Aktivitas Pedagang Kecil Ternate di Tengah Imbauan Social Distancing

Konten Media Partner
28 Maret 2020 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas pedatang di Pasar Higienis Kota Ternate, Sabtu (21/03/2020). Foto: Faris Bobero/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pedatang di Pasar Higienis Kota Ternate, Sabtu (21/03/2020). Foto: Faris Bobero/cermat
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan social distancing untuk mencegah penyebaran Virus COVID-19 telah berlangsung selama seminggu belakangan. Sebagian masyarakat telah mematuhi imbauan untuk jaga jarak tidak berkerumun, sebagai upaya mencegah penularan Virus itu.
ADVERTISEMENT
Namun, pantauan cermat, pada Sabtu (28/03/2020), masih banyak masyarakat yang tetap melakukan aktivitas di keramaian karena faktor ekonomi.
Beberapa tempat yang menjadi pusat aktivitas ekonomi di Ternate masih tetap berjalan seperti biasa, salah satunya di Pasar Bahari Berkesan.
Aktivitas jual beli masih tetap berlangsung di pasar induk ini meskipun tidak seramai saat sebelum dikeluarkannya imbauan untuk jaga jarak.
Pasar ikan di Ternate sepi pembeli. Foto: Evka Mawar/cermat
Beberapa pedagang bahan kebutuhan pokok yang ditemui tim cermat mengatakan bahwa mereka tetap berjualan sebab harus memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
"Torang (kami) harus tetap jualan, kalau tarada (tidak), mau makan apa," tutur Aji, salah seorang wanita paruh baya yang menjual ikan.
Aji bilang, pendapatannya tidak terlalu jauh menurun meskipun jumlah pengunjung pasar tidak ramai. Para pembeli umumnya ramai berbelanja pada waktu tertentu seperti pagi dan sore hari.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Aji, penjual Barito bernama Yani juga mengatakan belum dapat mengikuti imbauan yang sudah disampaikan oleh Pemerintah Kota Ternate.
Suasana Pasar Higienis Bahari Berkesan yang sepi pengunjung, pada Sabtu (28/03/2020). Foto: Evka Mawar/cermat
Dirinya juga merasa khawatir tentang bahaya tertular COVID-19, namun tidak punya pilihan lain karena memiliki tanggungan dua orang anak.
Biasanya Yani mengajak serta kedua anaknya untuk ikut berjualan, namun untuk menghindari kemungkinan tertular Virus Covid-19, maka dia tidak lagi mengajak serta mereka.
Saat di tanya mengenai alasan tidak mengenakan masker, Yani menjelaskan dirinya hanya memiliki masker berbahan kain yang harus dicuci sebelum digunakan. Sebab, tidak bisa mendapatkan masker yang biasa dijual apotek.
Selain para pedagang di pasar, dampak dari social distancing juga turut dirasakan oleh para tukang ojek. Mereka mengeluhkan turunnya pendapatan secara drastis akibat sepinya penumpang setelah social distancing.
Pengemudi Ojek di depan Jatiland Mall keluhkan sepi penumpang. Foto: Evka Mawar/cermat.
Seperti Juhri, pria yang biasa mangkal di depan pasar Bahari Berkesan ini mengaku dalam sehari hanya mampu mendapatkan Rp 30.000. Jauh dari pendapatan biasanya yang bisa mencapai Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per hari.
ADVERTISEMENT
"Torang (kami) serba salah. Sebenarnya takut dan ingin di rumah saja. Tapi keluarga mau makan apa kalau begitu," ujarnya kepada cermat.
Penurunan penghasilan juga turut dialami oleh para tukang ojek di depan pusat perbelanjaan Jatiland Mall. Berkurangnya jumlah pengunjung mall mengakibatkan mereka kehilangan pendapatan yang tidak sedikit.
Salah satunya, Adi yang sudah lebih dari 9 tahun ini menjadi salah satu anggota komunitas ojek di depan Jatiland Mall. Mirisnya, dia bahkan sampai hanya membawa pulang uang Rp 10.000 dari dua penumpang pengunjung Mall.
"Jalanan sepi, mau gargaji jalan (cari penumpang dengan berkeliling) juga sama saja," keluhnya.
Kepada cermat, para pedagang dan juga tukang ojek ini menyampaikan harapannya agar ada kebijakan dari pemerintah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat kecil seperti mereka.
ADVERTISEMENT
Mereka juga berharap agar wabah ini segera berakhir sehingga mereka bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasanya.
--- Evka Mawar Puteri (reporter magang cermat)