Menikmati Aneka Buah dan Objek Wisata di Jailolo

Tim cermat
Cerita Maluku Utara | Partner Kumparan 1001 Media Online
Konten dari Pengguna
8 Februari 2019 18:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim cermat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Objek Wisata Tanjung Rappa Pelangi di Desa Bubanehena, Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara Foto: Rajif Duchlun
zoom-in-whitePerbesar
Objek Wisata Tanjung Rappa Pelangi di Desa Bubanehena, Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara Foto: Rajif Duchlun
ADVERTISEMENT
Kamis (7/2) siang, saya menyusuri Jailolo, sebuah kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Selain mencicipi aneka buah, juga bertandang di salah satu destinasi wisata, yakni Tanjung Rappa Pelangi, Desa Bubanehena.
ADVERTISEMENT
Siang itu, cuaca mendung. Tampak tanda-tanda akan hujan. Cuaca Jailolo dan daerah sekitar akhir-akhir ini memang tidak menentu. Saya bersama seorang rekan, berkesempatan "mengelilingi" kota Jailolo.
Sebelumnya, kami tiba di Jailolo pada Selasa (5/2), melalui Sofifi. Sebenarnya perjalanan Sofifi-Jailolo cukup jauh, memakan waktu sekiranya dua jam lebih. Beberapa orang apabila dari Ternate dan hendak ke Jailolo, lebih memilih rute Ternate-Sidangoli-Jailolo dan Dufa-Dufa-Jailolo.
Tapi, cuaca hari itu membuat kami memilih rute Ternate-Sofifi-Jailolo. Seharusnya, kami naik kapal rute Sidangoli, hanya saja saat tiba di pelabuhan Bastiong, Ternate, agak terlambat, kapal rute Sidangoli sudah lepas-tali. Sementara untuk rute serupa harus menunggu hingga malam.
Menjelang sore itu, yang tersisa hanya kapal rute Sofifi. Berlayarlah kami, membelah gelombang tinggi di perairan Ternate-Halmahera, yang belakangan cukup "mengerikan". Wisata Buah di Jailolo Menggunakan kendaraan roda dua, yang juga dibawa dari Ternate, kami menyusuri kota Jailolo. Menariknya, pemandangan tidak biasa tampak sepanjang jalan. Saat ini memang sedang musim buah. Aneka buah dijajakan, seperti durian, rambutan, manggis, langsa, hingga cempedak.
Sepanjang jalan di Jailolo tampak pohon rambutan. Beberapa bahkan menjajakannya di depan rumah. Foto: Rajif Duchlun
Pemandangan ini tidak hanya tampak di kota Jailolo. Halmahera Barat, memang dikenal sebagai salah satu kabupaten yang kaya akan buah-buahan. Kala perjalanan ke Jailolo, dari Sofifi, sepanjang jalan, warga tampak menjajakan buah-buahan segar, salah satunya buah rambutan, yang sepertinya dipetik di depan rumah mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Nyaris rumah warga yang memiliki sedikit lahan di depan atau pinggir rumah selalu tampak pohon rambutan. Saat tiba musim buah, pemandangan ini dapat dijumpai sepanjang jalan utama. Selain buah rambutan, pun tidak kalah familiar bagi warga Maluku Utara adalah durian Jailolo.
Durian Jailolo memang cukup terkenal. Selain rasanya yang manis dan isinya yang tebal, buah berkulit tajam ini memang paling banyak dijumpai di daratan barat Halmahera. Sebagian penjual durian di Ternate mengaku, durian yang dijual itu, selain dari Tidore pun didatangkan dari Jailolo.
sepanjang jalan di Jailolo tampak pohon rambutan. Beberapa bahkan menjajakannya di depan rumah. Foto: Rajif Duchlun
Bahkan, seorang pemuda asal Halmahera Timur, Musrin Rauf, kepada Cermat, bercerita, bahwa durian-durian yang dijual di Maba, pusat kota Halmahera Timur, memang berasal dari daratan Jailolo. "Butul itu, durian-durian di sana memang dari Jailolo," ujar Musrin. Tanjung Rappa Pelangi, Spot Foto Keren di Jailolo Selain "wisata buah", Jailolo juga cukup terkenal dengan destinasi wisata alamnya. Beberapa yang paling familiar adalah Pantai Lapasi, Tanjung Pejuang di Desa Tuada, dan Tanjung Rappa Pelangi di Desa Bubanehena. Sebenarnya tidak hanya itu saja, masih banyak pilihan destinasi yang bisa dikunjungi saat berada di Jailolo.
ADVERTISEMENT
Kami berkesempatan mendatangi Tanjung Rappa Pelangi, destinasi wisata yang dikelola Kelompok Sadar Wisata, sebuah kelompok dibawah Badan Usaha Milik Desa (BumDes). Saya memarkir kendaraan kemudian berjalan ke arah pintu, semacam gerbang masuk. Tepat di atas gerbang ditulis, "Objek Wisata Tanjung Rappa Pelangi". Dan di samping gerbang itu, terdapat tempat penjualan "karcis" masuk.
Salah satu spot foto berlatar laut di Tanjung Rappa Pelangi Desa Bubanehena. Foto: Rajif Duchlun
Harga karcis Rp5000 per orang. Saat turun--dari tangga kecil yang menghubungkan dengan jembatan kayu--kami disuguhkan arsitektur rumah inap yang unik, berada tepat di samping kiri ke arah laut. Dan di sebelahnya juga tampak sebuah rumah panggung.
Fasilitas wisata lumayan lengkap. Selain bisa menyewa perahu dan menikmati teluk Tanjung Rappa Pelangi, juga dapat mencicipi kuliner lokal sambil duduk menikmati pemandangan laut Jailolo serta pulau-pulau sekitarnya. Harga kuliner lokal pun masih terjangkau.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, para pengunjung yang ingin menikmati destinasi itu lebih lama, atau ingin bermalam, bisa dengan memilih fasilitas wisata seperti rumah inap. Tarif rumah inap Rp300.000 per hari.
Ani, perempuan paruh baya, yang hari itu bertugas menjual karcis masuk kepada Cermat, bercerita, rumah inap tersebut bahkan pernah dipakai oleh wisatawan mancanegara. "Baru beberapa hari yang lalu, ada wisatawan dari Rusia, mereka bermalam di sini," ujarnya.
Destinasi tersebut memang cukup diminati. Ani bilang, setiap hari selalu saja ada pengunjung. Bahkan untuk hari Sabtu dan Minggu, keuntungan yang diraih dari para pengunjung bisa mencapai Rp600.000 sampai Rp1.000.000. Sedangkan untuk hari Senin hingga Jumat, berkisar antara Rp200.000 sampai Rp300.000.
Berada di bibir pesisir Bubanehena, destinasi wisata ini juga menawarkan beberapa spot foto. Pengunjung dapat memilih berfoto di mana saja. Hampir di setiap sudut wisata tersebut, dibuat spot foto dengan desain yang menarik.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, yang membuat kadang saya senyum-senyum sendiri saat membaca beberapa kata-kata jenaka yang ditulis di sebuah papan yang dipasang berdekatan dengan spot foto.
Begini kata-katanya: "Semoga yang buang sampah sembarangan segera jomblo, tetap jomblo, biar menikmati rasanya dibuang sembarangan".
Penulis: Rajif Duchlun