISEMENT
“Antum tidak akan bergeser dari sisi Allah bersama orang tua dan keluarga kalian semua. Teruslah berjuang, nanti kita akan datang ke Allah sebagai ummah yang gak keliatan ujungnya,” tuturnya, yang ia kutip dari wejangan para Pimpinan Pondok Modern Gontor, Alm KH Abdullah Syukri Zarkasyi dan KH Hasan Abdullah Sahal.
Di pesantren, para santri menghafal. Dari sini juga esensi pesantren lahir yakni menelurkan para generasi unggulan bangsa. Maka, di ujung sambutannya itu, Kyai Yusuf berpesan pada seluruh wali santri untuk menancapkan tiang pancang rumah tahfizh di depan rumah maisng-masing, sebagai penanda wadah bagi para penghafal Al-Qur’an yang ada di seluruh penjuru negeri, bahkan dunia.
Hal tersebut diamini pula oleh KH Ahsin Sakho. Kehadiran beliau memang tak disia-siakan begitu saja. Usai melakukan seremoni bersama para wisudawan, ia juga diberi kesempatan untuk menuturkan pesan.
ADVERTISEMENT
Ilmu dan nasihat pun mengalir dari lisannya. Kaitannya dengan rumah tahfizh, ia pun mendoakan setiap muslim di dunia bisa membuat rumah-rumah tahfizh sehingga Indonesia akan jadi lebih baik dengan hadirnya para penghafal Qur’an.
Tak disanagka, dirinya juga lihai membuat pantun. “Menghafal Qur’an tak usah malu meski rambut sudah ubanan,” katanya dalam salah satu isi pantun yang ia buat.
Dari pantun itu ia berpesan kalau menghafal Al-Qur’an tak terbatas waktu. Tak perlu juga khawatir kesulitan karena faktor usia, karena nyatanya Allah SWT menggaransi kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an. Di samping itu, menghafal Al-Qur’an adalah kewajiban muslim sebagai upaya merawat orisinalitasnya.
“Al-Qur’an adalah nur. Berbanggalah dengan hafalan kalian. Karena ia adalah sebaik-baiknya teman berbicara,” terangnya. Selepas itu Kyai Ahsin menutup WTN 2021 dengan lantunan doa dan harapan agar para penghafal Qur’an bisa terus bermunculan sebagai hadiah bagi bangsa ini, khususnya yang lahir dari rahim Daarul Qur’an.
ADVERTISEMENT