news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

AMAN Malut Ajak Semua Pihak Perjuangkan Wilayah Adat Suku Tobelo Dalam

Konten Media Partner
11 Oktober 2019 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat Adat Tobelo Dalam, Kelompok Warga Akejira Halmahera Tengah. Foto: Dokumentasi PW AMAN MALUT
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat Adat Tobelo Dalam, Kelompok Warga Akejira Halmahera Tengah. Foto: Dokumentasi PW AMAN MALUT
ADVERTISEMENT
Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Maluku Utara mengajak sejumlah pihak untuk terlibat memperjuangkan wilayah hidup Suku Tobelo Dalam. Salah satunya di wilayah Akejira, yang berada di Pulau Halmahera.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap semua kalangan, khususnya teman-teman yang bergerak dari budayawan, seniman, aktivis dan lainnya, mari sama-sama pertahankan hutan yang ada di Halmahera," ujar Direktrur Informasi dan Komunikasi (Infokom) Aman Malut Supriyadi Sudirman, Jumat (11/10).
Supriyadi bilang, luas wilayah hutan Halmahera yang kecil saat ini, sebagian besar sudah diperuntukkan bagi industri pertambangan. Padahal, menurutnya, wilayah tersebut telah menjadi ruang hidup Suku Tobelo Dalam atau O’Hongana Manyawa, sejak lama.
"Ada sekitar 313 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Maluku Utara yang sudah diketahui banyak orang dan itu bukan rahasia lagi," ungkapnya.
Menurutnya, maraknya izin eksplorasi dan eksploitasi pertambangan telah menyentuh wilayah adat seperti wilayah adat Pagu di Halmahera Utara, Sawai di Halmahera Tengah, dan Maba di Halmahera Timur.
ADVERTISEMENT
"Akejira itu jantung Halmahera. Namun, hasil temuan kami, ada dua perusahaan, yakni PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dan PT Weda Bay Nikel (WBN) yang berada di kawasan Akejira," katanya.
Ia bilang, wilayah Akejira merupakan tempat tinggal Suku Tobelo Dalam. Selain itu, kawasan tersebut hutannya masih asri dan merupakan rumah bagi hewan endemik.
Hanya saja, lanjutnya, informasi yang diterima pihaknya, saat ini alat-alat perusahaan sudah mulai masuk di wilayah Akejira.
"Jadi, di Akejira, selain kehidupan suku Tobelo Dalam yang terancam, juga merupakan sumber mata air bagi masyarakat yang ada di Maba, Wasilei, Weda, dan Oba. Sehingga Akejira itu sangat penting untuk diperjuangkan dan dilindungi," pungkasnya.
---
Rajif Duchlun