Konten Media Partner

Berbagi Sembako pada Penjahit Sepatu di Ternate yang Bekerja di Tengah Pandemi

21 Mei 2020 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang penjahit sepatu saat meneria bantuan. Foto: Layank
zoom-in-whitePerbesar
Seorang penjahit sepatu saat meneria bantuan. Foto: Layank
ADVERTISEMENT
Sore itu, Wito terduduk di emperan toko. Tepat di hadapannya, sepatu dan sendal bekas tertumpuk. Pria yang sudah lupa tahun berapa ia dilahirkan ini bekerja sebagai penjahit sepatu.
ADVERTISEMENT
Entah sudah berapa banyak alas kaki milik warga Ternate yang ia jahit sejak pertama kali menekuni pekerjaanya di tahun 1974. Boleh dibilang Wito adalah generasi awal penjahit sepatu di kota yang berada di kaki Gamalama ini.
Persis seperti kru cermat menemuinya setahun silam, sore itu Wito juga mulai mengemasi barang-barangnya. Padahal, kawan-kawannya sesama penjahit sepatu masih berkutat dengan jarum serta benang.
Kru cermat memberkan bantuan sembako kepada penjahit sepatu di Ternate. Foto: Layank
Alasannya tentu saja adalah usia yang kian merambat jauh, tenaganya sudah tak mampu bekerja lebih lama. Tapi selain itu, sepinya orderan membuatnya harus lebih awal melangkah pulang.
“Sudah sunyi, mungkin gara-gara corona,” kata Wito, Rabu (20/5).
Di tahun-tahun sebelumnya, Wito mengaku dalam sehari bisa memperoleh uang Rp 100 ribu. Jumlah tersebut bisa melonjak signifikan pada hari-hari menjelang lebaran.
ADVERTISEMENT
Tapi kini, di tengah pandemi COVID-19 yang telah merebak di Kota Ternate, membuat pendapatannya berkurang.
“Bahkan untuk dapat Rp 50 ribu pun harus menunggu berjam-jam,” tuturnya.
Hari itu saja Wito mengaku hanya menjahit tiga pasang sepatu, kendati ia telah duduk di sana seharian. Padahal, biasanya menjelang Idul Fitri seperti ini terjadi banjir pesanan terhadap jasanya.
Salah satu lansia di Ternate, ia adalah pedagang kaki lima yang terdampak pandemi. Ketika cermat mendatangi kediamannya dan menyalurkan bantuan dari kumparan, ia pun membaca doa syukur. Foto: Faris Bobero/cermat
Ia bilang, ketakutan selalu hinggap di benaknnya terkait wabah yang entah kapan berakhirnya ini. Saat cermat menemuinya pun sebuah masker putih menempel di wajahnya. Akan tetapi, kebutuhan hidup yang terus menghimpit membuatnya harus terus menggelar lapak.
Wito adalah satu dari belasan tukang jahit sepatu di jalan Hasan Boesoirie, Ternate Tengah, yang memperoleh bantuan dari kumparan. Selama dua hari, cermat partner resmi kumparan menyusuri kampung-kampung di Ternate, dari Kelurahan Tarau di Ternate Utara, hingga Kelurahan Rua di Kecamatan Pulau Ternate, guna menyalurkan 110 paket sembako.
cermat mendatangi salah satu rumah keluarga kurang mampu di Ternate dan menyalurkan bantuan sembako dari kumparan. Foto: Faris Bobero/cermat
Bantuan tersebut adalah program kumparanderma, bentuk kerjasama antara DCODE dan kumparan.
ADVERTISEMENT
Selain kepada para tukang jahit sepatu yang pendapatannya terdampak COVID-19, bantuan juga diberikan kepada para guru mengaji, porter Bandara Baabullah, para lansia dan janda, serta pedagang mainan anak-anak yang dagangannya utuh tak terjual. Adapun paket tersebut terdiri dari beras sebanyak 5 kilogram, gula pasir 1 kilogram, minyak goreng 1 kilogram, sekaleng ikan, sebungkus teh, dan uang sebesar Rp 100 ribu.
---
Artikel ini bentuk kerjasama antara DCODE dan Kumparan, saatnya kita beraksi bukan berpangku diri. #MauGerakWithDCODE more info click Dcode.id.