Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Bakal Dijadikan Museum Rempah, Komunitas di Benteng Oranje Dipindahkan
11 Juni 2020 16:04 WIB
ADVERTISEMENT
Penertiban sejumlah komunitas yang selama ini menempati gedung di dalam Benteng Oranje, Ternate, oleh Dinas Kebudayaan memantik perdebatan.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Litbang Jaringan Komunitas Kota Ternate (Jarkot), Rosydan Arby mengatakan, pihaknya telah mengembalikan kunci ruangan atas permintaan Rinto Taib yang merupakan Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Ternate.
"Sejak awal memang kami sudah diminta kunci ruangan, cuma waktu itu kami tidak tahu apakah semua komunitas keluar atau tidak," ucap Rosydan, Kamis (11/6).
Menurutnya, informasi yang diperoleh mengatakan setiap komunitas di dalam Benteng Oranje itu akan ditempatkan di satu bangunan dengan tiga petak ruang. "Semacam sekretariat bersama begitu," katanya.
Hanya saja, lanjut Rosydan, Jarkot memiliki pelbagai program kelas inspirasi yang tak memungkinkan jika dilakukan di dalam sekretariat bersama.
Ia menambahkan, sebenarnya pihak Jarkot tak terlalu mempermasalahkan jika pemanfaatan benteng untuk kemaslahatan cagar kebudayaan. Namun, kata dia, menjadi keliru ketika pemanfaatan hanya berupa ruang mati. Peran komunitas penting untuk memberikan nuansa keramaian di dalam benteng seperti yang selama ini terjadi.
ADVERTISEMENT
"Benteng itu artefak ruang mati, bentuk aktivitasnya ya harus pelaku komunitas hadir di dalam situ. Itu peran pemuda dalam membangkitkan euforia kreativitas perkotaan."
"Karena Rinto Taib dari awal meminta kunci pada ketua Jarkot. Terus kabarnya bangunan itu akan difungsikan sebagai Museum Rempah. Jadi secara tidak langsung itu menandakan bahwa kami dikeluarkan," katanya.
Saat dikonfirmasi cermat, Rinto Taib mengakui bangunan yang sebelumnya ditempati Jarkot bakal difungsikan sebagai gudang penyimpanan koleksi museum dan juga ruang bagi staf.
"Idealnya sebuah museum kan ada storyline-nya. Artinya ruang yang menceritakan tentang koleksi di dalam museum. Nah, inilah berujung pada bangunan yang selama ini ditempati sebagai sekretariat Jarkot," jelasnya.
Ia juga mengatakan telah menyiapkan satu bangunan di dekat pintu masuk bagian barat sebagai bangunan khusus komunitas. Penempatan di bangunan inilah yang kemudian ditolak oleh Jarkot.
ADVERTISEMENT
Rinto pun menolak anggapan yang menyebut dengan adanya museum rempah berarti meniadakan ruang ekspresi bagi komunitas.
"Jangan dipahami karena ini permanen terus tidak boleh ada ruang ekpresi. Tidak begitu. Kalau misalnya ada pemutaran film, bazzar, dll, itu tidak masalah," katanya.
Tak hanya Jarkot, lanjut Rinto, komunitas lain seperti Timur Jauh dan Kapseti pun akan ikut dipindahkan.
Kendati begitu, Rinto menilai perdebatan seperti ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kebudayaan, khususnya kondisi cagar budaya di Ternate.